3. Penyertaan Modal Negara Pada Bank Mandiri
Setiap Penyertaan Modal Negara pada BUMN ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Pada Bank Mandiri Penyertaan Modal Negara dilakukan
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2003 Tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Pada Perusahaan Perseroan Persero PT Bank
Bumi Daya, Perusahaan Perseroan Persero PT Bank Dagang negara, Perusahaan Perseroan Persero PT Bank Ekspor Impor Indonesia dan
Perusahaan Perseroan Persero PT Bank Pembangunan Indonesia Sebelum Menggabungkan Diri Ke Dalam Perusahaan Perseroan Persero PT Bank
Mandiri. Pelaksanaan Penyertaan Modal Negara ke dalam modal saham persero di lakukan berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan
Perseroan Persero sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan Persero, dan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2001 tentang
Pengalihan Kedudukan, Tugas Dan Kewenangan Menteri keuangan Pada Perusahaan Perseroan Persero, Perusahaan Umum
Perum Dan Perusahaan Jawatan Perjan Kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara serta ketentuan peraturan perundangan lainnya yang
berlaku.
Kusmono: Tanggung Jawab Direksi Persero pada Pengelolaan Penyertaan Modal Negara dalam Hal Terjadi Kerugian. USU e-Repository © 2008.
Penyertaan Modal Negara pada modal saham Bank Mandiri antara lain berasal dari APBN merupakan kekayaan negara yang dipisahkan, Penyertaan
Modal Negara tersebut mengandung arti pemisahan kekayan negara yang dipisahkan, dipisahkan dari sistem pengelolaan dan pertanggung jawaban
APBN. Modal yang telah disetor pada BUMN Persero Bank Mandiri akan menjadi harta kekayaan Bank Mandiri selaku badan hukum yang mandiri dan
selanjutnya tunduk pada mekanisme berdasarkan hukum korporasi. Dengan demikian maka modal pemerintah pada Bank Mandiri akan diperlakukan sama
seperti investor lain selaku pemegang saham. Yang mempengaruhi terhadap kontrol perusahaan adalah jumlah saham yang dimiliki, semakin besar
persentase kepemilian saham terhadap perusahaan maka akan semakin besar pula kewenangan untuk mengendalikan perusahaan melalui mekanisme RUPS.
4. Analisis Kasus