Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Penelitian Penganugerahan hadiah Nobel kepada DR. M. Yunus dari Banglades atas usaha memberantas kemiskinan dengan menumbuhkan dan memajukan usaha kecil menengah UKM di negaranya merupakan bukti pengakuan dunia atas peran penting UKM bagi kesejahteraan masyarakat dunia. UKM merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah. Peran penting tersebut telah mendorong banyak negara termasuk Indonesia untuk terus berupaya mengembangkan UKM. UKM di negara berkembang, seperti di Indonesia, sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial dalam negeri seperti tingginya tingkat kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara daerah perkotaan dan perdesaan, serta masalah urbanisasi. Perkembangan UKM diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut di atas infoukm.wordpress.com. Setidaknya terdapat tiga alasan yang mendasari negara berkembang memandang pentingnya keberadaan UKM, yaitu pertama karena kinerja UKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif. Kedua, sebagai bagian dari dinamikanya, UKM sering mencapai peningkatan Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009 produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi. Ketiga adalah karena sering diyakini bahwa UKM memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas dari pada usaha besar Berry, dkk, 2001. Lebih lanjut, usaha kecil dan usaha rumah tangga di Indonesia telah memainkan peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan mendukung pendapatan rumah tangga Kuncoro, 2000. Namun disadari pula bahwa pengembangan usaha kecil menghadapi beberapa kendala seperti tingkat kemampuan, ketrampilan, keahlian, manajemen sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran dan keuangan. Lemahnya kemampuan manajerial dan sumber daya manusia ini mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik. Secara lebih spesifik, masalah dasar yang dihadapi pengusaha kecil adalah: Pertama, kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar. Kedua, kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan. Ketiga, kelemahan di bidang organisasi dan manajemen sumber daya manusia. Keempat, keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar pengusaha kecil sistem informasi pemasaran. Kelima, iklim usaha yang kurang kondusif, karena persaingan yang saling mematikan. Keenam, pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha kecil. Secara garis besar, tantangan yang dihadapi pengusaha kecil dapat dibagi dalam dua kategori; Pertama, bagi pengusaha kecil dengan omset kurang dari Rp 50 Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009 juta umumnya tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menjaga kelangsungan hidup usahanya. Bagi mereka, umumnya asal dapat berjualan dengan “aman” sudah cukup. Mereka umumnya tidak membutuhkan modal yang besar untuk ekspansi produksi; biasanya modal yang diperlukan sekedar membantu kelancaran cashflow saja. Bisa dipahami bila kredit dari BPR-BPR, TPSP Tempat Pelayanan Simpan Pinjam-KUD amat membantu modal kerja mereka. Kedua, bagi pengusaha kecil dengan omset antara Rp 50 juta hingga Rp 1 milyar, tantangan yang dihadapi jauh lebih kompleks. Umumnya mereka mulai memikirkan untuk melakukan ekspansi usaha lebih lanjut. Berdasarkan pengamatan Pusat Konsultasi Pengusaha Kecil UGM, urutan prioritas permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha kecil jenis ini adalah Kuncoro, 1997: 1 Masalah belum memiliki sistem administrasi keuangan dan manajemen yang baik karena belum dipisahkannya kepemilikan dan pengelolaan perusahaan; 2 Masalah bagaimana menyusun proposal dan membuat studi kelayakan untuk memperoleh pinjaman baik dari bank maupun modal ventura karena kebanyakan pengusaha kecil mengeluh berbelitnya prosedur mendapatkan kredit, agunan tidak memenuhi syarat, dan tingkat bunga dinilai terlalu tinggi; 3 Masalah menyusun perencanaan bisnis karena persaingan dalam merebut pasar semakin ketat; 4 Masalah akses terhadap teknologi terutama bila pasar dikuasai oleh perusahaangrup bisnis tertentu dan selera konsumen cepat berubah; Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009 5 Masalah memperoleh bahan baku terutama karena adanya persaingan yang ketat dalam mendapatkan bahan baku, bahan baku berkulaitas rendah, dan tingginya harga bahan baku; 6 Masalah perbaikan kualitas barang dan efisiensi terutama bagi yang sudah menggarap pasar ekspor karena selera konsumen berubah cepat, pasar dikuasai perusahaan tertentu, dan banyak barang pengganti; 7 Masalah tenaga kerja karena sulit mendapatkan tenaga kerja yang terampil. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah telah berupaya mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh UKM-UKM tersebut melalui regulasi-regulasi untuk pengembangan UKM. Pada masa Presiden Susilo Bambang Yodhoyono, pemerintah menekankan pemberdayaan usaha mikro kecil menengah UMKM melalui pemberian dana perkuatan kepada UMKM pada berbagai sektor ekonomi dan yang paling mendapat sorotan paling banyak dari masyarakat adalah pada saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Program Kredit Usaha Rakyat KUR. Program kredit untuk sektor usaha mikro kecil menengah dan koperasi ini diberikan dengan pola penjaminan pemerintah. Selaku penjamin kredit adalah Perum Sarana Pengembangan Usaha SPU dan Asuransi Kredit Indonesia Askrindo. Kredit ini disalurkan melalui enam 6 Bank pelaksana yakni Bank Rakyat Indonesia BRI, Bank Mandiri, Bank Bukopin, Bank Negara Indonesia BNI, Bank Tabungan Negara BTN dan Bank Syariah Mandiri. Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009 Pemberian kredit dengan jaminan pemerintah ini diharapkan bisa membuat UMKM lebih berkembang hingga mencapai seluruh pelosok Indonesia. “Kami memberikan kail agar bisa mencari ikan sendiri,” tutur Presiden Yudhoyono. Dan Beliau juga mengajak agar masyarakat indonesia menjadikan pedoman bahwa pengembangan koperasi dan UMKM adalah cara yang paling tepat dan cepat untuk mengurangi kemiskinan sekarang ini Tempointeraktif 5 November 2007. Kota Tebing Tinggi adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sumatra Utara. Jarak dari Kota Medan ±80 km. Umumnya transportasi darat saja yang dapat digunakan untuk dapat menuju kota tersebut jika bertolak dari Kota Medan. Luas wilayahnya 31 km² dan penduduk berjumlah 125.000 jiwa Wikipedia bahasa Indonesia. Dibidang Usaha Kecil Menengah dan Koperasi, sasaran program Pemko Tebing tinggi adalah meningkatkan ekonomi daerah yang bertumpu pada ekonomi kerakyatan, dan dilakukan berupa program penciptaan, pengembangan dan pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah serta koperasi dengan beberapa indikator keberhasilan meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah 5,33, meningkatnya jumlah UMKM Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi yang memperoleh bantuan alat dan dana bergulir sebesar Rp.2,5 M. Keberhasilan pemberdayaan UMKM dengan bertambahnya jumlah UMKM dan penyerapan jumlah tenaga kerja,tahun 2007 ada 4.410 unit UMKM dan mengalami pertambahan 4,11 dan sektor yang paling banyak diminati sektor Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009 perdagangan sebanyak 1.882 unit jika dilihat dari aspek ini setidaknya ada 3 orang tenaga kerja yang bisa diserap untuk setiap unitnya UKM dan diperkirakan pertumbuhan penyerapan tanaga kerja 2006-2007 rata-rata 2,36, sektor perdagangan merupakan terbesar menyerap tanaga kerja 52,44 dari seluruh tenaga kerja UKM. Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, penulis yang merupakan penduduk kota tebing Tinggi, menjadi bergairah dan tertarik untuk meneliti mengenai “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi”. Penelitian terhadap judul diatas dilakukan melihat sampai saat ini Kota Tebing Tinggi memiliki relatif banyak usaha kecil yang setiap tahunnya berkembang secara signifikan.

1. 2. Perumusan Masalah