Upaya-Upaya Yang Dilakukan Dalam Menanggulangi Hambatan-Hambatan Yang Ada

gejolak dalam LapasRutan. 148 Para narapidana yang tidak mampu, tidak dapat menyediakan dana untuk foto copy berkas usulan Pembebasan Bersyarat terutama salinan vonis dan Penelitian KemasyarakatanLitmas. Sehingga tidak dapat dipungkiri masalah anggaran dalam proses pembinaan integrasi ini memegang peranan yang sangat menentukan sekaligus menjadi faktor penghambat bagi pelaksanaan tugas Tim Pengamat Pemasyarakatan TPP dalam melaksanakan tugas. Tidak tersedianya ruang khusus bagi Tim Pengamat Pemasyarakatan TPP dalam melaksanakan tugas, terutama ruang untuk persidangan membuat Tim Pengamat Pemasyarakatan TPP bekerja tidak efektif dan efesien.

B. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Dalam Menanggulangi Hambatan-Hambatan Yang Ada

1. Secara Yuridis a. Susunan Keanggotaan Susunan keanggotaan Tim Pengamat Pemasyarakatan yang diatur dalam Pasal 16 Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Republik Indonesia Nomor : M.02.PR.08.03 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Balai Pertimbangan Pemasyarakatan dan Tim Pengamat Pemasyarakatan bukanlah suatu keharusan karena bila diperhatikan ke pasal 148 Surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor : E.PK.04.05-158, Perihal : Peningkatan Pemberian Pembebasan Bersyarat, tanggal 14 Desember 1999. Irmayani : Akuntabilitas Tim Pengamat Pemasyarakatan Tpp Pada Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Prespektif Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009 lainnya yaitu Pasal 17 yang membolehkan diangkatnya beberapa staf untuk membantu tugas. Kemudian dalam Pasal 18 menetapkan bahwa ketua, sekretaris dan anggota ditunjuk dan diangkat oleh Kepala Unit Pelaksana Tehnis. Namun demikian harus tetap dijaga keserasian dan keselerasan dari pasal-pasal tersebut hal-hal mana yang lebih menunjang pencapaian tujuan dari Tim Pengamat Pemasyarakatan untuk dapat membuat suatu keputusan yang mengandung unsur akuntabilitas, tranparansi, keterbukaan dan sesuai aturan hukum. b. Peraturan Pelaksana Tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Hak-Hak Narapidana. Peraturan Pelaksana tentang syarat dan tata cara pemberian hak-hak narapidana secara keseluruhan sering mengalami perubahan. Tim Pengamat Pemasyarakatan TPP dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam mewujudkan pelayanan publik dalam Lembaga Pemasyarakatan harus mempunyai wawasan yang luas dan bersikap proaktif dalam menyikapi terjadinya perubahan peraturan-peraturan tersebut. Untuk mewujudkan Tim Pengamat Pemasyarakatan yang memiliki unsur administrasi publik yaitu akuntabilitas, transparansi, keterbukaan dan sesuai aturan hukum, maka harus dibuat laporan dan administrasi persidangan yang baku. Secara baku pengaturan administrasi dan bentuk laporan Tim Pengamat Pemasyarakatan TPP belum pernah dibuat, namun demikian berdasarkan Matrik Tolok Ukur Kinerja Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan Irmayani : Akuntabilitas Tim Pengamat Pemasyarakatan Tpp Pada Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Prespektif Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009 Rumah Tahanan Negara Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, terdapat indikatorkegiatan tentang Tim Pengamat Pemasyarakatan tentang : 1. Buku Resume Sidang TPP 2. Buku Hadir Sidang TPP 3. Buku Narapidana yang akan disidang TPP

2. Secara Non Yuridis

Dokumen yang terkait

Perlindungan HUkum Terhadap Petugas Pemasyarakatan Di Dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan

1 82 146

Pembinaan Narapidana di Lembaga :Pemasyarakatan Menurut Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor.12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan,(Studi Kasus Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tanjung Gusta Medan)

0 32 344

Perlindungan Terhadap Narapidana Anak Ditinjau Dari Undang-Undang Pemasyarakatan Nomor 12 Tahun 1995

1 64 118

Pelaksanaan Pembinaan Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan (Studi Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai)

1 41 122

PERANAN TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN (TPP) DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN NARAPIDANA

4 19 55

PEMBINAAN NARAPIDANA LAKI LAKI DAN WANITA DALAM SATU LEMBAGA PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA YOGYAKARTA DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN

0 7 79

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PELAKSANAAN PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLATEN DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995.

0 3 12

PENDAHULUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLATEN DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995.

0 4 12

PENUTUP PELAKSANAAN PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLATEN DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995.

0 4 6

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA LANJUT USIA DIHUBUNGKAN DENGAN TUJUAN SISTEM PEMASYARAKATAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN.

0 0 1