Komposisi Asam Lemak Minyak Biji Alpukat
33 Gambar 4.1 Hasil Analisis GC Komposisi Asam Lemak Minyak Biji Alpukat
34 Dari kromatogram di atas, total 9 asam lemak teridentifikasi dalam minyak
biji alpukat. Adapun komposisi asam lemak minyak biji alpukat tersebut disajikan pada tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 Komposisi Asam Lemak Minyak Biji Alpukat
Asam Lemak Komposisi
Asam Miristat 14:0 1,4120
Asam Palmitat 16:0 20,3439
Asam Stearat 18:0 1,2328
Asam Arachidat 20:0 1,8139
Asam Palmitoleat 16:1 2,7729
Asam Oleat 18:1 15,8823
Asam Gadoleat 20:1 4,2160
Asam Linoleat 18:2 47,3531
Asam Linolenat 18:3 4,9721
Total 100,0000
Asam Lemak Jenuh SFA 24,8026
Asam Lemak Tak Jenuh Tunggal MUFA 22,8712
Asam Lemak Tak Jenuh Jamak PUFA 52,3252
Rasio Asam LinoleatAsam Linolenat 9,52
Rasio PUFASFA 2,11
Dari data komposisi asam lemak tersebut, maka dapat ditentukan bahwa berat molekul FFA minyak biji alpukat adalah 276,224 grmol. Dapat dilihat juga
minyak biji alpukat mengandung asam lemak yang dominan yaitu asam linoleat 18:2 yang merupakan asam lemak tak jenuh jamak sebesar 47,3531, asam
palmitat 16:0 merupakan asam lemak jenuh sebesar 20,3439 dan asam oleat 18:1 merupakan asam lemak tak jenuh tunggal sebesar 15,8823. Berdasarkan
hasil yang dilaporkan Bora [20] minyak biji alpukat dengan pelarut n-heksana juga mengandung asam lemak dominan yang sama tetapi dengan proporsi yang
berbeda yaitu asam linoleat 18:2 sebesar 38,892 ± 0,585, asam palmitat 16:0 sebesar 20,847 ± 0,843 dan asam oleat 18:1 sebesar 17,410 ± 0,058.
Kandungan asam linoleat, asam palmitat dan asam oleat dalam minyak dengan pelarut n-heptana lebih besar dibanding dengan yang diekstraksi menggunakan n-
heksana. Menurut Dewi [23], asam oleat merupakan prekursor untuk produksi sebagian besar PUFA asam linoleat dan linolenat, yang pada suhu tinggi asam
oleat akan teroksidasi dan berubah menjadi asam linoleat. Budhikarjono [51]
35 melaporkan bahwa reaksi oksidasi pada minyak terjadi pada suhu lebih dari 90
o
C 90
o
C. Inilah yang menyebabkan kandungan asam linoleat yang menggunakan n-heptana lebih besar dibanding dengan yang menggunakan n-heksana.
Total dari asam lemak tak jenuh tunggal MUFA yang diperoleh sebesar 22,8712 dan asam lemak tak jenuh jamak PUFA 52,3252 lebih besar
dibandingkan dengan yang dilaporkan oleh Bora [20] yaitu MUFA sebesar 20,712 dan PUFA sebesar 46,726. Tetapi total asam lemak jenuh yang
diperoleh lebih kecil dibanding dengan yang dilaporkan oleh Bora [20] sebesar 32,495. Perbedaan komposisi asam lemak ini dapat disebabkan oleh perbedaan
lokasi tumbuhan berasal dan faktor lain seperti kematangan dan proses pemanenan [20].
Rasio asam linoleat dengan asam linolenat C18:2C18:3 diperoleh sebesar 9,52 yang lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan Bora [20] dan Galvao [52]
berturut-turut yaitu 5,92 dan 2,95. Nilai rasio C18:2C18:3 yang lebih tinggi pada minyak biji alpukat berkhasiat menurunkan kolesterol darah trigliserida dan
HDL yang telah diuji pada tikus [52]. Kemudian tingginya rasio PUFASFA telah
dilaporkan dapat
mengurangi penyakit
kardiovaskular dan
direkomendasikan nilai minimumnya adalah 0,4 [52]. Rasio PUFASFA yang diperoleh sebesar 2,11. Oleh karena itu, minyak biji alpukat yang dihasilkan
cukup berkhasiat untuk kesehatan. Meskipun masih diperlukan pengujian lebih lanjut mengenai toksisitas dan kandungan di dalam minyak tersebut.