Lokasi dan Waktu Penelitian Rancangan Penelitian

20 13. Buret 14. Hot plate 15. Statif dan klem 16. Corong gelas 17. Batang pengaduk 18. Corong pemisah

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan variabel bebas yaitu suhu ekstraksi T 1 , T 2 , dan T 3 , massa biji alpukat W 1 , W 2 , dan W 3 , dan volume pelarut n-heptana V 1 , V 2 , dan V 3 . Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode permukaan respon Response Surface Methodology . Response surface methodology RSM atau metode permukaan respon adalah sekumpulan metode-metode matematika dan statistika yang digunakan dalam pemodelan dan analisis, yang bertujuan untuk melihat pengaruh beberapa variabel kuantitatif terhadap suatu variabel respon dan untuk mengoptimalkan variabel respon tersebut [39]. Level-level eksperimen pada masing-masing variabel independen dikodekan sedemikian hingga level rendah berhubungan dengan -1 dan level tinggi berhubungan dengan 1 untuk mempermudah perhitungan. Desain Centra l Composite Design CCD pada eksperimen yang menggunakan tiga variabel independen nilai rotatabilitasnya = 2 3 14 = 1,6818 ≈ 1,682. Oleh karena itu, nilai ± 1,682 termasuk nilai yang digunakan untuk pengkodean [42]. Adapun level kode dan kombinasi perlakuan penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.1 Level Kode Rancangan Percobaan Variabel Satuan Kode Level dan Range -1,682 -1 +1 +1,682 Suhu ekstraksi o C T 81,6 85 90 95 98,4 Massa biji alpukat gram W 13, 2 20 30 40 46,8 Volume pelarut n-heptana ml V 215,9 250 300 350 384,1 21 Tabel 3.2 Rancangan Percobaan Run Suhu Ekstraksi o C Massa Biji Alpukat gram Volume Pelarut n-heptana ml 1 90 30 300 2 98,4 30 300 3 90 30 300 4 90 30 300 5 85 40 250 6 81,61 30 300 7 90 30 300 8 95 20 350 9 85 20 250 10 85 20 350 11 90 46,8 300 12 90 30 215,9 13 90 13, 2 300 14 95 40 250 15 85 40 350 16 90 30 384,1 17 90 30 300 18 95 20 250 19 90 30 300 20 95 40 350

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Prosedur Utama

3.4.1.1 Prosedur Persiapan Biji Alpukat

Prosedur persiapan biji alpukat adalah sebagai berikut. 1. Biji alpukat yang telah dikumpulkan dikupas kulit arinya. 2. Dicuci dan dibersihkan dengan air. 3. Dipotong-potong untuk dikeringkan. 4. Dihaluskan dengan menggunakan blender. 5. Dikeringkan dengan menggunakan oven dengan suhu ± 100 o C. 6. Dihaluskan kembali kemudian diayak dengan ayakan 50 mesh.

3.4.1.2 Prosedur Ekstraksi Minyak Biji Alpukat

Ekstraksi minyak biji alpukat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut. 1. Peralatan ekstraksi berupa labu leher tiga, sokhlet, refluks kondensor, termometer, hot plate , statif dan klem dirangkai. 22 2. Biji buah alpukat yang telah dihancurkan, dihaluskan, dikeringkan dan diayak diumpankan ke dalam ekstraktor kemudian diikuti dengan penambahan pelarut n-heptana dengan rasio sesuai rancangan penelitian. 3. Dipanaskan dengan suhu sesuai rancangan penelitian selama 120 menit. 4. Diperoleh ekstrak berupa campuran minyak biji alpukat dan pelarut n- heptana. 5. Prosedur diulangi untuk variabel berikutnya. Gambar 3.1 Rangkaian Peralatan Ekstraksi

3.4.1.3 Prosedur Evaporasi Pelarut n-heptana Dari Minyak Biji Alpukat

Hasil Ekstraksi Ekstrak yang diperoleh pada proses ekstraksi dievaporasikan dengan cara dipanaskan menggunakan hot plate dengan suhu 100 o C pada Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara, Medan.