Kandungan Minyak Dalam Biji Alpukat

7 Asam Lemak Tak Jenuh Tunggal 20,712 9-tetradecenoic Acid C 14:1 0,251 ± 0,002 10-Pentadecenoic Acid C 15:1 0,321 ± 0,159 9-Hexadecenoic Acid C 16:1 1,786 ± 0,325 10-Heptadecenoic Acid C 17:1 0,372 ± 0,083 9-Octadecenoic Acid C 18:1 17,410 ± 0,058 11-Eicosenoic Acid C 20:1 0,448 ± 0,277 13-Docosenoic Acid C 22:1 0,124 ± 0,043 Asam Lemak Tak Jenuh Jamak 46,726 9,12- Octadecadienoic Acid C 18:2 38,892 ± 0,585 9,12,15- Octadecatrienoic Acid C 18:3 6,577 ± 0,028 11,14,17-Eicosatrienoic Acid C 20:3 1,257 ± 0,030 Rasio Asam lemak tak jenuhjenuh 2,07 Rasio Asam lemak tak jenuh jamakjenuh 1,44 Rasio Asam oleatlinoleat 0,45 Minyak biji alpukat mengandung asam lemak C 18:2 38,89 dan C 18:3 6,57 dengan konsentrasi tertinggi. Keuntungan dari rasio asam lemak C 18:2 C 18:3 dalam minyak biji alpukat adalah dapat berperan dalam mengurangi trigliserida dan HDL High Density Lipoprotein dalam plasma darah [20]. Sifat fisika dan kimia dari minyak biji alpukat dapat dilihat pada tabel berikut. Minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh jamak Polyunsaturated Fatty Acid PUFA diakui dapat menurunkan kolesterol darah serta meningkatkan nilai kesehatan lainnya. Asam lemak ini menurunkan kadar kolesterol total karena dalam jumlah banyak, cenderung menurunkan tidak hanya kadar kolesterol LDL kolesterol jahat tapi juga HDL kolesterol baik darah. Sedangkan asam lemak tak jenuh tunggal Monounsaturated Fatty Acid MUFA menurunkan kadar kolesterol LDL tanpa mempengaruhi kadar kolesterol HDL darah. Peningkatan kadar kolesterol HDL akan menurunkan risiko penyakit jantung [21]. Asam linoleat omega 6 dan linolenat omega 3 merupakan asam lemak tak jenuh jamak PUFA dan tergolong asam lemak esensial. Asam linoleat dan linolenat sangat penting untuk tubuh, oleh karena itu harus diperoleh dari makanan. Defisiensi asam linoleat dapat menyebabkan dermatitis, kemampuan reproduksi menurun, gangguan pertumbuhan, degenerasi hati dan rentan terhadap infeksi [22]. Asam linolenat sendiri berperan penting dalam perkembangan otak dan fungsi penglihatan [23]. 8 Tabel 2.4 Sifat Fisika dan Kimia Minyak Biji Alpukat [6] Sifat Fisika Kuantitas Specific Gravity 25 o C 0,915-0,916 Titik leleh 10,5 o C Titik nyala 245 o C Indeks refraktif 1,462 Viskositas 0,357 poise Sifat Kimia Kuantitas Free Fatty Acid FFA 0,367-0,82 Saponification number mg KOHg 246,84 Bilangan iod mg ioding 42,664 Bilangan asam mg KOHg 5,2 Esther number 241,640 Bilangan peroksida milliequivalents peroxide per 1000 gram minyak 3,3 unsaponifiable matters 15,250

2.2 Pengambilan Minyak Dari Biji Alpukat Dengan Metode Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan komponen yang diinginkan dari penyusun-penyusun lain dalam suatu campuran berdasarkan kelarutannya terhadap pelarut yang digunakan. Metode ekstraksi dipilih tergantung dari tekstur, kandungan air, bahan tumbuhan yang akan diekstraksi dan jenis senyawa yang akan diisolasi. Biasanya ekstraksi menggunakan pelarut organik sesuai dengan kepolaran komponen yang ingin dipisahkan [24]. Metode ekstraksi yang biasa digunakan antara lain : 1. Maserasi Maserasi adalah cara ekstraksi paling sederhana yang dilakukan dengan merendam serbuk kasar simplisia dengan cairan pengekstraksi selama 4-10 hari dan disimpan terlindung dari cahaya langsung mencegah reaksi yang dikatalisis cahaya atau perubahan warna. Keuntungan maserasi adalah hasil ekstraksi yang diperoleh banyak dan dapat menghindarkan perubahan kimia terhadap senyawa-senyawa tertentu karena pemanasan. Sedangkan kerugiannya adalah penyarian kurang sempurna karena terjadi kejenuhan cairan penyari dan proses membutuhkan waktu yang lama. Walaupun demikian, maserasi merupakan proses ekstraksi yang masih umum digunakan karena cara pengerjaan dan peralatannya sederhana dan mudah [24]. 9 2. Sokhlet Sokhlet adalah proses pemisahan berulang dari sampel yang berupa padatan. Sampel yang diekstrak biasanya padatan yang telah dihaluskan. Padatan ini dibungkus dengan kertas saring lalu dimasukkan dalam alat sokhlet. Pada bagian atas alat dihubungkan dengan pendingin balik sedangkan bagian bawah terdapat labu alas bulat sebagai tempat pelarut. Pemanasan dengan suhu tertentu akan menguapkan pelarut. Uap akan naik ke atas dan mengalami proses pendinginan. Ruang sokhlet akan dipenuhi oleh pelarut yang telah mengembun hingga batas tertentu, pelarut tersebut akan membawa solut dalam labu. Proses ini berlangsung terus menerus. Keuntungan metode ini adalah ekstraksi berlangsung cepat, cairan pengekstraksi yang dibutuhkan sedikit dan cairan pengekstraksi tidak pernah mengalami kejenuhan [24]. Gambar 2.1 menunjukkan rangkaian peralatan dari sokhlet ekstraktor. Gambar 2.1 Sokhlet Ekstraktor [25]