mengatur atau bertanggung jawab agar CSR terprogram dalam kebijakan perusahaan, tidak sekedar suatu pengharapan, melainkan suatu keharusan untuk memenuhinya,
dan oleh karena itu harus diatur pemerintah dengan peraturan perundang – undangan yang terkait.
150
2. Perseroan yang bergerak di bidang pengelolaan atau berkaitan dengan sumber
daya alam SDA
Ketentuan kewajiban melakukan CSR ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan perseroan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan
lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat.
Hanya dalam dua dekade 1970 – 1990, jumlah korporasi meningkat dramatis dari 7.000 Transnational Corporations TNCs menjadi 37 ribu. Korporasi
paling bertanggung jawab atas timbulnya polusi, pemanasan global, dan pengurasan sumber daya di seluruh dunia serta memiliki andil besar pada munculnya pola-pola
konsumsi sesaat dan budaya konsumtif, institusi itu tidak tersentuh. Bahkan, dengan kemampuannya, korporasi bisa melakukan adaptasi luar biasa. Misalnya ketika ia
dihadapkan dengan paradigma pembangunan berkelanjutan. Secara bertahap, aspek lingkungan mulai mewarnai korporasi kemudian muncul konsep CSR. Bahkan
beberapa korporasi sengaja menempatkan aspek lingkungan sebagai keunggulan
150
H. Amidhan, Menggagas Corporate Social Responsibility CSR Berperspektif HAM, disampaikan dalam rangka Focused Group Discussion FGD “Corporate Social Responsibility CSR
berbasis HAM”, oleh Sub komisi Ekosob Komnas HAM, tanggal 19 April 2007 di Garuda Plaza
Hotel, Jl. Sisingamangaraja No. 18 Medan, hal. 2 - 3
Ika Safithri : Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility CSR Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,2008.
USU e-Repository © 2008
utama.
151
Oleh karena perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam dan pengelolaannya memegang peranan yang sangat penting terutama berkaitan dengan
keberlanjutan lingkungan hidup sebagai warisan untuk generasi yang akan datang. Sumber daya alam yang dimaksud merupakan sumber daya alam yang bisa
diperbaharui renewable resources maupun sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui unrenewable resources. Usaha SDA memang wajar mempunyai
kewajiban menjaga lingkungan. Dalam UU Perseroan Terbatas, perseroan yang diwajibkan melakukan CSR terdiri dari :
152
151
Lihat Khudori, Ibid.,menyebutkan bahwa Transational Corporations TNCs kini mendominasi ekonomi dunia, yakni mengontrol 67 dari 75 total investasi global, 500 TNCs
mengontrol 70 perdagangan global, setengah dari seluruh investasi FDI di dunia sahamnya dimiliki hanya 1 TNCs. Menurut Tony Clarke 2001, dari 100 institusi terkaya dunia, termasuk negara, 52 di
antaranya TNCs. Kekuatan nominal TNCs jauh melebihi kekuatan negara. TNCs-TNCs itu berasalberlokasi di AS 185, Eropa 158, dan Jepang 100. Mereka itulah yang menjadi lokomotif
sistem ekonomi neoliberal di seluruh dunia. Dengan kekuatannya itu, TNCs mendikte kebijakan negara tempat ia tinggal lewat lobi partai dan penguasa. Karena kuatnya lobi, koalisi TNCs menaikkan
sumbangan politisnya ke Partai Republik di AS yang berkuasa, dari US37 juta 1992 menjadi US53 juta 2002. Kini 72 pundi partai itu dipasok TNCs The New York Times, 9 September 2003. Kuasa
korporasi juga berasal dari kekuatan lobi-lobi politik yang tercermin dari nama-nama besar, terutama mantan diplomat atau mantan pemimpin politik dalam daftar pimpinan korporasi. Di situs grup
Freeport
ada Dr Henry A Kissinger dan J Stapleton Roy. Tokoh-tokoh seperti itu punya jalur diplomasi dengan pimpinan negara tempat eksploitasi dilakukan dan punya akses ke pemerintahan di
negara asal korporasi. Lewat lobi dan tekanan politik, keputusan yang dibuat akan lebih menguntungkan korporasi.
152
Lihat penjelasan Pasal 74 ayat 1 UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Lihat juga “Ini Dia Jeroannya : RPP CSR”, http:www.hukumonline.comdetail.asp?id=
19664cl=Berita diakses tanggal 11 Juli 2008.
Lihat juga “Klausul CSR Hanya untuk Bidang Sumber Daya Alam
:
RUU Perseroan Terbatas”
http:www.hukumonline.comdetail.asp?id=17194cl=Berita diakses tanggal 11 Juli
2008 bahwa awalnya kewajiban untuk semua perseroan. Posisi kini, hanya bagi perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam SDA. “Bisa pertambangan, bisa perkebunan,” tutur Ketua
Panitia Khusus RUU PT Pansus PT, Akil Mochtar. Beliau juga menanggapi datar adanya protes dari para pengusaha itu. “Saya pikir ini bukan hal yang luar biasa. Usaha SDA memang sudah sewajarnya
menjaga lingkungannya,”. Meski hanya wajib bagi perusahaan bidang SDA, tidak menutup kemungkinan perusahaan lain juga didorong mempraktekkannya juga. “Misalnya perusahaan asuransi
atau perbankan. Lebih bagus kalau mereka menerapkannya,” ujar Akil.
Ika Safithri : Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility CSR Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,2008.
USU e-Repository © 2008
a. Perseroan yang menjalani kegiatan usahanya di bidang sumber daya alam,
yaitu perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam; maksudnya adalah perseroan yang benar – benar bergerak di
bidang SDA. Rancangan Peraturan Pemerintah secara eksplisit mencontohkan kegiatan pertambangan, kehutanan dan kelautan.
b. Perseroan yang menjalani kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber
daya alam, yaitu perseroan yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan usaha berdampak pada fungsi kemampuan
sumber daya alam; maksudnya adalah kegiatan usaha yang berdampak pada fungsi kemampuan SDA. Rancangan Peraturan Pemerintah secara tersurat
memberi contoh rumah sakit dan industri tekstil. Dengan melihat kualifikasi perseroan yang diwajibkan CSR seperti yang
disebutkan di atas maka pemerintah sebagai regulator dalam membuat peraturan pelaksanaannya harus memperjelas konteks kegiatan usaha pada bidang sumber daya
alam tersebut. Hal ini dapat juga dikoordinasikan dengan departemen yang terkait dengan indeks kualifikasi perseroan tersebut seperti melalui Departemen
Perindustrian dan Departemen Perdagangan dimana terdapat kualifikasi perusahaan industri dan perdagangan antara lain industri logam, industri kertas, industri baja,
industri ban dan industri lainnya khususnya sumber daya alam yang tidak terbarukan seperti perseroan yang mengelola sumber daya mineral perseroan pertambangan.
Terlebih lagi jika memperhatikan Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 : “ Bumi dan air dan
Ika Safithri : Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility CSR Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,2008.
USU e-Repository © 2008
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar – besar kemakmuran rakyat. “
3. CSR dianggarkan sebagai biaya