xlv Pembayaran dividen mengurangi ketidakpastian dalam benak pemegang
saham tentang kesehatan keuangan perusahaan. 11. Denda pajak
Keinginan untuk menghindari kemungkinan terkena denda pajak atas akumulasi lebih dari laba ditahan, dapat menghasilkan pembayaran
dividen tinggi. 12. Kedudukan pajak investor
Di bawah undang-undang perpajakan yang berlaku, investor dikenakan pajak penuh atas dividen, tetapi perolehan modal jangka-panjang dibatasi
pada 28 persen.
5. Cara Menghitung 1.
Dividend Payout Ratio
Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian 2003;391 Dividend Payout Ratio diperoleh dengan cara;
Dividend per share adalah jumlah dividen per saham sedangkan
Earning per share adalah jumlah laba per saham.
2. Volume Perdagangan
Volume perdagangan saham dihitung dengan menggunakan rumus; Menurut Arif dan Zaki 1999;101 aktivitas volume perdagangan saham
dilihat dengan menggunakan indicator Trading Volume Activity TVA.
Dividend per Share Dividend Payout Ratio = x 100
Earning Per Share
xlvi
saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t TVA
it
= saham perusahaan i yang beredar listing pada waktu t
3. Ukuran Perusahaan Firm Size
Ukuran Perusahaan ditentukan oleh Log Natural dari Total Asset Ln TA tiap tahunnya Alli et al,1993 dalam Sutrisno,2001;5.
4. Debt Equity Ratio DER
Membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Hal tesebut sesuai dengan pendapat Ross et.al,2003. Adapun
perhitungan dari Debt Equity Ratio adalah :
5. Price Earning Rasio PER
Menunjukan perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba bersih per lembar saham. Joel dan Jae, 2000.
Harga pasar per saham Price Earning Ratio =
Laba bersih perusahaan per saham
Pengertian Volume Perdagangan Saham
Volume perdagangan saham merupakan bagian yang diterima dalam analisis teknikal dipenilaian harga saham. Kegiatan perdagangan saham dan
xlvii volume yang tinggi disuatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan
membaik bullish. Peningkatan volume perdagangan dibarengi dengan peningkatan harga merupakan gejala yang makin kuat atau kondisi yang
membaik bullish Suad Husnan, 2002;354. Magdalena, 2004 menjelaskan volume perdagangan saham sebagai
jumlah lembar saham yang diperdagangkan secara harian. Sedangkan Abdul Halim dan Nasuhi Hidayat, 2000 mendefinisikan bahwa volume perdagangan
Vt sebagai lembar saham yang diperdagangkan pada hari t. Volume perdagangan saham yang besar mengindikasikan bahwa saham
tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan.
Magdalena, 2004;25.
Pengertian Ukuran Perusahaan Firm Size
Firm Size adalah ukuran besarnya perusahaan. Umur dan besaran
perusahaan tergantung dari kemudahan aksesnya ke pasar-pasar modal. Perusahaan besar yang sudah eksis akan memiliki akses yang mudah menuju
pasar modal, karena kemudahan tersebut fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar dianggap lebih aman dari pada perusahaan
yang masih baru sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi dari pada perusahaan kecil. Ukuran perusahaan
diwakili oleh Log natural dan Total Asset. Alli et al.,1993, dalam Sutrisno, 2001:03.
xlviii Perusahaan yang besar dianggap mempunyai resiko lebih kecil
dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Alasannya, karena perusahaan yang besar bisa dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal, dan variabel
ini diprediksi mempunyai huibungan yang negative dengan resiko. Berdasarkan penelitian tersebut penelitian ini menggunakan total aktiva
sebagai indicator pengukuran besar atau kecilnya perusahaan, Semakin besar suatu perusahaan berarti semakin banyak dana yang digunakan untuk
menjalankan operasi perusahaan, dengan demikian perusahaan dapat menghasilkan laba yang besar pula.
Jumlah asset dapat dikatakan sebagai salah satu alat ukuran perusahaan. Asset perusahaan ada pada posisi neraca dimana mencerminkan kekayaan yang
merupakan hasil penggunaan dalam berbagai bentuk. Sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan yang dinilai dari jumlah assets yang dimiliki
perusahaan tersebut bear atau kecil, maka hal ini dapat mempengaruhi laba yang akan diperoleh perusahaan.
Pengertian Price Earning Ratio PER
Menurut Jogianto, Price Earning Ratio PER menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earning. Jadi rasio ini menunjukkan berapa besar investor
menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earning.
xlix Sedangkan Sutrisno 2000;268 menjelaskan bahwa Price Earning Ratio
yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh para pemegang saham.
Mohammad Usman 2001;83 menyatakan bahwa sebagai alternatif lain selain menggunakan arus kas atau arus dividen dalam menghitung nilai
fundamental atau nilai intrinsik saham adalah dengan menggunakan nilai laba perusahaan earning. Salah satu pendekatan yang populer untuk mengestimasi
nilai intrinsik adalah pendekatan Price Earning Ratio PER. Menurut gruber, Pendekatan Price Earning Ratio PER merupakan
model penilaian saham yang paling praktis sehingga banyak dipergunakan oleh para pemodal dan analisis saham. Pendekatan ini juga paling sering digunakan
oleh penjamin emiten underwriter untuk menentukan harga saham perdana Suad Husnan. Selain itu Price Earning Ratio PER mempunyai arti yang
cukup penting dalam penilaian saham, karena mencerminkan salah satu indokator perusahaan tentang pada masa mandatang, pada perusahaan yang
mempunyai Price Earning Ratio tinggi resiko yang rendah serta pertumbuhan yang tinggi, sehingga pemodal bersedia membeli saham perusahaan dengan
harga tinggi dan berharap akan mendapatkan aliran kas mendatang lebih tinggi. Selanjutnya Abdul Halim menjelaskan bahwa dalam beberapa hal, rasio
ini lebih menarik dibandingkan model dividen. Pertama, Price Earning Ratio memberikan sesuatu standar yang tepat untuk membandingkan dengan harga dari
saham-saham yang memiliki tingkat pendapatan per lembar saham yang berbeda. Kedua, model ini lebih mudah digunakan dari pada model dividen terutama bagi
l saham dari perusahaan-perusahaan yang tidak membagi dividen sekarang ini.
Ketiga, estimasi input ini digunakan pada model Price Earning Ratio lebih mudah dilakukan dari pada estimasi input pada model.
Suad Husnan juga menjelaskan bahwa perusahaan yang berada dalam industri yang masih dalam tahap pertumbuhan akan mempengaruhi Price
Earning Ratio yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berada
pada industri yang sudah mapan. Berdasarkan pengertian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
Price Earning Ratio adalah perbandingan antara harga saham P = Price dan
Laba per saham E = earning, Priceearning = R ratio. Price Earning ratio terdiri dari tiga variabel dalam kaitan pembentukan harga saham, variabel P
price tergantung pada variabel E earning dan R ratio, Jika E dan R diketahui maka P price dapat dihitung.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning ratio PER
Sesuai dengan model tersebut maka dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio, adalah :
1. Dividen Payout Ratio, apabila faktor-faktor lain dipegang konstan, maka meningkatnya payout ratio akan meningkatkan Price Earning Ratio
2. Tingkat keuntungan yang dipandang layak discount rate. Apabila faktor- faktor lain dipegang konstan, maka meningkatnya discount rate akan
menurunkan Price Earning Ratio
li 3. Pertumbuhan Dividen. Apabila faktor-faktor lain dipegang konstan, maka
meningkatnya pertumbuhan dividen akan meningkatkan Price Earning Ratio Suad Husnan,2001;342.
Pengertian Debt to Equity Ratio
Debt To Equity Ratio merupakan perhitungan sederhana yang
membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ross et al : 2003 yang menyatakan bahwa
“debt to equity ratio is dividing total debt with total equity”. Menurut Horne dan
Wachoviz 1998:145 “Debt to equity is computed by simply dividing the total debt of the firm lincluding current liabilities by its shareholders equity”. Debt
to equity ratio merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total
hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Brealey et al. 2001:490
“Debt to equity is long term debt of the firm dividing equity“. Dapat disimpulkan
bahwa debt to equity ratio merupakan rasio yang membandingkan total hutang dengan total ekuitas dari pemegang saham. Dengan demikian, debt to equity
ratio juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki
oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak terbayarkan suatu hutang.
H. Pengertian Return Saham