Latar Belakang Dr. Mahmul Siregar, SH, M.Hum

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Milton Friedman 1 , sang ekonom pemenang hadiah Nobel, bersikap pesimis atas segala upaya menjadikan perusahaan sebagai alat tujuan sosial. Tujuan korporasi, menurutnya, hanyalah menghasilkan keuntungan ekonomi bagi pemegang sahamnya. Jika korporasi memberikan sebagian keuntungannya bagi masyarakat dan lingkungan, maka korporasi telah menyalahi kodratnya begitu tambah Joel Bakan dalam bukunya, The Corporation, apapun cara akan dipakai korporasi untuk mencari laba setinggi- tingginya. 2 Friedman menyimpulkan bahwa doktrin tanggung jawab sosial dari bisnis merusak sistem ekonomi pasar bebas. Doktrin ini juga bersifat ancaman terhadap masyarakat yang bebas dan demokratis. Kemudian Friedman menyatakan, yang dikutip dari bukunya Capitalism and Freedom, bahwa dalam masyarakat bebas : “terdapat hanya satu tanggung jawab sosial untuk bisnis, yakni memanfaatkan sumber daya alam dan melibatkan diri dalam kegiatan – kegiatan yang bertujuan meningkatkan keuntungannya, selama hal itu sebatas aturan – aturan main, artinya, 1 Milton Friedman 1912- adalah profesor emeritus dari Universitas Chicago dan pemenang hadiah Nobel bagian ekonomi pada tahun 1976. Milton Friedman adalah pelopor utama dari neoliberalisme, aliran dalam ekonomi yang ingin sedapat mungkin menerapkan pemikiran liberalisme klasik Adam Smith pada abad ke – 20. Milton Friedman telah merumuskan pandangannya tentang tanggung jawab sosial perusahaan dalam bukunya, Capitalism and Freedom 1962, tetapi yang menjadi terkenal dalam konteks ini adalah tulisannya yang dimuat dalam New York Times Magazine, 13 September 1970, dengan judul The social responsibility of business is to increase its profits. 2 Siti Maemunah, Negara Lemah, CSR Menguat, Forum Keadilan No.22, tanggal 23 September 2007, hal. 46. Ika Safithri : Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility CSR Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,2008. USU e-Repository © 2008 melibatkan diri dalam kompetisi yang terbuka dan bebas tanpa penipuan dan kecurangan.” 3 Bahkan, Milton Friedman mengungkapkan bisnis dari bisnis hanyalah bisnis The business of business is business. Tanggung jawab sosial hanya ada pada individu dan tidak melekat pada perusahaan sebab tanggung jawab perusahaan adalah menghasilkan keuntungan yang sebesar – besarnya bagi pemegang saham. 4 Jika dipandang dari segi moral hakikat manusia maupun hakikat kegiatan bisnis itu sendiri, diyakini bahwa tidak benar kalau para manajer perusahaan hanya memiliki tanggung jawab dan kewajiban moral kepada pemegang saham. Para manajer perusahaan sebagai manusia dan sebagai manajer sekaligus mempunyai tanggung jawab dan kewajiban moral kepada banyak orang dan pihak lain yang berkaitan dengan kegiatan dan operasi bisnis perusahaan yang dipimpinnya. Para manajer perusahaan mempunyai tanggung jawab dan kewajiban moral untuk memperhatikan hak dan kepentingan karyawan, konsumen, pemasok, penyalur, masyarakat setempat, dan seterusnya. Singkatnya, tanggung jawab dan kewajiban moral para manajer perusahaan tidak hanya tertuju kepada shareholders pemegang saham tetapi juga kepada stakeholders pada umumnya. 5 Perusahaan itu sesungguhnya tidak hanya memiliki sisi tanggung jawab ekonomis kepada para shareholders seperti bagaimana memperoleh profit dan menaikkan harga saham atau tanggung jawab legal kepada pemerintah, seperti 3 K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis Seri Filsafat Atmajaya : 21, Yogyakarta : Kanisius, 2000, hal.294. 4 Sri Hartati Samhadi, Etika Sosial Perusahaan Multinasional, Harian Kompas, tanggal 4 Agustus 2007. 5 Erni R. Ernawan, Business Ethics : Etika Bisnis, Bandung : CV. Alfabeta, 2007, hal. 28. Ika Safithri : Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility CSR Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,2008. USU e-Repository © 2008 membayar pajak, memenuhi persyaratan AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, dan ketentuan lainnya. Namun, jika perusahaan ingin eksis dan akseptabel, harus disertakan pula tanggung jawab yang bersifat sosial. 6 CSR mengalami evolusi dan metamorfosis dalam rentang waktu yang cukup panjang. Seiring dengan berjalan waktunya, masyarakat tak sekadar menuntut perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukannya, melainkan juga menuntut untuk bertanggung jawab secara sosial. Karena, selain terdapat ketimpangan ekonomi antara pelaku usaha dengan masyarakat di sekitarnya, kegiatan Perkembangan komunitas dengan aktivitasnya pada masa sekarang ini semakin mengglobal, dan ini dijembatani oleh adanya arus informasi dan komunikasi yang telah mencapai keadaan tanpa batas. Pada saat banyak perusahaan menjadi semakin berkembang, maka pada saat itu pula kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat terjadi. Karena itu muncul pula kesadaran untuk mengurangi dampak negatif ini. Banyak perusahaan swasta kini mengembangkan apa yang disebut Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility yang selanjutnya dalam penulisan ini disingkat CSR. Wacana CSR ini sudah menjadi tren global. Banyak perusahaan telah menggeser paradigma sempit yang menyatakan bahwa orientasi seluruh kegiatan perusahaan hanyalah profit, dimana aktivitas apapun harus ditakar dari sudut menambah keuntungan finansial secara langsung atau tidak. Pergeseran CSR telah mengalami perkembangan yang lebih luas. 6 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Gresik : Fascho Publishing, 2007, hal. xxiii. Ika Safithri : Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility CSR Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,2008. USU e-Repository © 2008 operasional perusahaan umumnya juga memberikan dampak negatif, misalnya eksploitasi sumber daya dan rusaknya lingkungan di sekitar operasi perusahaan. Hal ini yang menjadi latar belakang munculnya konsep CSR yang paling primitif : kedermawanan yang bersifat karitatif. 7 Wacana CSR semakin terasa dengan terbitnya buku “Silent Spring” karangan Rachel Carson yang membahas pertama kalinya tentang persoalan lingkungan dalam tataran global. Karyanya menyadarkan bahwa tingkah laku korporasi mesti dicermati sebelum berdampak menuju kehancuran. Sejak itu, perhatian terhadap permasalahan lingkungan semakin berkembang dan mendapat perhatian kian luas. Pemikiran tentang korporasi yang lebih manusiawi juga muncul dalam “The Future Capitalism” yang ditulis Lester Thurow tahun 1966. Menurutnya, kapitalisme –yang menjadi mainstream saat itu- tidak hanya berkutat pada masalah ekonomi, namun juga memasukkan unsur sosial dan lingkungan yang menjadi basis apa yang nantinya disebut sustainable society. 8 Pada tahun 1970-an, sejalan dengan berkembangnya wacana tentang kepedulian lingkungan, kegiatan kedermawanan perusahaan terus berkembang dalam kemasan philanthropy 9 serta Community Development CD 10 7 Ibid., hal.4. Lihat Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2005, hal 509 bahwa defenisi karitatif adalah bersifat memberi kasih sayang. 8 Ibid., hal.5. . Terjadi perpindahan 9 Lihat L.B. Curzon, Dictionary of Law, England : Pearson Education Limited, 2002, hal. 317. Philanthropic purposes is gifts for ‘philanthropic’ or similar purposes have been held to be wider than gifts for ‘charitable purposes’ so that they do not necessarily constitute a charity. ‘It seems that “philanthropic” is wide enough to comprise purposes not technically charitable’ Tujuan – tujuan filantropi merupakan anugerah bagi filantropi atau tujuan – tujuan serupa yang telah dilakukan Ika Safithri : Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility CSR Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,2008. USU e-Repository © 2008 penekanan dari fasilitasi dan dukungan pada sektor – sektor produktif ke arah sektor – sektor sosial. Latar belakang perpindahan ini adalah kesadaran bahwa peningkatan produktivitas hanya akan terjadi manakala variabel – variabel yang menahan orang miskin tetap miskin, misalnya pendidikan dan kesehatan dapat dibantu dari luar. Berbagai program populis kemudian banyak dilakukan seperti penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, air bersih dan banyak lagi kegiatan jenis lainnya. Di era 1980-an makin banyak perusahaan yang menggeser konsep filantropisnya ke arah Community Development CD yang makin berkembang ke arah pemberdayaan masyarakat misalnya pengembangan kerjasama, memberikan ketrampilan dan sebagainya. Dasawarsa 1990-an diwarnai dengan beragam pendekatan seperti pendekatan integral, pendekatan stakeholder maupun pendekatan civil society yang mempengaruhi praktek Community Development CD. Sehingga Community Development CD menjadi suatu aktivitas yang lintas sektor karena mencakup baik aktivitas produktif maupun sosial dan juga lintas pelaku sebagai konsekuensi berkembangnya keterlibatan berbagai pihak. 11 sedemikian luasnya melebihi pemberian yang hanya bertujuan untuk amal semata sehingga tujuan – tujuan filantropi tidak perlu melembaga suatu derma. Bahwa filantropi cakupannya lebih luas meliputi tujuan – tujuannya yang bukan hanya secara teknis bersifat amal. 10 Lihat Bambang Rudito dan Melia Famiola, Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia, Bandung : Rekayasa Sains, 2007, hal. 234 bahwa Arif Budimanta menyatakan Community Development adalah kegiatan pembangunan komunitas yang dilakukan secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses komunitas guna mencapai kondisi sosial, ekonomi dan kualitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sosial sebelumnya. Perhatikan juga pendapat dari Bambang Rudito bahwa secara hakekat, community development merupakan suatu proses adaptasi sosial budaya yang dilakukan oleh industri, pemerintah pusat dan daerah terhadap komunitas lokal. 11 Yusuf Wibisono, Op.cit., hal. 5 – 6. Ika Safithri : Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility CSR Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,2008. USU e-Repository © 2008 Pada tataran global, tahun 1992 diselenggarakan KTT Bumi Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil, yang merumuskan adanya pembangunan yang berkelanjutan sustainable development yang mencakup keberlanjutan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Bahkan CSR semakin berkembang setelah diselenggarakannya World Summit on Sustainable Development WSSD tahun 2002 di Johannesburg, Afrika Selatan, yang mengisyaratkan adanya suatu visi yang sama dalam dunia usaha yang semakin menglobal ini yang mengarah pada liberalisme yang pengaruhnya bahkan melewati batasan dari politik negara – negara yang ada sehingga dalam pertemuan tersebut tercetus adanya suatu kebersamaan aturan bagi tingkat kesejahteraan umat manusia yaitu dimunculkannya konsep social sustainability, yang mengiringi dua aspek sebelumnya economic dan environment sustainability . Dengan dimasukkannya keberlanjutan sosial ke dalam perangkat kebijakan yang harus dilakukan oleh seluruh negara dalam pelaksanaan pembangunannya maka diharapkan tujuan dari masing – masing negara dalam usaha meningkatkan taraf hidup komunitasnya dapat disejajarkan antara satu dengan lainnya. Ketiga aspek ini menjadi patokan bagi perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya CSR. 12 12 Bambang Rudito dan Melia Famiola, Op.cit., hal. 204 - 205 Bahkan wacana CSR semakin berkembang dalam pertemuan penting UN Global Compact di Jenewa, Swiss, Kamis, 7 Juli 2007 yang dibuka Sekjen PBB Ban Ki Ika Safithri : Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility CSR Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,2008. USU e-Repository © 2008 moon. Pertemuan itu bertujuan meminta korporasi menunjukkan tanggung jawab dan perilaku bisnis yang sehat yang dikenal dengan corporate social responsibility. 13 Pemikiran yang mendasari CSR yang sering dianggap inti dari Etika Bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban – kewajiban ekonomis dan legal tetapi juga kewajiban – kewajiban terhadap pihak – pihak yang berkepentingan stakeholders, karena perusahaan tidak bisa hidup, beroperasi dan memperoleh keuntungan tanpa bantuan pihak lain. CSR merupakan pengambilan keputusan perusahaan yang dikaitkan dengan nilai – nilai etika, dapat memenuhi kaidah – kaidah dan keputusan hukum dan menjunjung tinggi harkat manusia, masyarakat dan lingkungan. Tanggung jawab sosial perusahaan meliputi bidang sosial, ekonomi dan lingkungan. 14 Selanjutnya Nurcholis Madjid juga menyimpulkan etika subjektif seseorang akan terefleksikan dalam aktivitas bisnisnya. Dengan kata lain etika bisnis seseorang merupakan perpanjangan sikap – sikap tingkah lakunya atau tindakan – tindakan konstan, yang membentuk keseluruhan citra diri atau akhlak orang itu. 15 Kesadaran tentang pentingnya mempraktekkan CSR semakin gencar. Sebagai contoh adalah kasus PT. Freeport Indonesia PT. FI di Papua yang memiliki 13 Khudori, Tanggung jawab sosial semu Perusahaan, http:www.ti.or.idnews7 tahun2007bulan07tanggal24id1662 diakses tanggal 27 Agustus 2007 14 Manuel G. Velasquez, Business Ethics : Concepts and Cares Fifth Edition, New Jersey : Pearson Education, Inc., 2002, hal. 13 bahwa Business ethics is a specialized study of moral right and wrong. It concentrates on moral standards as they apply to business policies, institutions, and behaviour. Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi dam perilaku bisnis. 15 Erni R. Ernawan, Op.cit., hal.12 Ika Safithri : Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility CSR Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,2008. USU e-Repository © 2008 keanekaragaman hayati yang melimpah ruah seperti bahan tambang, minyak dan gas bumi, serta hutan yang luas. Kasus ini bermula dengan berdirinya PT. Freeport Indonesia pada tahun 1936 karena adanya penemuan hasil tambang di Gunung Ertsberg gunung biji. Kemudian dilakukan penanda-tanganan kontrak karya I penambangan tembaga dan emas antara PT. Freeport Indonesia dengan pemerintah Indonesia pada tanggal 7 April 1967. Keberadaan PT. FI mengganggu kehidupan etnis masyarakat setempat karena Gunung Ertsberg merupakan tempat pemujaan bagi masyarakat setempat. Bahkan, kegiatan PT. FI hanya menguntungkan perusahaan itu sendiri. Rakyat Papua hanya menjadi pencari remah – remah sisa pembuangan produksi. Gunung dan hutan telah rusak akibat telah berubah fungsi mejadi konsensi pertambangan. Padahal kehidupan masyarakat setempat sangat bergantung pada alam. Meskipun adanya royalti PT. FI dan pemberian dana 1 dari keuntungan PT. FI untuk kepentingan rakyat Papua namun kenyataannya hanya segelintir orang yang menikmatinya. Rakyat Papua menghendaki dilakukannya reorganisasi kontrak karya antara PT. FI dan pemerintah Indonesia. 16 Kasus lainnya yaitu keberadaan PT. Toba Pulp Lestari di desa Porsea, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara, merupakan contoh ekspansi bisnis yang langsung tidak diterima komunitas sekitarnya. Komunitas menilai perusahaan tidak mampu memberikan yang sepadan kepada komunitas dan tidak signifikan mengangkat perekonomian rakyat. Mengangkat perekonomian rakyat tentu saja tidak sekedar mempekerjakan komunitas sekitar pada perusahaan karena daya tampung 16 Yusuf Wibisono, Op.cit., hal.54 Ika Safithri : Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility CSR Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,2008. USU e-Repository © 2008 perusahaan sangat terbatas dan biasanya untuk posisi yang tidak membutuhkan kecakapan tertentu. PT. Toba Pulp Lestari sejak perencanaan pembangunan hingga beroperasi selalu mendapat penolakan yang keras dari rakyat Porsea. Akhirnya pada tahun 1998, PT. Indorayon Inti Utama, sebelum berganti nama menjadi Toba Pulp Lestari, resmi ditutup. Pada Mei tahun 2003, pabrik pulp itu dibuka kembali dengan nama PT. Toba Pulp Lestari. 17 Jika mencermati sejarah industri, memang ada pengusaha – pengusaha yang berhasil melakukan kegiatan filantropi yang berbentuk CSR ini. Umpamanya Carnegie yang membantu banyak lembaga pendidikan dan mendirikan lebih dari 2800 perpustakaan umum, atau Ted Turner, pendiri CNN Cable News Network telah menyumbang lebih dari satu miliar dollar AS kepada PBB selama lebih dari 10 tahun untuk membantu para pengungsi dan anak – anak, untuk menyingkirkan ranjau dan memerangi penyakit. Hal yang sama juga dilakukan oleh Bill Gates dari Microsoft bersama istrinya, Melinda, membentuk 2 dua yayasan yaitu pertama, Program Vaksin Anak – anak yang bertujuan untuk menyalurkan vaksin baru dan Peristiwa ini memberikan sebuah pelajaran bahwa dampak negatif akan selalu mengancam jika sejak awal kegiatan perusahaan dilakukan tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan dan kepentingan masyarakat stakeholder di sekitar perusahaan. Komunikasi dan koordinasi secara efektif antara pemerintah, perusahaan dan masyarakat komunitas sangat penting dilakukan agar dapat membangun persamaan persepsi dan harmonisasi dapat tercapai. 17 Bambang Rudito dan Melia Famiola, Op.cit., hal. 20 - 21 Ika Safithri : Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility CSR Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,2008. USU e-Repository © 2008 lama guna mencegah penyakit anak – anak di negara miskin serta kedua, Gates Learning Foundation yang menyumbangkan komputer kepada perpustakaan umum di Amerika Serikat. 18 Perlu disadari banyak manfaat yang akan diperoleh perusahaan yang melakukan CSR antara lain dapat mempertahankan dan menaikkan reputasi dan brand image perusahaan sehingga muncul citra yang positif dari masyakarat. Upaya CSR mampu meningkatkan citra perusahaan dengan mempraktekkan karya ini yang sering disebut corporate social perfomance kinerja sosial perusahaan. Perusahaan tidak hanya mempunyai kinerja ekonomis, tetapi juga kinerja sosial. Perusahaan menyadari masih ada hal yang perlu diperhatikan daripada memperoleh laba sebesar mungkin yakni mempunyai hubungan baik dengan masyarakat di sekitar pabrik dan dengan masyarakat umum. 19 Manfaat terhadap citra perusahaan melalui kegiatan CSR telah dinikmati oleh PT. Telkom, Tbk yang melakukan bentuk CSR melalui penyaluran dana kemitraan secara bergulir kepada pengusaha kecil, menengah dan koperasi hingga Juni 2007 sudah mencapai 423,5 miliar dan terdapat 6.031 mitra binaan yang mendapat pelatihan atau dana kemitraan dari PT. Telkom, Tbk. Saat ini cukup banyak 18 K. Bertens, Op.cit., hal 299 - 300 19 Ibid., hal. 301. Lihat juga pada sumber yang sama bahwa sebagai contoh, salah satu perusahaan jamu dalam negeri menyediakan fasilitas bus bagi penjual jamu gendong di Jakarta untuk mudik lebaran ke Jawa Tengah. Dengan demikian perusahaan jamu tersebut memperkuat jalur pemasarannya dan memperbaiki citra perusahaan di masyarakat. Ika Safithri : Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility CSR Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,2008. USU e-Repository © 2008 perusahaan lain yang melakukan kegiatan CSR melalui berbagai bentuk kegiatan dan sasarannya. 20 Para pelaku usaha juga menyakini bahwa program CSR merupakan investasi bagi perusahaan demi pertumbuhan dan keberlanjutan sustainability perusahaan. Artinya, CSR tidak lagi dilihat sebagai sentra biaya cost center melainkan sebagai sentra laba profit center di masa mendatang. Karena melalui hubungan yang harmonis dan citra yang baik, timbal – baliknya masyarakat juga akan ikut menjaga eksistensi perusahaan. 21 Suatu perusahaan tanpa didukung komunitas sekitar no stakeholders friendly menyebabkan sustainability-nya akan terganggu. Oleh sebab itu perusahaan harus membangun hubungan yang harmonis dengan komunitas tersebut berdasarkan konsep dan mekanisme yang jelas tidak hanya didasari faktor charity atau program 20 Lihat Try Harijono, CSR Jangan Dipandang Derma, Harian Kompas, tanggal 4 Agustus 2007 menyebutkan bahwa Eddy Kurnia, Wakil Presiden Komunikasi Pemasaran dan Publik PT Telkom, Tbk mengatakan :“Bagi kami, CSR sudah merupakan corporate strategy. Jika masyarakat tidak berkembang, perusahaan juga akan sulit berkembang”. PT. Telkom, Tbk juga memiliki Peduli Telkom, salah satunya melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL juga melakukan berbagai kegiatan dengan fokus utama di bidang pendidikan. PT. Telkom, Tbk juga melakukan pengadaan infrastruktur internet di 83.000 sekolah dalam program Internet Go to School dan melakukan pelatihan teknologi dan komunikasi untuk 500 guru selama tahun 2006. Lihat juga pada sumber yang sama bahwa Angky Camaro, Direktur Pelaksana PT. HM Sampoerna Tbk., mengatakan “Bagi kami, CSR sudah merupakan suatu kebutuhan”. PT. Sampoerna antara lain memberikan bea siswa pendidikan melalui Sampoerna Foundation. Demikian juga yang dilakukan oleh PT. Kaltim Prima Coal KPC, perusahaan pertambangan batu bara di kabupaten Kutai Timur, menyisihkan dana sebesar 5 juta dollar AS sendiri dengan melakukan pembinaan masyarakat sekitar hutan melalui pelatihan pertanian organik, pengembangan agrowisata dan pembibitan tanaman – tanaman lokal yang saat ini sudah mengoleksi 30 jenis buah khas Kalimantan Timur. 21 Yusuf Wibisono, Op.cit., hal. 35 Ika Safithri : Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility CSR Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,2008. USU e-Repository © 2008 Community Development CD. CSR bersifat longterm untuk pemberdayaan masyarakat madani. 22 Kesinambungan terhadap eksistensi perusahaan juga tercetus melalui pendapat John Elkington, dalam bukunya Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century Business pada tahun 1997, bahwa jika perusahaan ingin sustain maka perusahaan tersebut perlu memperhatikan 3P yakni, profit, people dan planet . Selain profit yang dicari, perusahaan juga harus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat people dan ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan planet. 23 Dalam hukum perseroan terbatas di Indonesia, awalnya wacana CSR ini masih bersifat sukarela dan belum ada pengaturannya melalui produk perundang – undangan atau hukum perusahaan. Bahkan Undang – Undang Perseroan Terbatas Upaya perusahaan dalam meningkatkan peranannya dalam pembangunan kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan membutuhkan sinerji multipihak yang solid dan baik. Tidak mungkin persoalan – persoalan hukum yang berkaitan dengan CSR ini hanya diselesaikan oleh satu pihak saja, artinya hal ini tidak hanya merupakan tanggung jawab perusahaan saja. Sinerji yang paling diharapkan adalah adanya kemitraan antara perusahaan, pemerintah dan komunitas atau masyarakat. Sinerji ini disebut kemitraan tripartit. 22 Parlindungan Purba, Konsep Dan Implementasi Program CSR Oleh Perusahaan Lokal, disampaikan dalam rangka Focused Group Discussion FGD “Corporate Social Responsibility CSR berbasis HAM”, oleh Sub komisi Ekosob Komnas HAM, tanggal 19 April 2007 di Garuda Plaza Hotel, Jl. Sisingamangaraja No. 18 Medan, hal. 6 - 7 23 Yusuf Wibisono, Op.cit., hal. 6 Ika Safithri : Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility CSR Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,2008. USU e-Repository © 2008 yang lama yaitu Undang - undang No. 1 tahun 1995 sebagai payung hukum perseroan belum mengatur CSR. Namun setelah tanggal 16 Agustus 2007, CSR di Indonesia telah diatur dalam Undang – undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menggantikan Undang – Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang selanjutnya disingkat dengan UU PT bahwa CSR yang dikenal dalam Undang – undang ini sebagaimana yang termuat dalam Pasal 1 ayat 3 yang berbunyi : ”Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.” 24 Bahkan Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan ini merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan bagi perseroan yang kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam karena telah disertai dengan sanksi sebagaimana yang diatur dalam Pasal 74 Undang – undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 25 24 Undang - Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 1 ayat 3. . 25 Ibid., lihat juga Pasal 74 yang berbunyi : 1 Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan 2 Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran 3 Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan 4 Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah Ika Safithri : Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility CSR Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,2008. USU e-Repository © 2008 Berdasarkan uraian - uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas tentang pengaturan Corporate Social Responsibility CSR sebagai suatu karya ilmiah dalam bentuk tesis dengan judul : ”Analisis Hukum terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility CSR pada Undang – undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.”

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Kegiatan Usaha Pertambangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batu Bara

0 40 103

Corporate Social Responsibility Menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

0 48 152

TINJAUAN YURIDIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG Tinjauan Yuridis Corporate Social Responsibility (CSR) Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Studi Di PT Coca-Cola A

0 4 18

PELAKSANAAN CSR (Corporate Social Responsibility) SEBAGAI TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (Studi Di PT. Air Mancur).

0 0 13

IMPLEMENTASI CSR (Corporate Social Responsibility) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN Implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Oleh PT. Telko

0 1 14

PENDAHULUAN Implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Oleh PT. Telkom Tbk. Solo.

0 1 19

DAFTAR PUSTAKA Implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Oleh PT. Telkom Tbk. Solo.

0 2 5

PENDAHULUAN Tinjauan Yuridis Penerapan Azas CSR ( Corporate Social Responsibility) Pada PT. Amalia Surya Cemerlang Klaten Sebagai Tanggung Jawab Perusahaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

0 0 16

IMPLEMENTASI PASAL 74 UNDANG – UNDANG PERSEROAN TERBATAS (PT) NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI MODAL SOSIAL Hasan Asy’ari

0 0 11

STUDI TENTANG CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) DI PT MADUBARU YOGYAKARTA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 2 14