Rancangan dan Pengolahan Data Hasil Ekstraksi Menggunakan

17 diterapkan dalam tataran eksperimen, maka error pada data-data hasil eksperimen tidak akan dapat dihindari sehingga interpretasi secara statistik untuk RSM sangat melekat pada penerapannya [41]. RSM tidak lain sebuah model regresi linier yang memodelkan hubungan antara variabel explanatory dan variabel response . RSM mempunyai dua tahapan utama dalam analisisnya. Pertama, pemodelan regresi first order , yang biasa dinyatakan dengan persamaan linier polinomial dengan order satu [40]. Berikut adalah contoh persamaan RSM first order dengan dua faktor [40]: y = β o + β 1 x 1 + β 2 x 2 +ε 1 dimana xi adalah faktor yang diteliti dalam eksperimen atau disebut juga sebagai variabel explanatory , dan y adalah variabel respon. Ketika suatu desain eksperimen memuat titik respon optimal diantara level-level faktor yang diselidiki, maka persamaan 1 akan mengandung lack-of-fit [42] . Berikutnya, langkah kedua dapat langsung diterapkan, yakni menaikkan derajat polinomial persamaan 1 menjadi second order atau derajat dua, dengan contoh persamaan dua faktor sebagai berikut [33]: y = β o + β 1 x 1 + β 2 x 2 + β 11 x 1 2 + β 22 x 2 2 + β 12 x 1 x 2 + ε 2 Titik optimal respon secara sederhana akan didapat dengan differensial pada persamaan 2 untuk setiap variabel explanatory . Dengan demikian, akan didapatkan setting level faktor-faktor yang akan mengoptimalkan variabel respon. Hal inilah yang kemudian dikatakan sebagai proses optimasi matematis. Persamaan 2 akan diterapkan pada area yang telah mengandung titik optimal tersebut melalui eksperimen lanjutan dengan desain khusus seperti central composite design atau box-behnken design [40]. Central composite design CCD merupakan rancangan yang sangat sesuai untuk memperoleh model orde kedua. CCD terdiri dari desain faktorial, central point dan aksial point . Setiap variabel dalam percobaan memiliki nilai numerik rendah dan tinggi. Untuk mewakili variabel nilai rendah dan tinggi dikodekan dengan -1 dan +1. Titik pusat central point atau titik nol dapat didefinisikan sebagai daerah untuk kondisi optimal. Sedangkan komponen aksial dikodekan dengan - α dan +α. Nilai α dihitung dengan persamaan α = 2 k 14 , dimana k adalah banyaknya faktor perlakuan. Nilai α disebut juga dengan nilai rotatabilitas yang 18 tujuannya untuk menjaga kestabilan agar varians tidak berubah ketika desain diputar pada pusatnya [43]. Gambar 2.2 Desain Komposit Pusat CCD [44] Pada penelitian ini digunakan metode RSM-CCD Response Surface Methodology - Central Composite Design dengan tiga faktor dan 20 perlakuan. 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan selama lebih kurang 6 bulan.

3.2 Bahan dan Peralatan

3.2.1 Bahan Penelitian

Pada penelitian ini bahan yang digunakan antara lain: 1. Biji alpukat yang merupahan bahan baku dalam percobaan ini. 2. N-heptana sebagai pelarut dalam ekstraksi biji alpukat. 3. Natrium hidroksida NaOH. 4. Aquadest H 2 O. 5. Etanol C 2 H 5 OH. 6. Phenolftalein C 20 H 14 O 4 .

3.2.2 Peralatan Penelitian

Pada penelitian ini peralatan yang digunakan antara lain: 1. Termometer 2. Sokhlet 3. Refluks kondensor 4. Labu leher tiga 5. Erlenmeyer 6. Ayakan 50 mesh 7. Beaker glass 8. Timbangan 9. Pipet tetes 10. Aluminium foil 11. Bunsen 12. Gelas ukur 20 13. Buret 14. Hot plate 15. Statif dan klem 16. Corong gelas 17. Batang pengaduk 18. Corong pemisah

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan variabel bebas yaitu suhu ekstraksi T 1 , T 2 , dan T 3 , massa biji alpukat W 1 , W 2 , dan W 3 , dan volume pelarut n-heptana V 1 , V 2 , dan V 3 . Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode permukaan respon Response Surface Methodology . Response surface methodology RSM atau metode permukaan respon adalah sekumpulan metode-metode matematika dan statistika yang digunakan dalam pemodelan dan analisis, yang bertujuan untuk melihat pengaruh beberapa variabel kuantitatif terhadap suatu variabel respon dan untuk mengoptimalkan variabel respon tersebut [39]. Level-level eksperimen pada masing-masing variabel independen dikodekan sedemikian hingga level rendah berhubungan dengan -1 dan level tinggi berhubungan dengan 1 untuk mempermudah perhitungan. Desain Centra l Composite Design CCD pada eksperimen yang menggunakan tiga variabel independen nilai rotatabilitasnya = 2 3 14 = 1,6818 ≈ 1,682. Oleh karena itu, nilai ± 1,682 termasuk nilai yang digunakan untuk pengkodean [42]. Adapun level kode dan kombinasi perlakuan penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.1 Level Kode Rancangan Percobaan Variabel Satuan Kode Level dan Range -1,682 -1 +1 +1,682 Suhu ekstraksi o C T 81,6 85 90 95 98,4 Massa biji alpukat gram W 13, 2 20 30 40 46,8 Volume pelarut n-heptana ml V 215,9 250 300 350 384,1