dalam kekayaan negara yang harus dilindungi dari korupsi. Aset-aset BUMN termasuk dalam kekayaan negara yang harus dilindungi dari
korupsi. Kekayaan negara yang dimaksud adalah seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun, baik yang dipisahkan maupun tidak. Termasuk di
dalamnya segala bagian kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban yang berada dalam pengawasan BUMN.
2. Pengertian Keuangan Negara
Dari penelusuran penulis tentang pengertian Keuangan Negara tidak ditemukan satu pengertian yang dapat diterima bagi semua kalangan. Sebagai
pedoman ada beberapa definisi tentang Keuangan Negara dapat dikelompokkan:
135
a. Definisi Ilmiah:
1 Menurut M. Ichwan
Keuangan negara adalah rencana kegiatan secara kuantitatif dengan angka-angka di antaranya diwujudkan dalam jumlah mata uang, yang
akan dijalankan untuk masa mendatang, lazimnya satu tahun mendatang. 2
Menurut Geodhart Keuangan negara merupakan keseluruhan undang-undang yang
ditetapkan secara periodik yang memberikan kekuasaan pemerintah untuk melaksanakan pengeluaran mengenai periode tertentu dan
menunjukkan alat pembiayaan yang diperlukan untuk menutup
135
W. Riawan Tjandra, Hukum Keuangan Negara, Grasindo, Jakarta, 2006, hlm.1
Kusmono: Tanggung Jawab Direksi Persero pada Pengelolaan Penyertaan Modal Negara dalam Hal Terjadi Kerugian. USU e-Repository © 2008.
pengeluaran tersebut. Unsur-unsur Keuangan Negara menurut Geodhart meliputi :
a Periodik;
b pemerintah sebagai pelaksana anggaran;
c pelaksanaan anggaran mencakup dua wewenang, yaitu wewenang
pengeluaran dan wewenang untuk menggali sumber-sumber pembiayaan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran yang
bersangkutan, dan d
bentuk anggaran negara adalah berupa suatu undang-undang. 3
Menurut Glenn A. Welsch Budget adalah suatu bentuk statement dari rencana dan kebijaksanaan
manajemen yang dipakai dalam suatu periode tertentu sebagai petunjuk atau blue print dalam periode itu.
4 Menurut John F. Due
Budget adalah suau rencana keuangan untuk suatu periode waktu
tertentu. Government Budget anggaran belanja pemerintah adalah suatu pernyataan mengenai pengeluaran atau belanja yang diusulkan dan
penerimaan untuk masa mendatang bersama dengan data pengeluaran dan penerimaan yang sebenarnya untuk periode mendatang dan periode
yang telah lampau. Unsur-unsur definisi John F. Due menyangkut hal- hal berikut :
Kusmono: Tanggung Jawab Direksi Persero pada Pengelolaan Penyertaan Modal Negara dalam Hal Terjadi Kerugian. USU e-Repository © 2008.
a anggaran belanja yang memuat data keuangan mengenai pengeluaran
dan penerimaan dari tahun-tahun yang sudah lalu; b
jumlah yang diusulkan untuk tahun yang akan datang; c
jumlah taksiran untuk tahun yang sedang berjalan; d
rencana keuangan tersebut untuk suatu periode tertentu. 5
Menurut Otto Ekstein Anggaran belanja adalah suatu pernyataan rinci tentang pengeluaran dan
penerimaan pemerintah untuk waktu satu tahun. 6
Menurut Van der Kemp Keuangan negara adalah semua hak yang dapat dinilai dengan uang,
demikian pula segala sesuatu baik berupa uang ataupun barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan hak-hak tertebut.
7 Seminar ICW tanggal 30 Agustus - 5 Sptember 1970 di Jakarta, antara
lain, merekomendasikan pengertian Keuangan Negara adalah semua hak kewajiban yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu, baik
berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Pengertian Keuangan Negara sebagai salah satu rekomendasi seminar ICW tersebut dinilai mendekati pengertian Keuangan Negara menurut
pendapat Van der Kemp.
Kusmono: Tanggung Jawab Direksi Persero pada Pengelolaan Penyertaan Modal Negara dalam Hal Terjadi Kerugian. USU e-Repository © 2008.
b. Definisi Undang-Undang Dasar 1945
Pengertian Keuangan Negara menurut UUD 1945 dengan melakukan penafsiran dogmatis dan penafsiran restriktif,
136
dengan menghubungkan Pasal 23 ayat 1, ayat 2 dan ayat 3, yang dimaksud dengan Keuangan
Negara tidak lain adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Untuk dapat memahami Keuangan Negara Arifin P Soeria
Atmadja
137
memberikan tiga interpertasi terhadap Pasal 23 UUD 1945, yaitu:
1 ”...pengertian Keuangan Negara diartikan secara sempit dan untuk itu
dapat disebutkan sebagai Keuangan Negara dalam arti sempit, yang hanya meliputi Keuangan Negara yang bersumber pada APBN, sebagai
suatu sub-sistem dari suatu sistem Keuangan Negara dalam arti sempit.” Jika didasarkan pada rumusan tersebut, Keuangan Negara adalah semua
aspek yang tercakup dalam APBN yang diajukan oleh pemerintah kepada DPR setiap tahunnya. Dengan kata lain, APBN merupakan
deskripsi dari Keuangan Negara dalam arti sempit, sehingga pengawasan terhadap APBN juga merupakan pengawasan terhadap Keuangan
Negara.
2 berkaitan dengan metode sistematik dan historis yang
menyatakan,”...keuangan negara dalam arti luas, yang meliputi Keuangan Negara yang berasal dari APBN, APBD, BUMN, BUMD,
dan pada hakikatnya seluruh harta kekayaan negara, sebagai suatu sistem Keuangan Negara...” Makna tersebut mengandung pemahaman
Keuangan Negara dalam arti luas, adalah segala sesuatu kegiatan atau aktivitas yang berkaitan erat dengan uang yang diterima atau dibentuk
berdasarkan hak istimewa negara untuk kepentingan publik. Pemahaman tersebut kemudian lebih diarahkan pada dua hal, yaitu hak dan
kewajiban negara yang timbul dan makna Keuangan Negara. Adapun yang dimaksud dengan hak tersebut adalah hak menciptakan uang; hak
136
CST Kansil dan Christine ST Kansil dalam bukunya Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia Jilid I Pengantar Ilmu Hukum
, Balai Pustaka, Jakarta, 2000, hlm.39 mengatakan: Penafsiran dogmatis penafsiran menilik susunan yang berhubungan dengan bunyi pasal-pasal lainnya
baik dalam undang-undang itu maupun dengan undang-undang yang lain..., Penafsiran restriktif, memberi tafsiran dengan membatasi mempersempit arti kata-kata dalam peraturan itu...
137
Arifin P Soeria Atmadja, Keuangan Publik Dalam Perspektif Hukum Praktik, dan Kritik, Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005, hlm.95
Kusmono: Tanggung Jawab Direksi Persero pada Pengelolaan Penyertaan Modal Negara dalam Hal Terjadi Kerugian. USU e-Repository © 2008.
mendatangkan hasil, hak melakukan pungutan, hak meminjam, dan hak memaksa”. Adapun kewajiban adalah kewajiban menyelenggarakan
tugas negara demi kepentingan masyarakat, dan kewajiban membayar hak-hak tagihan pihak ketiga berdasarkan hubungan hukum atau
hubungan hukum khusus.
3 melalui ”pendekatan sistematik dan teologis atau sosiologis terhadap
Keuangan Negara yang dapat memberikan penafsiran yang relatif lebih akurat sesuai dengan tujuannya.” Maksudnya adalah, ”Apabila tujuan
menafsirkan Keuangan Negara tersebut dimaksudkan untuk mengetahui sistem pengurusan dan pertanggungjawabannya, maka pengertian
Keuangan Negara apabila pendekatannya dilakukan dengan menggunakan cara penafsiran sistematis dan teologis untuk mengetahui
sistem pengawasan atau pemeriksaan pertanggungjawaban, maka pengertian Keuangan Negara dalam arti luas, yakni termasuk
didalamnya keuangan yang berada dalam APBN, APBD, BUMND dan pada hakikatnya seluruh kekayaan negara merupakan obyek
pemeriksaan dan pengawasan.”
c. Definisi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
1 Pasal 1 angka 1 menjelaskan: yang dimaksud dengan Keuangan Negara
adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu, baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Dalam penjelasan undang-undang tersebut pada
pengertian dan ruang lingkup Keuangan Negara dikemukakan bahwa pendekatan yang digunakan dalam merumuskan Keuangan Negara
adalah : a
dari sisi obyek Keuangan Negara meliputi semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan
dalam bidang fiskal, moneter, dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu, baik berupa uang, maupun
Kusmono: Tanggung Jawab Direksi Persero pada Pengelolaan Penyertaan Modal Negara dalam Hal Terjadi Kerugian. USU e-Repository © 2008.
barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
b dari sisi subyek Keuangan Negara meliputi seluruh obyek
sebagaimana tersebut di atas yang dimiliki negara danatau dikuasai oleh pemerintah pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan
NegaraDaerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan Keuangan Negara.
c dari sisi proses Keuangan Negara mencakup seluruh rangkaian
kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan obyek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan
keputusan sampai dengan pertanggungjawaban. d
dari sisi tujuan Keuangan Negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan
danatau pengusaaan obyek sebagaimana tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara.
Terlihat bahwa definisi Keuangan Negara seperti yang disebutkan dalam UU Keuangan Negara, lebih dekat dengan definisi yang pernah
diberikan dalam seminar ICW tanggal 30 Agustus - 5 September 1970 di Jakarta. Definisi yang dianut oleh UU Keuangan Negara menggunakan
pendekatan luas, dengan tujuan terdapat perumusan definisi Keuangan Negara secara cermat dan teliti untuk mencegah terjadinya
multiinterpretasi dalam segi pelaksanaan anggaran, agar tidak terjadi
Kusmono: Tanggung Jawab Direksi Persero pada Pengelolaan Penyertaan Modal Negara dalam Hal Terjadi Kerugian. USU e-Repository © 2008.
kerugian negara sebagai akibat kelemahan dalam perumusan undang- undang, dan memperjelas proses penegakan hukum apabila terjadi mal
administrasi dalam pengelolaan Keuangan Negara.
138
d. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
Terkait dengan pengertian Keuangan Negara Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Pasal 1 angka 1 menyatakan:
Perbendaharaan Negara adalah pengelolan dan pertanggungjawaban Keuangan Negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan yang
ditetapkan dalam APBN dan APBD. e.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksan Pengelolaan
Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, pada Pasal 3 ayat 1 menyatakan: Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan
Negara yang dilakukan oleh BPK meliputi seluruh unsur Keuangan Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara. Dengan adanya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2004 serta Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 pengertian Keuangan Negara menjadi sangat luas tidak hanya meliputi APBN,
APBD, kekayaan negara yang dipisahkan pada BUMNBUMD, tetapi termasuk juga kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang
138
W. Riawan Tjandra, Op.cit, hlm.4
Kusmono: Tanggung Jawab Direksi Persero pada Pengelolaan Penyertaan Modal Negara dalam Hal Terjadi Kerugian. USU e-Repository © 2008.
diberikan pemerintah. Dari definisi-definisi tersebut diatas dapat ditarik benang merah bahwa pengertian Keuangan Negara meliputi dua hal yaitu:
1 Pengertian Keuangan Negara dalam arti sempit hanya meliputi APBN.
Dalam konteks Penyertaan Modal Negara pada BUMN Persero, Keuangan Negara masuk pada pengertian kekayaan negara yang dipisahkan dari
mekanisme pelaksanaan APBN, selanjutnya menjadi bagian domain privat pengaturan dan pertanggungjawaban selanjutnya didasarkan pada
mekanisme hukum korporasi. 2
Pengertian Keuangan Negara dalam arti luas meliputi kekayaan negara yang dipisahkan sebagaimana dimaksud Pasal 1 angka 1 dan Pasal 2 Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan
Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
3. Penyertaan Modal Negara Pada BUMN Persero