Peraturan Pelaksana Pembentukan Tim Pengamat Pemasyarakatan TPP

1. Peraturan Pelaksana Pembentukan Tim Pengamat Pemasyarakatan TPP

Dalam Bab IV Pasal 45 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan yang berbunyi : 1 Menteri membentuk Balai Pertimbangan Pemasyarakatan dan Tim Pengamat Pemasyarakatan. 2 Balai Pertimbangan Pemasyarakatan bertugas memberi saran dan pertimbangan kepada Menteri. 3 Balai Pertimbangan Pemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 terdiri dari para ahli di bidang pemasyarakatan yang merupakan wakil instansi pemerintah terkait, badan non pemerintah dan perorangan lainnya. 4 Tim Pengamat Pemasyarakatan yang terdiri dari pejabat-pejabat LAPAS, BAPAS atau pejabat terkait lainnya bertugas : a. Memberi saran mengenai bentuk dan program pembinaan dan pembimbingan dalam melaksanakan sistem pemasyrakatan. b. Membuat penilaian atas pelaksanaan program pembinaan dan pembimbingan; dan c. Menerima keluhan dan pengaduan dari Warga Binaan Pemasyarakatan 5 Pembentukan, susunan, dan tata cara kerja Balai Pertimbangan Pemasyarakatan dan Tim Pengamat Pemasyarakatan ditetapkan dengan Keputusan Menteri. Berdasarkan Pasal 45 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan tersebut maka lahirlah Keputusan Menteri Hukum dan Perundang- Undangan Republik Indonesia Nomor : M.02.PR.08.03 Tahun 1999 tentang Pembentukan Balai Pertimbangan Pemasyarakatan dan Tim Pengamat Pemasyarakatan, yang mengatur kedudukan, tugas dan Fungsi Tim Pengamat Pemasyarakatan TPP antara lain berbunyi : 1. TPP Pusat berada di Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan. 2. TPP Wilayah berada di Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Perundang- Undangan dan bertanggungjawab kepada Kepala Kantor Wilayah. Irmayani : Akuntabilitas Tim Pengamat Pemasyarakatan Tpp Pada Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Prespektif Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009 3. TPP Daerah di UPT Pemasyarakatan dan bertanggungjawab kepada masing- masing kepada UPT Pemasyarakatan. 61 Tugas pokok Tim Pengamat Pemasyarakatan TPP adalah : 1. Memberikan saran mengenai bentuk , dan program pembinaan, pengamanan dan pembimbingan dalam melaksanakan sistem pemasyarakatan; 2. Membuat penilaian atas pelaksanaan program pembinaan, pengamanan dan pembimbingan; dan 3. Menerima keluhan dan pengaduan dari Warga Binaan Pemasyarakatan; 62 Saran dan pertimbangan pengamatan yang dibuat oleh Tim Pengamatan Pemasyarakatan TPP merupakan rekomendasi bagi kepala dalam meyelesaikan masalah-masalah dan usulan pembinaan dengan tingkatan sebagai berikut : 1. TPP Pusat bertugas memberikan saran dan pertimbangan pengamatan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan tentang masalah-masalah dan usulan pembinaan, pengamanan dan pembimbingan WBP yang diajukan oleh TPP Wilayah dalam hal : a. Masalah-masalah penempatan dan pemindahan WBP; b. Penyeselesaian masalah-masalah usul dari daerah tentang asimilasi, pembebasan bersyarat dan remisi; c. Masalah-masalah lain yang dipandang perlu oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan. 2. TPP Wilayah bertugas memberi saran dan atau pertimbangan pengamatan kepada Kepala Kantor Wilayah tentang masalah-masalah dan usulan pembinaan, pengamanan dan pembimbingan WBP yang diajukan oleh kepala UPT Pemasyarakatan dalam hal : a. Perkembangan pelaksanaan pembinaan dan pembimbingan WBP atau perawatan tahanan di semua UPT Pemasyarakatan di Wilayah; b. Meneliti, menelaah, menilai usulan TPP Daerah sebagai bahan pertimbangan Kepala Kantor Wilayah untuk ditolak atau diteruskan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan; c. Masalah-masalah pembinaan lainnya yang dianggap perlu oleh Kepala Kantor Wilayah. 61 Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan Nomor : M.02.PR.08.03 Tahun 1999 tentang Pembentukan Balai Pertimbangan Pemasyarakatan dan Tim Pengamat Pemasyarakatan Pasal 12. 62 Ibid, Pasal 13. Irmayani : Akuntabilitas Tim Pengamat Pemasyarakatan Tpp Pada Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Prespektif Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009 3. TPP Daerah bertugas memberi saran dan pertimbangan pengamatan kepada Kepala UPT Pemasyarakatan mengenai : a. Bentuk dan program pembinaan, pengamanan dan pembimbingan WBP atau perawatan tahanan dalam melaksanakan sistem pemasyarakatan; b. Penilaian terhadap pelaksanaan program pembinaan, pengamanan dan pembimbingan WBP atau perawatan tahanan; c. Penerimaan keluhan dan pengaduan dari WBP untuk diteruskan kepada Kepala UPT; d. Pelanggaran disiplin dan pelanggaran hukum oleh WBP untuk diambil tindakan cepat dan tepat guna serta lain yang timbul dalam pelaksanaan sistem pemasyarakatan. 63 Susunan Keanggotaan Tim Pengamat Pemasyarakatan TPP sebenarnya telah diatur dalam Pasal 16 Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Republik Indonesia Nomor : M.02.PR.08.03 Tahun 1999 tentang Pembentukan Balai Pertimbangan Pemasyarakatan dan Tim Pengamat Pemasyrakatan yang antara lain menyebutkan : 1. Susunan Keanggotaan TPP Wilayah tipe A terdiri dari : a. Ketua merangkap anggota adalah Koordinator Urusan Pemasyarakatan b. Sekretaris merangkap anggota adalah Kepala Bidang Pemasyarakatan c. Anggota adalah : 1 Kepala Seksi Balai Pemasyarakatan; 2 Kepala Seksi Bindalapas; 3 Kepala Balai Pemasyarakatan di tempat kedudukan Kantor Wilayah; 4 Instansi terkait yang oleh Kepala Wilayah dipandang perlu dan perorangan atau badan yang berminat dalam bidang pemasyarakatan. 64 2. Susunan keanggotaan TPP Daerah, antara lain yaitu : a. TPP Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A, terdiri dari : 1 Ketua merangkap anggota adalah Kepala Seksi Bimbingan NarapidanaAnak Didik; 2 Sekretaris merangkap anggota adalah Kepala Seksi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan; 63 Ibid, Pasal 14. 64 Ibid, Pasal 16 ayat 2 huruf a. Irmayani : Akuntabilitas Tim Pengamat Pemasyarakatan Tpp Pada Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Prespektif Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009 3 Anggota adalah : a Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas; b Kepala Seksi Administrasi Keamanan dan Tata Tertib; c Kepala Seksi Kegiatan Kerja; d Kepala Sub Seksi Registrasi; e Kepala Subs Seksi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja; f Kepala Subs Seksi Perawatan; g Kepala Subs Seksi Kemanan; h Petugas Pembimbing Kemasyarakatan Balai Pemasyarakatan; i Hakim Pengawas dan Pengamat; j Instansi terkait dengan Pembinaan WBP; k Wali WBP; l Badan atau perorangan yang berminat terhadap pembinaan. 65 b. TPP Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B, terdiri dari : 1 Ketua merangkap anggota adalah Kepala Seksi Bimbingan NarapidanaAnak Didik; 2 Sekretais merangkap anggota adalah Kepala Seksi Registrasi dan Bimbingan Kemasyarakatan; 3 Anggota adalah : a Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas; b Kepala Seksi Administrasi Keamanan dan Tata Tertib; c Kepala Sub Seksi Perawatan; d Kepala Sub Seksi Kegiatan Kerja; e Kepala Sub Seksi Keamanan; f Petugas Pembimbing Kemasyarakatan Balai Pemasyarakatan; g Hakim Pengawas dan Pengamat; h Instansi terkait dengan Pembinaan WBP; i Wali WBP; j Badan atau Perorangan yang berminat terhadap pembinaan. 66 Walaupun susunan Tim Pengamat Pemasyarakatan TPP secara baku telah diatur dalam Pasal 16, namun masing-masing TPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dapat dilengkapi dengan beberapa staf sekretariat 67 dan bila diperhatikan isi Pasal 18 Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Republik Indonesia 65 Ibid, Pasal 16 ayat 3 huruf b. 66 Ibid, Pasal 16 ayat 3 huruf c. 67 Ibid, Pasal 17 Irmayani : Akuntabilitas Tim Pengamat Pemasyarakatan Tpp Pada Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Prespektif Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009 Nomor : M.02.PR.08.03 Tahun 1999 tentang Pembentukan Balai Pertimbangan Pemasyarakatan dan Tim Pengamat Pemasyarakatan memungkinkan terjadinya perubahan terhadap susunan anggota Tim Pengamat Pemasyarakatan berbunyi : 1. Ketua, sekretaris dan anggota TPP Pusat ditunjuk dan diangkat berdasarkan Keputusan Menteri. 2. Ketua, sekretaris dan anggota TPP Wilayah ditunjuk dan diangkat berdasarkan Keputusan masing-masing Kepala Kantor Wilayah. 3 Ketua, sekretaris dan anggota TPP Daerah ditunjuk dan diangkat berdasarkan Keputusan masing-masing Kepala UPT Pemasyarakatan. Dalam Pasal 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undang disebutkan: Dalam membentuk Peraturan Perundang-Undangan harus berdasarkan pada asas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang baik yang meliputi : a. Kejelasan tujuan; b. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat; c. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan; d. Dapat dilaksanakan; e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan; f. Kejelasan rumusan; g. Keterbukaan. Sehingga terlihat bahwa pasal-pasal dalam Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Republik Indonesia Nomor : M.02.PR.08.03 Tahun 1999 tersebut telah memenuhi asas Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan.Terutama pada huruf d asas ”dapat dilaksanakan” adalah bahwa setiap Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus memperhitungkan efektifitas Irmayani : Akuntabilitas Tim Pengamat Pemasyarakatan Tpp Pada Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Prespektif Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009 Peraturan Perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat , baik secara filosofis, yuridis maupun sosiologis. 68 Melihat dari susunan anggota Tim Pengamat Pemasyarakatan TPP yang diatur dalam Pasal 16 Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Nomor : M.02.PR.08.03 Tahun 1999 tentang Pembentukan Balai Pertimbangan Pemasyarakatan dan Tim Pengamat Pemasyarakatan memasukan : Hakim Pengawas dan Pengamat, Instansi terkait dengan Pembinaan WBP, Wali WBP dan Badan atau Perorangan yang berminat terhadap pembinaan maka hal ini sesuai dengan teori Leo Fonseka. Dalam teori Leo Fonseka menjelaskan bahwa ada 3 tiga pilar utama di dalam Pembangunan Nasional yaitu Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat, maka dengan sistem Pemasyarakatan Indonesia SIPASINDO juga ada 3 tiga pilar utama di dalam ”Membangun Manusia Mandiri” ketiga Pilar tersebut adalah Masyarakat, Gaspas Petugas Pemasyarakatan dan Napi Narapidana yang mana ketiganya harus saling terkait dan saling menjaga keseimbangan di dalam memecahkan suatu permasalahan yang ada khususnya membangun Manusia Mandiri . 69 Dalam susunan Tim Pengamat Pemasyarakatan TPP sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 16 Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Republik Indonesia Nomor : M.02.PR.08.03 Tahun 1999 tentang Pembentukan Balai Pertimbangan Pemasyarakatan dan Tim Pengamat Pemasyarakatan khususnya untuk 68 Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. 69 Adi Sujatno dan Didin Sudirman, Pemasyarakatan Menjawab Tantangan Zaman, Jakarta : Vetlas Production Humas Ditjen Pemasyarakatan : 2008, hlm.26. Irmayani : Akuntabilitas Tim Pengamat Pemasyarakatan Tpp Pada Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Prespektif Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009 DaerahUnit Pelaksana Tehnis terlihat jelas bahwa yang menjadi anggota Tim Pengamat Pemasyarakatan TPP adalah petugas atau pihak-pihak yang berhubungan atau beriteraksi langsung dengan narapidana. Hal ini dapat di lihat yaitu: 1. Ketua merangkap anggota adalah Kepala Seksi Bimbingan NarapidanaAnak Didik dan Kegiatan Kerja dengan ikhtisar Jabatan : Mengkordinasikan pelaksanaan registrasi, statistik, dokumentasi, pembinaan mentalrohani dan fisik serta perawatan kesehatan narapidanaAnak didik sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas pemasyarakatan. 2. Sekretaris merangkap anggota adalah Kepala Sub Seksi dan Bimbingan Kemasyarakatan dengan ikhtisar jabatan : melakukan dan membuat pendataan, statistik, dokumentasi sidik jari, serta memberikan bimbingan dan penyuluhan rohani, latihan olah raga, peningkatan pengetahuan, assimilasi, cuti dan pelepasan narapidanaAnak didik sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas pemasyarakatan. 3. Anggota yaitu Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan, dengan ikhtisar jabatan yaitu : mengkoordinasikan pelaksanaan tugas penjagaan pengamanan dan ketertiban sesuai jadwal jaga tugas agar tercapai kemanan dan ketertiban dilingkungan Lembaga Pemasyarakatan. 4. Anggota yaitu Kepala Seksi Administrasi Keamanan dan Tata Tertib. Dengan ikhtisar jabatan yaitu : mengkoordinasikan kegiatan administrasi keamanan dan Tata Tertib dengan mengatur jadwal tugas dan penggunaan perlengkapan sesuai Irmayani : Akuntabilitas Tim Pengamat Pemasyarakatan Tpp Pada Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Prespektif Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009 peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam rangka tercipta suasana aman dan tertib dilingkungan Lembaga Pemasyarakatan. 5. Anggota yaitu Kepala Sub Seksi Perawatan NarapidanaAnak didik , dengan ikhtisar jabatan yaitu : melaksanakan pelayanan kesehatanperawatan dan penyediaan pakaian dan makanan sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan Narapidana dan Anak Didik. 6. Anggota yaitu Kepala Sub Seksi Kegiatan Kerja, dengan ikhtisar jabatan yaitu : Melaksanakan pemberian bimbingan kerja dan mempersiapkan fasilitas sarana kerja serta mengelola hasil kerja dari pada NarapidanaAnak Didik di Lingkungan Lembaga Pemasyarakatan. 7. Anggota yaitu Kepala Sub Seksi Keamanan, dengan ikhtisar jabatan yaitu : menyelenggarakan tugas pengamanan dan ketertiban, mengaturmembuat jadwal tugas dan penggunaan perlengkapan pengamanan jaga sesuai peraturan dan petunjuk yang berlaku agar tercipta suasana aman dan tertib dilingkungan Lembaga Pemasyarakatan. 70 Terdapat anggota lain yaitu : 1. Petugas Pembimbing Kemasyarakatan Balai Pemasyarakatan Keikutsertaan Pembimbing Kemasyarakatan Balai Bispa dalam persidangan : 70 Uraian Jabatan Struktural Lembaga Pemasyarakatan Kls II, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Departemen Kehakiman Republik Indonesia, Tim Analisa Jabatan, Jakarta : 1991. Irmayani : Akuntabilitas Tim Pengamat Pemasyarakatan Tpp Pada Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Prespektif Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009 a. Pembimbing Kemasyarakatan mempunyai tugas mengikuti sidang yang diselenggarakan oleh Pengadilan Negeri maupun Tim Pengamat Pemasyarakatan. b. Dalam sidang di Pengadilan Negeri, Pembimbing Kemasyarakatan memberikan penjelasan tentang laporan penelitian Kemasyarakatan yang dibuat. c. Dalam sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Pembimbing Kemasyarakatan memberikan penjelasan tentang laporan penelitian Kemasyarakatan yang dibuat serta memberikan pertimbangan- pertimbangan dalam menentukan program bimbingan narapidana, Anak Negara dan Anak Sipil. 71 2. Hakim Pengawas dan Pengamat Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP berbunyi : 1 Hakim pengawas dan pengamat mengadakan pengawasan guna memperoleh kepastian bahwa putusan pengadilan dilaksanakan sebagaimana mestinya. 2 Hakim pengawas dan pengamat mengadakan pengamatan untuk bahan penelitian demi ketetapan yang bermanfaat bagi pemidanaan, yang diperoleh bagi perilaku narapidana atau pembinaan lembaga pemasyarakatan serta pengaruh timbal balik terhadap narapidana selama menjalani pidananya. 3 Pengamatan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tetap dilaksanakan setelah terpidana selesai menjalani pidananya. 4 Pengawas dan pengamatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 277 berlaku pula bagi pemidanaan bersyarat. Hakim Pengawas dan Pengamat Hakim Wasmat untuk melaksanakan tugas seperti yang telah diatur dalam KUHAP hendaknya bekerja sama dengan Tim 71 Lampiran Keputusan Menteri Kehakiman R.I Nomor : M.02-PK.04.10 Tahun 1990 tanggal 10 April 1990 tentang Pola Pembinaan NarapidanaTahanan huruf K point 4. Irmayani : Akuntabilitas Tim Pengamat Pemasyarakatan Tpp Pada Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Prespektif Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009 Pengamat Pemasyarakatan TPP, sehingga pertimbangan kegiatan pembinaan dan bimbingan dapat berdaya guna dan berhasil guna. 72 3. Instansi terkait dengan Pembinaan WBP. Dalam rangka pembinaan, maka para petugas pemasyarakatan harus mampu melibatkan instansi-instansi yang terkait, baik yang sudah terlibat melalui surat Keputusan Bersama, maupun yang belum. Keikutsertaan Instansi terkait dalam susunan anggota Tim Pengamat Pemasyarakatan TPP adalah dalam hal pelaksanaanpembahasan persidangan yang memerlukan pendapat atau peran serta pihak lain, misalnya : Kejaksaan Negeri, untuk mengetahui masih ada atau tidaknya perkara lain dari narapidana yang akan mendapat program pembinaan cukup tertera dari jawaban surat yang dimintakan oleh Lembaga Pemasyarakatan terutama pembinaan yang bersifat extramural. Saat ini Instansi terkait tidak dalam susunan keanggotan TPP karena pendapat atau keterangan yang hendak diketahui 15 lima belas hari sebelum persidangan. 73 Selain itu dengan diperluasnya tugas pembinaan Pemasyarakatan, maka kini telah ditingkatkan kerja sama dengan instansi-instansi lain dan pihak swasta. Agar kerja sama dimaksud dapat memberikan manfaat yang optimal bagi Pembinaan pemasyarakatan, maka hendaklah harus memperhatikan beberapa hal antara lain yaitu : 1. Sebelum menyepakati suatu kerja sama, maka perlu penelaahan lebih dahulu secara seksama tentang manfaatnya bagi Pembinaan Pemasyarakatan. 72 Ibid, point 2. 73 Wawancara dengan Kasi Binadik, Sinarta Tarigan,SH selaku Ketua TPP Lembaga Pemasyarakatan Kls II B Lubuk Pakam,Senin, 19 Januari 2009. Irmayani : Akuntabilitas Tim Pengamat Pemasyarakatan Tpp Pada Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Prespektif Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009 2. Kalau sudah ditentukan manfaatnya secara konkret, maka konsep naskah segera dibuat dan sebelum penandatanganan oleh Kakanwil DepkehKalapasKarutan, maka harus dilaporkan ke Direktur Jenderal Pemasyarakatan. 3. Khusus kerja sama biasa dalam rangka peningkatan pembinaan mentalketerampilan narapidana seperti kerja sama dengan instansiKanwil Departemen Agama atau Kanwil P K, dengan ini diberikan petunjuk : a. Kalau obyeknya meliputi ruang lingkup nasional, maka dengan sendirinya naskah kerja sama ditanda tangani Menteri Kehakiman dengan InstansiPimpinan Lembaga yang bersangkutan. b. Kalau obyeknya terbatas untuk ruang lingkup daerah, maka ditanda tangani oleh Kakanwil Departemen Kehakiman dengan Pimpinan Instansi setempat. 74 4. Wali Warga Binaan Pemasyarakatan WBP. Agar pelaksanaan pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan berdaya guna dan berhasil guna perlu menyertakan petugas Pemasyarakatan sebagai pendamping yang berperan sebagai fasilitator, komunikator, dan motivator selama berlangsungnya proses pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan. Wali Pemasyarakataan adalah petugas Pemasyarakatan yang 74 Surat Edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor : E.UM.06.07.127 Tahun 1988 tentang Tata Cara Pembuatan Kerja Sama Dengan Instansi Lain dan Pihak Swasta. Irmayani : Akuntabilitas Tim Pengamat Pemasyarakatan Tpp Pada Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Prespektif Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009 melakukan pendampingan terhadap Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan selama menjalani pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan. 75 Tugas Wali Pemasyarakatan adalah sebagai berikut : 1 Wali Pemasyarakatan melaksanakan tugas pendampingan selama Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan menjalani proses pembinaan, baik dalam berinteraksi dengan sesama penghuni, petugas, keluarga maupun anggota masyarakat. 2 Wali Pemasyarakatan berkewajiban : a. Mencatat identitas, latar belakang tindak pidana, latar belakang kehidupan sosial, serta menggali potensi Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan untuk dikembangkan dan diselaraskan dengan program pembinaan; b. Memperhatikan, mengamati, mencatat perkembangan pembinaan, perubahan perilaku yang positif, hubungan dengan keluarga dan masyarakat, serta ketaatan terhadap tata tertib LAPAS atau RUTAN; c. Membuat laporan perkembangan pembinaan dan perubahan perilaku sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk kepentingan sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan dalam menetapkan program pembinaan lebih lanjut; 3 Wali Pemasyarakatan berwenang : a. Mengusulkan kepada Tim Pengamat Pemasyarakatan agar Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan dapat program pembinaan berdasarkan bakat, minat dan mengenai program pembinaan sesuai dengan tahapan dan proases pemasyarakatan; b. Menerima keluhan dan melakukan konsultasi jika Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan mengalami hambatan, baik dalam berinteraksi dengan sesama penghuni dan petugas maupun dalam mengikuti program pembinaan. 76 Selain itu disebutkan : 1 Tugas Wali Pemasyarakatan dapat dimulai sejak seseorang masih berstatus sebagai tahanan 75 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : M.01.PK.04.10. Tahun 2007, Pasal 1. 76 Ibid, Pasal 2. Irmayani : Akuntabilitas Tim Pengamat Pemasyarakatan Tpp Pada Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Prespektif Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009 2 Tugas perwalian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berpegang pada asas praduga tidak bersalah dan tidak mencampuri hal-hal yang berkaitan dengan teknis yudisial atas tahanan yang bersangkutan. 77 Sidang TPP Daerah yang membahas keberadaan masing-masing WBP di UPT Pemasyarakatan wajib dihadiri oleh Wali WBP yang bersangkutan. 78 5. Badan atau perorangan yang berminat terhadap pembinaan Badan atau perorangan adalah merupakan bagian dari masyarakat yang merupakan unsur pendukung sistem Pemasyarakatan, yang nantinya merupakan tempat narapidana untuk berinteraksi di tengah-tengah masyarakat. Keikutsertaan Badan atau perorangan dalam persidangan biasanya yang menyangkut program Asimilasi yang bersifat khusus misalnya : Kerja Bakti, maka dalam hal ini LurahKepala Desa akan diundang untuk ikut dalam sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan TPP. 79

2. Implementasi Pembentukan Tim Pengamat Pemasyarakatann TPP di Tingkat Kantor Wilayah dan Daerah

Dokumen yang terkait

Perlindungan HUkum Terhadap Petugas Pemasyarakatan Di Dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan

1 82 146

Pembinaan Narapidana di Lembaga :Pemasyarakatan Menurut Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor.12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan,(Studi Kasus Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tanjung Gusta Medan)

0 32 344

Perlindungan Terhadap Narapidana Anak Ditinjau Dari Undang-Undang Pemasyarakatan Nomor 12 Tahun 1995

1 64 118

Pelaksanaan Pembinaan Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan (Studi Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai)

1 41 122

PERANAN TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN (TPP) DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN NARAPIDANA

4 19 55

PEMBINAAN NARAPIDANA LAKI LAKI DAN WANITA DALAM SATU LEMBAGA PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA YOGYAKARTA DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN

0 7 79

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PELAKSANAAN PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLATEN DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995.

0 3 12

PENDAHULUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLATEN DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995.

0 4 12

PENUTUP PELAKSANAAN PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLATEN DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995.

0 4 6

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA LANJUT USIA DIHUBUNGKAN DENGAN TUJUAN SISTEM PEMASYARAKATAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN.

0 0 1