Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Pengertian Return Saham

xxv ini menganalisa perusahaan yang masuk katagori ”Perusahaan yang melakukan Pembayaran Dividen Kas” Pengumuman pembagian deviden merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi investor untuk berinvestasi. Dalam penelitian ini peneliti akan membatasi masalah dengan menganalisa “Pengaruh Dividend Payout Ratio, Volume Perdagangan Saham, Ukuran Perusahaan Size Firm, Debt to Equity Ratio dan Price Earning Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Pembayaran Dividend Kas”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, maka dapat ditentukan pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara Dividen Payout Ratio , Volume Perdagangan, Ukuran Perusahaan Firm Size, Debt to Equity Ratio, dan Price Earning Ratio terhadap Return Saham. 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara Deviden Payout Ratio , Volume Perdagangan, Ukuran Perusahaan Firm Size, Debt To Equity Ratio , dan Price Earning ratio terhadap Return Saham. 3. Variabel independent manakah yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Return Saham.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan diatas maka diambil tujuan dari penelitian ini, yaitu ; xxvi 1. Menganalisis pengaruh yang signifikan secara parsial antara Dividend Payout Ratio , Volume Perdagangan, Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Ratio, Price Earning Ratio terhadap Return Saham. 2. Menganalisis pengaruh yang signifikan secara simultan antara Dividen Payout Ratio , Volume Perdagangan, Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Ratio, Price Equity Ratio terhadap return saham. 3. Menganalisis variabel independen mana yang paling berpengaruh terhadap Return Saham.

D. Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui pemecahan permasalahan, maka akan diperoleh beberapa manfaat, antara lain ; 1. Bagi investor Investor yang melakukan investasi dengan membeli saham dan tidak bersedia berspekulasi lebih mengharapkan keuntungan dari pembagian dividend, dapat menggunakan hasil penelitian ini dalam memprediksi pembayaran dividend yang akan dibagikan dari emiten. 2. Bagi Peneliti Bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta menerapkan ilmu yang telah diperoleh dengan keadaan langsung di lapangan. Dan bagaimana menganalisa suatu masalah dengan berbagai metode yang telah dapatkan selama saya mengikuti. 3. Bagi Akademik xxvii Bagi akademik dan pihak lain adalah sebagai literature dan dapat digunakan sebagai informasi dan sumber ilmu pengetahuan serta diharapkan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut. xxviii BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori

1. Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan di setiap perusahaan merupakan salah satu bagian yang penting dan tidak dapat dianggap hal yang biasa. Tujuan utama dari manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan dan memaksimalkan laba dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi. Di dalam perusahaan manajemen keuangan digunakan untuk pengelolaan perusahaan berdasarkan modal yang ada. Puji Astuti, 2004 menyatakan bahwa secara umum manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen untuk fungsi-fungsi keuangan oleh sebab itu manajemen keuangan disuatu perusahaan diangap penting dibandingkan aspek yang lainnya. Perusahaan pada umumnya baik yang berskala besar maupun kecil memerlukan perhatian yang besar dibidang keuangan. Karena keberhasilan ataupun kegagalan usaha sebagian besar ditentukan oleh kualitas keputusan keuangan. Aktifitas perusahaan dalam menghasilkan output atau produk diperlukan bahan buku yang kemudian diperlukannya mesin dan sumber daya manusia untuk mengolahnya. Untuk menjalankan operasinya, perusahaan perlu mencari sumber dana untuk membiayai kebutuhan tersebut, untuk pengaturan kegiatan tersebut diperlukan manajemen keuangan. xxix Definisi manajemen keuangan menurut Van Horne dan Wachowicz, 2001 adalah segala aktifitas berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien. Sedangkan menurut Kamus Lengkap Bisnis definisi Manajemen Keuangan adalah proses pendapatan dana untuk membiayai perusahaan dan pemberian nasehat dalam penggunaan dana tersebut yang meliputi analisis arus dana melalui perusahaan. Dari berbagai pendapat para ahli, maka dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen keuangan merupakan suatu kegiatan dalam memperoleh dana yang dialokasikan untuk kepentingan perusahaan yang digunakan secara efisien dan efektif dan memerlukan suatu pengambilan keputusan oleh para manajer dengan tepat dan cepat. Pada umumnya, setiap perusahaan manajemen keuanganya tidak sama tetapi pada prinsipnya terdapat fungsi utama seorang manajer keuangan, antara lain : 1. Keputusan alokasi dana investasi, menentukan investasi apa saja yang baik bagi perusahaan untuk mencapai laba yang optimal xxx 2. Pengambilan keputusan pembelanjaan atau pembiayaan investasi, bagaimana seorang manajer mengambil suatu keputusan tentang pembelanjaan kegiatan perusahaan yang optimal 3. Kebijakan deviden, pengambilan keputusan pembagian deviden kepada para pemegang saham, apa berupa kas dan pembelian kembali saham atau sebaiknya laba itu ditahan terlebih dahulu. Fungsi Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi perusahaan yang penting bagi keberhasilan satu tujuan perusahaan. Dalam memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, seorang manajer keuangan akan menghadapi keputusan bidang keuangan ini, oleh karena itu, fungsi pembuatan keputusan dari manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga area utama; keputusan investasi, pendanaan, dan manajemen aktiva 1. Keputusan Investasi Keputusan investasi merupakan keputusan terpenting yang dibuat dalam perusahaan. Langkah awal adalah menentukan jumlah keseluruhan aktiva yang dibutuhkan perusahaan. 2. Keputusan Pendanaan Keputusan utama yang kedua adalah keputusan pendanaan seorang manajer keuangan harus menentukan sebaik apakah usaha untuk memperoleh dana yang dibutuhkan investasi macam apa yang paling baik bagi perusahaan. Lebih lanjut, kebijakan dividen harus dianggap sebagai bagian terpadu dari keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran deviden menentukan jumlah laba yang ditahan. Semakin besar laba di xxxi tahan berarti semakin sedikit uang yang tersedia untuk pembayaran deviden. 3. Keputusan Manager Aktiva Manajer keuangan bertanggung jawab terhadap bermacam-macam tingkatan dalam menjalankan tanggung jawabnya terhadap aktiva-aktiva yang ada. Tanggung jawab ini menurut manajer keuangan untuk lebih memperhatikan manajemen aktiva lancer dari pada aktiva tetap. Tujuan manajemen keuangan untuk bisa mengambil keputusan- keputusan keuangan yang benar, manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang benar adalah keputusan yang akan membantu tujuan tersebut secara normatif tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Menurut Agus Sartono, tujuan yang harus dicapai oleh manajer keuangan adalah bukan memaksimumkan profit melainkan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau maximization wealth of stockholders melalui maksimilisasi nilai perusahaan.

2. Definisi Dan Tujuan Investasi

Definisi mengenai investasi cukup banyak dari para ahli, di mana pada dasarnya tiap para ahli mendefinisikan mengenai saham adalah suatu tabungan yang akan meningkat di masa datang. Menurut sumber buku yang dikarang oleh “Dr.Eduardus Tandelilin, M.B.A” seorang dosen “Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta” dalam bukunya yang berjudul “Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio” beliau mengatakan xxxii Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Seorang investor memiliki suatu saham saat ini memiliki harapan memperoleh suatu keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun deviden yang akan meningkat di masa depan. Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut dengan “investor”. Investor pada umumnya digolongkan menjadi dua, yaitu : 1. Investor Individual Individualretail investor, individu-individu yang langsung melakukan aktivitas investasi 2. Investor Institusional Instittutional investor, terdiri dari perusahaan- perusahaan asuransi, lembaga penyimpanan dana bank dan lembaga simpan-pinjam, lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi. Investasi juga mempelajari bagaimana mengelola kesejahteraan investor, kesejahteraan dalam konteks ini adalah kesejahteraan yang bersifat moneter, yang dilihat berdasarkan jumlah pendapatan yang dimiliki saat ini dan nilai saat ini pendapatan di masa datang. Tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang, tujuan tersebut merupakan salah satunya. Tetapi tujuan yang paling luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan masa datang. xxxiii Secara lebih khusus lagi, ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah : 1. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa datang Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatanya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. 2. Mengurangi tekanan inflasi Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. 3. Dorongan untuk menghemat pajak Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu. Dividend

1. Pengertian Dividend

Bagi pemegang saham, pemberian dividend merupakan hal yang penting selain pertumbuhan perusahaan. Pemegang saham ingin mengetahui berapa laba bersih yang diperoleh perusahaan karena mereka telah menginvestasikan dana untuk perusahaan tersebut dan berapa yang akan dibagikan sebagai dividend kepada mereka. xxxiv Perusahaan akan bertumbuh dan berkembang, kemudian pada waktunya akan memperoleh keuntungan atau laba. Laba ini terdiri dari laba yang ditahan dan laba yang dibagikan. Pada tahun selanjutnya laba yang ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk pembiayaan pertumbuhan perusahaan. Makin besar pembiayaan perusahaan yang berasal dari laba yang ditahan dan penyusutan aktiva tetap maka makin kuat posisi financial perusahaan tersebut. Dari seluruh laba yang diperoleh perusahaan sebagian dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen. Mengenai penentuan besarnya dividend yang akan dibagikan itulah yang merupakan kebijakan dividend dari pimpinan perusahaan Prof.Dr.Dermawan Sjahrial,MM,2009. Dividend adalah bagian dari laba yang diberikan untuk para pemegang saham perusahaan, yang dapat berupa dividend, andaikata perusahaan ternyata tidak mampu memperoleh laba Sudarsono,2001;56. Dividend adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan yang menjadi hak pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan yang akan datang Sundjaja dan Barlin,2003;380. Dapat dikatakan bahwa dividend sebagai pembiayaan kepada para pemegang saham oleh pihak perusahaan atas keuntungan yang diperolehnya. Keuntungan yang didapat adalah dari kegagalan usaha pada periode tertentu, hal ini terjadi jika pada suatu periode tertentu perusahaan tersebut mendapat keuntungan dari kegiatan usahanya dan berdasarkan kesepakatan bersama, xxxv karena besarnya dividend tergantung besarnya keuntungan dan jumlah saham yang beredar.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividend Suatu

Perusahaan Ada beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain Prof.Dr. Dermawan Sjahrial,MM,2009. a. Posisi likuiditas perusahaan Makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividend yang dibayarkan. b. Kebutuhan dana untuk membayar utang Apabila sebagian besar laba yang digunakan untuk membayar utang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividend makin kecil. c. Rencana Perluasan usaha Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang akan dibayarkan untuk dividend. d. Pengawasan terhadap perusahaan Kebijakan pembiayaan; untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari pihak intern antara lain; laba. Apabila dibiayai dengan penjualan saham baru ini akan melemahkan kontrol dari kelompok pemegang saham dominant. Karena suara pemegang saham mayoritas berkurang.

3. Kontroversi Kebijakan Dividend

xxxvi Kebijakan dividend merupakan masalah yang mengundang perdebatan. Berbagai pendapat tentang dividend bisa dikelompokkan menjadi tiga pandangan dasar, yaitu Prof.Dr.Dermawan Sjahrial,MM,2009. a. Kelompok Satu yang biasa disebut Kelompok kanan yang mengatakan bahwa perusahaan seharusnya membagikan dividend sebesar-besarnya. b. Kelompok kedua yang biasa disebut Kelompok tengah Middle of Roaders, Brealey and Myers yang mengatakan bahwa kebijakan dividen adalah tidak relevan. Artinya apakah perusahaan akan membagikan dividen yang besar atau yang kecil., akibatnya bagi kemakmuran pemilik perusahaan pemegang saham sama saja. c. Kelompok ketiga yang biasa disebut kelompok kiri yang mengatakan bahwa perusahaan seharusnya membagikan dividen sekecil-kecilnya. Kalau perlu tidak usah membagikan dividen.

4. Macam-Macam Dividen

Dividen yang diberikan kepada para pemegang saham menurut Bambang Suripto, dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian : 1. Dividen Tunai Cash Dividend Dividen tunai adalah jenis dividen paling umum yang sering dibagikan oleh perusahaan-perusahaan. Untuk mengumumkan dividen, harus dipertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ditentukan oleh posisi keuangan dari saldo uang tunai perusahaan. Dividen tunai dapat dibayarkan dalam bentuk tunai dengan aktiva bukan kas lain atau dengan saham. xxxvii 2. Dividen Harta Property Dividend Apabila perusahaan tidak mempunyai kas yang cukup, atau mempunyai kas cukup tetapi untuk tujuan lain, perusahaan dapat membagikan dividen dengan pembayaran aktiva selain kas, seperti rumah, kendaraan, tanah dan lain-lain sesuai dengan jumlah nominal dividen yang telah ditentukan. 3. Dividend Saham Stock Dividend Dividen dapat juga dibayarkan dengan saham perusahaan. Dengan adanya dividen saham berarti perusahaan membagikan tambahan saham perusahaan itu sendiri kepada pemegang sahamnya tanpa melakukan setoran apapun. Dividen ini memungkinkan perusahaan untuk tetap menggunakan aktiva bersih yang dihasilkan dari laba bersih dan di lain pihak menawarkan tambahan saham pemilikan kepada pemegang saham. Saham yang dikeluarkan untuk dividen dinilai dengan harga pasar pada saat dividen diumumkan. 4. Dividend Script Script Dividend Jika perusahaan kekurangan kas tetapi menginginkan pembagian dividen, perusahaan dapat menerbitkan dividen script. Yaitu pembagian dividen dalam bentuk tertulis untuk membayar secara tunai dimasa yang akan datang. Janji itu merupakan salah satu bentuk hutang wesel. Dividen script ini dapat berbunga dan dapat diperjualbelikan antar pemegang saham atau pemegang script. 5. Dividend Likuidasi Liquidity Dividend xxxviii Dividen yang tidak didasarkan pada laba yang ditahan. Dividen ini menunjukkan pengembalian atas investasi Return on Investment dan bukan merupakan distribusi laba. Dividen ini didasarkan pada modal yang timbul dari donasi pihak luar atau pemegang saham, namun pada umumnya dividen ini diperlakukan sebagai pengurangan rasio saham dan bukan laba ditahan Retained Earnings. Dividend Payout Ratio

1. Pengertian Dividend Payout Ratio

Dividen Payout Ratio adalah jumlah dividend per lembar saham dibagi jumlah pendapatan per lembar saham per tahun. Dividend Payout Ratio memberikan gambaran seberapa besar kontribusi perusahaan terhadap pembayaran dividend. Semakin besar rasio dividend maka semakin besar pula alokasi keuntungan perusahaan untuk pemegang saham Rodoni,2005;83. Dividend Payout Ratio adalah persentase tertentu dari laba perusahaan yang dibayarkan sebagai dividend kas kepada pemegang saham Darmadji dan Fakhruddin,2001:142. Dividend Payout Ratio adalah persentase dari pendapatan yang akan dibayar kepada para pemegang saham sebagai dividend. Jika makin tinggi tingkat dividend yang dibayarkan berarti semakin sedikit laba yang ditahan dan sebagai akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan dalam mendapatkan pendapatan dan harga sahamnya Riyanto,2001;266 Rasio pembayaran dividen dividend payout ratio yaitu dividen kas tahunan dibagi laba tahunan; atau dividend per lembar saham dibagi laba per xxxix lembar saham. Rasio ini menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk kas. Dari pengertian diatas Dividend Payout Ratio merupakan hasil dari kebijakan dividend perusahaan dalam menghitung persentase pembagian hasil keuntungan kepada pemegang saham. Rasio ini menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk kas. Semakin tinggi tingkat dividend payout ratio yang ditetapkan perusahaan berarti semaikn kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan dalam perusahaan. Dalam menentukan dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan, pihak manajemen perusahaan perlu menganalisa dengan baik dan membicarakannya dengan para investor dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Apakah laba akan dibagikan senagai dividen dalam bentuk kas cash dividend atau saham stock dividend, berapa kali pembagian dividen dalam setahun, kapan akan dibagikan dan kapan akan ditahan. Permasalahan mengenai kebijakan dividen ini kadang kala nampak rumit. Dengan keuntungan yang dihasilkan perusahaan, dan adanya alternative investasi yang menguntungkan, perusahaan juga perlu menginvestasikan kembali keuntungan yang diperoleh untuk pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Namun di sisi lain perusahaan juga mempunyai kewajiban memakmurkan pemegang saham sebagai imbalan atas saham yang mereka miliki.

2. Pola Pembayaran Deviden Payout Ratio

xl Pola pembayaran Dividend Payout Ratio yang dilakukan perusahaan Riyanto,1995;269 1. Kebijakan Deviden Stabil Jumlah dividend per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya relative tetap selama jangka waktu tertentu. 2. Penetapan Jumlah Dividen Minimal Plus Ekstra Jumlah rupiah minimal per lembar saham setiap tahunnya ditetapkan terlebih dahulu. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan ada dividend ekstra diatas jumlah minimal tersebut. 3. Penetapan Rasio Pembayaran Yang Konstan Jumlah dividend per lembar saham yang akan dibayarkan setiap tahunnya berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya. 4. Penetapan rasio pembayaran yang fleksibel Jumlah deviden setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi financial dari perusahaan yang bersangkutan. Dari keempat macam pola pembayaran diatas, dividen stabil merupakan kebijakan yang paling banyak digunakan perusahaan karena dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Dan juga dengan jumlah deviden yang pasti akan menunjukkan kinerja perusahaan cukup baik.

3. Prosedur Umum yang Dilakukan Perusahaan dalam Pembagian

Dividend xli Dalam penelitian Buddi dan Adler 2004;01 prosedur umum yang dilakukan perusahaan dalam pembagian dividen adalah; 1. Tanggal pengumuman declaration date adalah tanggal pada saat direksi mengumumkan deviden. Pada tanggal tersebut deviden menjadi kewajiban perusahaan dan dicatat pada buku perusahaan. Tanggal pengumuman ini biasanya beberapa minggu sebelum tanggal pembayaran dividen. 2. Cum Dividen adalah tanggal dimana seluruh pemegang saham perusahaan sampai batas tanggal tersebut berhak mendapatkan deviden. 3. Tanggal pencatatan date of record merupakan tanggal yang dipilih oleh dewan direksi untuk mendaftar para pemegang saham yang berhak menerima dividen. Karena waktu yang tersita untuk menyusun daftar para pemegang saham, maka tanggal pencatatan biasanya dua atau tiga minggu setelah pengumuman dividen, namun sebelum tanggal pembayaran dividen. 4. Ex-dividend yaitu tanggal dimana pemegang saham tidak lagi berhak mendapatkan deviden. 5. Tanggal pembayaran date of payment adalah tanggal deviden benar- benar dibayarkan. Pembayaran biasanya berlangsung beberapa minggu setelah tanggal pengumuman deviden. Dalam hal pembagian deviden, dikenal istilah deviden interm dan deviden final. Dividend interim adalah deviden yang sifatnya sementara sehingga dimungkinkan adanya pemberian deviden lanjutan hingga xlii terciptanya nilai deviden yang sifatnya final untuk tahun buku tertentu. Setelah dikeluarkannya dividen final maka tidak ada tambahan deviden untuk tahun buku tersebut. Dividen final diputuskan pada RUPS tahunan.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio

Pada uraian sebelumnya telah dibahas aspek teoritis dari dividen. Dibawah ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi Devidend Payout Ratio yaitu: 1. Posisi likuiditas perusahaan Cash Position Posisi kas atau likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam keputusan dividen. Dividen merupakan arus kas keluar. Maka dapatlah dikatakan bahwa makin kuat posisi likuiditas suatu perusahaan terhadap prospek kebutuhan dana diwaktu-waktu mendatang, makin tinggi Devidend Payout Rationya. 2. Laju pertumbuhan perusahaan Growth Potential Bisnis yang tumbuh cepat, juga menghasilkan laba, mungkin harus membatasi dividen supaya dapat menyimpan dana dalam perusahaan untuk investasi pertumbuhan. Oleh karenanya laju pertumbuhan perusahaan menjadi faktor penting yang menentukan kebijakan dividen. Sebagai indikator dari atribut pertumbuhan, digunakan tingkat pertumbuhan campuran yang diatur pada setiap tahun dalam total assets Chang dan Rhee,1990 xliii 3. Profitabilitas Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Oleh karena dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya Devidend Payout Ratio . Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi yang lebih besar sebagai dividen. 4. Umur dan Besaran Firm Size Umur dan besaran perusahaan tergantung dari kemudahan aksesnya ke pasar-pasar modal. Perusahaan besar dan dewasa lazimnya dianggap lebih aman dari pada perusahaan yang masih muda usia. Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih tinggi dari pada perusahaan kecil. 5. Debt to Equity Ratio DER Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditujukan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar utang. Oleh karena itu semakin rendah Debt to Equity Ratio akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Jika beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen xliv akan semakin rendah, sehingga Debt to Equity Ratio mempunyai hubungan negatife dengan Devidend Payout Ratio. 6. Perjanjian yang membatasi Kadang-kadang ada pembatasan dalam perjanjian kredit yang membatasi dividen yang boleh dibayarkan. 7. Kemantapan laba Perusahaan dengan laba mantap lebih berkemungkinan mendistribusikan persentase yang lebih tinggi dari laba daripada perusahaan yang tidak mantap labanya. 8. Mempertahankan kendali Manajer keuangan yang enggan menerbitkan saham biasa tambahan karena khawatir akan mencairkan kendali atas bisnis, akan menahan persentase lebih tinggi dari laba. Pendanaan internal memberi kemampuan kepada perusahaan untuk mempertahankan kendali. 9. Kemampuan mendanai secara eksternal Perusahaan yang mampu masuk ke pasar-pasar modal dengan mudah dapat menerima beban rasio pembayaran dividen lebih tinggi. Bila akses ke sumber-sumber pendanaan eksternal terbatas, maka perusahaan akan lebih banyak menahan laba supaya dapat memenuhi kebutuhan keuangan yang direncanakan. 10. Ketidakpastian xlv Pembayaran dividen mengurangi ketidakpastian dalam benak pemegang saham tentang kesehatan keuangan perusahaan. 11. Denda pajak Keinginan untuk menghindari kemungkinan terkena denda pajak atas akumulasi lebih dari laba ditahan, dapat menghasilkan pembayaran dividen tinggi. 12. Kedudukan pajak investor Di bawah undang-undang perpajakan yang berlaku, investor dikenakan pajak penuh atas dividen, tetapi perolehan modal jangka-panjang dibatasi pada 28 persen.

5. Cara Menghitung 1.

Dividend Payout Ratio Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian 2003;391 Dividend Payout Ratio diperoleh dengan cara; Dividend per share adalah jumlah dividen per saham sedangkan Earning per share adalah jumlah laba per saham.

2. Volume Perdagangan

Volume perdagangan saham dihitung dengan menggunakan rumus; Menurut Arif dan Zaki 1999;101 aktivitas volume perdagangan saham dilihat dengan menggunakan indicator Trading Volume Activity TVA. Dividend per Share Dividend Payout Ratio = x 100 Earning Per Share xlvi saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t TVA it = saham perusahaan i yang beredar listing pada waktu t

3. Ukuran Perusahaan Firm Size

Ukuran Perusahaan ditentukan oleh Log Natural dari Total Asset Ln TA tiap tahunnya Alli et al,1993 dalam Sutrisno,2001;5.

4. Debt Equity Ratio DER

Membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Hal tesebut sesuai dengan pendapat Ross et.al,2003. Adapun perhitungan dari Debt Equity Ratio adalah :

5. Price Earning Rasio PER

Menunjukan perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba bersih per lembar saham. Joel dan Jae, 2000. Harga pasar per saham Price Earning Ratio = Laba bersih perusahaan per saham Pengertian Volume Perdagangan Saham Volume perdagangan saham merupakan bagian yang diterima dalam analisis teknikal dipenilaian harga saham. Kegiatan perdagangan saham dan xlvii volume yang tinggi disuatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik bullish. Peningkatan volume perdagangan dibarengi dengan peningkatan harga merupakan gejala yang makin kuat atau kondisi yang membaik bullish Suad Husnan, 2002;354. Magdalena, 2004 menjelaskan volume perdagangan saham sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan secara harian. Sedangkan Abdul Halim dan Nasuhi Hidayat, 2000 mendefinisikan bahwa volume perdagangan Vt sebagai lembar saham yang diperdagangkan pada hari t. Volume perdagangan saham yang besar mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Magdalena, 2004;25. Pengertian Ukuran Perusahaan Firm Size Firm Size adalah ukuran besarnya perusahaan. Umur dan besaran perusahaan tergantung dari kemudahan aksesnya ke pasar-pasar modal. Perusahaan besar yang sudah eksis akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, karena kemudahan tersebut fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar dianggap lebih aman dari pada perusahaan yang masih baru sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi dari pada perusahaan kecil. Ukuran perusahaan diwakili oleh Log natural dan Total Asset. Alli et al.,1993, dalam Sutrisno, 2001:03. xlviii Perusahaan yang besar dianggap mempunyai resiko lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Alasannya, karena perusahaan yang besar bisa dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal, dan variabel ini diprediksi mempunyai huibungan yang negative dengan resiko. Berdasarkan penelitian tersebut penelitian ini menggunakan total aktiva sebagai indicator pengukuran besar atau kecilnya perusahaan, Semakin besar suatu perusahaan berarti semakin banyak dana yang digunakan untuk menjalankan operasi perusahaan, dengan demikian perusahaan dapat menghasilkan laba yang besar pula. Jumlah asset dapat dikatakan sebagai salah satu alat ukuran perusahaan. Asset perusahaan ada pada posisi neraca dimana mencerminkan kekayaan yang merupakan hasil penggunaan dalam berbagai bentuk. Sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan yang dinilai dari jumlah assets yang dimiliki perusahaan tersebut bear atau kecil, maka hal ini dapat mempengaruhi laba yang akan diperoleh perusahaan. Pengertian Price Earning Ratio PER Menurut Jogianto, Price Earning Ratio PER menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earning. Jadi rasio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earning. xlix Sedangkan Sutrisno 2000;268 menjelaskan bahwa Price Earning Ratio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh para pemegang saham. Mohammad Usman 2001;83 menyatakan bahwa sebagai alternatif lain selain menggunakan arus kas atau arus dividen dalam menghitung nilai fundamental atau nilai intrinsik saham adalah dengan menggunakan nilai laba perusahaan earning. Salah satu pendekatan yang populer untuk mengestimasi nilai intrinsik adalah pendekatan Price Earning Ratio PER. Menurut gruber, Pendekatan Price Earning Ratio PER merupakan model penilaian saham yang paling praktis sehingga banyak dipergunakan oleh para pemodal dan analisis saham. Pendekatan ini juga paling sering digunakan oleh penjamin emiten underwriter untuk menentukan harga saham perdana Suad Husnan. Selain itu Price Earning Ratio PER mempunyai arti yang cukup penting dalam penilaian saham, karena mencerminkan salah satu indokator perusahaan tentang pada masa mandatang, pada perusahaan yang mempunyai Price Earning Ratio tinggi resiko yang rendah serta pertumbuhan yang tinggi, sehingga pemodal bersedia membeli saham perusahaan dengan harga tinggi dan berharap akan mendapatkan aliran kas mendatang lebih tinggi. Selanjutnya Abdul Halim menjelaskan bahwa dalam beberapa hal, rasio ini lebih menarik dibandingkan model dividen. Pertama, Price Earning Ratio memberikan sesuatu standar yang tepat untuk membandingkan dengan harga dari saham-saham yang memiliki tingkat pendapatan per lembar saham yang berbeda. Kedua, model ini lebih mudah digunakan dari pada model dividen terutama bagi l saham dari perusahaan-perusahaan yang tidak membagi dividen sekarang ini. Ketiga, estimasi input ini digunakan pada model Price Earning Ratio lebih mudah dilakukan dari pada estimasi input pada model. Suad Husnan juga menjelaskan bahwa perusahaan yang berada dalam industri yang masih dalam tahap pertumbuhan akan mempengaruhi Price Earning Ratio yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berada pada industri yang sudah mapan. Berdasarkan pengertian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Price Earning Ratio adalah perbandingan antara harga saham P = Price dan Laba per saham E = earning, Priceearning = R ratio. Price Earning ratio terdiri dari tiga variabel dalam kaitan pembentukan harga saham, variabel P price tergantung pada variabel E earning dan R ratio, Jika E dan R diketahui maka P price dapat dihitung. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning ratio PER Sesuai dengan model tersebut maka dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio, adalah : 1. Dividen Payout Ratio, apabila faktor-faktor lain dipegang konstan, maka meningkatnya payout ratio akan meningkatkan Price Earning Ratio 2. Tingkat keuntungan yang dipandang layak discount rate. Apabila faktor- faktor lain dipegang konstan, maka meningkatnya discount rate akan menurunkan Price Earning Ratio li 3. Pertumbuhan Dividen. Apabila faktor-faktor lain dipegang konstan, maka meningkatnya pertumbuhan dividen akan meningkatkan Price Earning Ratio Suad Husnan,2001;342. Pengertian Debt to Equity Ratio Debt To Equity Ratio merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ross et al : 2003 yang menyatakan bahwa “debt to equity ratio is dividing total debt with total equity”. Menurut Horne dan Wachoviz 1998:145 “Debt to equity is computed by simply dividing the total debt of the firm lincluding current liabilities by its shareholders equity”. Debt to equity ratio merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Brealey et al. 2001:490 “Debt to equity is long term debt of the firm dividing equity“. Dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan rasio yang membandingkan total hutang dengan total ekuitas dari pemegang saham. Dengan demikian, debt to equity ratio juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak terbayarkan suatu hutang.

H. Pengertian Return Saham

Return atau tingkat keuntungan merupakan persentase dari kekayaan pemegang saham untuk sesuatu jangka waktu. Peningkatan dalam rupiah adalah lii sama dengan deviden tunai yang diterima dalam satu jangka waktu ditambah dengan perubahan dalam nilai saham yang berlaku dalam jangka waktu tersebut. Ahmad Rodoni dan Othman Yong, 2002;1. Tingkat keuntungan return adalah konsep penting dalam setiap keputusan investasi karena merupakan tolak ukur investasi. Suatu investasi dinyatakan berhasil apabila kekayaan investor itu meningkat, sebaliknya investasi itu rugi apabila kekayaan investor itu menurun. Tingkat keuntungan suatu saham adalah seluruh pendapatan bersih yang diterima pemegang saham pada suatu akhir periode tertentu. Yaitu deviden ditambah dengan capital gain atau capital loss dibagi dengan saham awal periode. Saham menurut Dahlan Siamat adalah suatu bukti kepemilikan gabungan suatu modal pada suatu perseroan terbatas. Vonny Dwiyanti, saham adalah surat berharga yang menunjukkan adanya kepemilikan seseorang atau badan hukum terhadap perusahaan penerbit saham. Para pemegang saham perusahaan berhak untuk memilih direksi perusahaan yang umum berlaku adalah one share one vote artinya satu saham satu suara, pemegang saham biasanya memberikan suara pada RUPS. Secara umum hak pemegang saham biasa adalah sebagai berikut; a. Berhak atas pendapatan perusahaan b. Berhak atas harta perusahaan c. Berhak mengeluarkan suara UU PT Pasar Modal 45,46 d. Tanggung jawab terbatas UU perseroan Terbatas pasal 3 e. Hak memesan efek terlebih dahulu. liii Ada beberapa faktor yang harus disadari oleh setiap investor. Faktor tersebutlah yang menjadu salah satu daya yang memicu berfluktuasi harga saham. Menurut Ali Arifin 2002,117 faktor yang dapat mempengaruhi harga saham adalah sebagai berikut; a. Kondisi Fundamental b. Hukum permintaan dan penawaran c. Tingkat suku bunga d. Valuta asing e. Dana asing di Bursa f. IHSG Keuntungan return yang akan diperoleh para investor dari investasi saham di pasar modal dapat berupa: a. Capital gain, yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham berupa kelebihan nilai jual dari nilai beli saham b. Deviden, yaitu keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Biasanya tidak seluruh keuntungan perusahaan dibagikan kepada pemegang saham, tetapi ada bagian yang diinvestasikan kembali. Besarnya deviden yang dibagikan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS perusahaan tersebut. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pengembalian keuntungan yang berasal dari investasi selama beberapa periode liv adalah perubahan harga pasar ditambah dengan kas yang diterima karena hak kepemilikan, dibagi dengan harga pasar awal investasi. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Perkembangan saham yang semakin meningkat, maka semakin banyak investor yang ingin menginvestasikan dananya di pasar modal. Sebagai seorang Investor dalam menginvestasikan saham harus dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi return saham. Banyak faktor yang mempengaruhi return saham. Bagi seorang pemodal informasi mengenai naik turunya harga saham sangat dibutuhkan, karena seorang pemodal dapat mengetahui bagaimana menghitung tingkat keuntungan return yang akan diterima. Seorang pemodal juga harus mengetahui seberapa besar atau resiko yang akan muncul ketika akan melakukan investasi. Resiko dan return saham dapat diukur dengan metode CAPM dan SIM. Tetapi dalam menghitung return dan resiko harus memiliki informasi yang cukup akurat dan cepat, sehingga dapat mengambil suatu keputusan yang tepat untuk menentukan investasi. Menurut Maorish Kandel dalam teorinya menyatakan bahwa harga saham bersifat uncretable tidak dapat di prediksi atau biasa disebut random walk acaktidak beraturan, maka harga saham hanya dapat diperkirakan saja berdasarkan berdasarkan harga saham masa lalu, dan hanya dapat dilihat berdasarkan naik turunya harga saham berdasarkan kekuatanya. Dan dapat dihitung dengan menggunakan metode regresi linier sederhana yang dapat menghitung saham di masa lalu. Return saham tidak hanya dipengaruhi oleh lv tingkat resiko tetapi terdapat beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi dan menjadi acuan dalam penentuan return suatu perusahaan. Penelitian Terdahulu Menurut Fama dan French, 2001 menyatakan bahwa perusahaan besar menyukai untuk membayar dividen, sehingga perusahaan yang memiliki asset yang besar akan lebih mampu untuk memperbesar payout ratio mereka. Penelitian lain dilakukan oleh Aivazian et.al, 2003 menemukan hasil yang mixed berkenaan dengan hubungan antara firm size dan kebijakan dividen untuk beberapa pasar modal yang berkembang. Penelitian lain dilakukan oleh Hartono,2000 dan Wuryatiningsih, 2002 menemukan bahwa perusahaan besar cenderung memiliki dividend payout yang lebih tinggi. Dibandingkan dengan perusahaan kecil, perusahaan besar memiliki akses kepada pasar modal sehingga tidak tergantung pada dana internal perusahaan. Sehingga dividend payout ratio memiliki hubungan yang positif dengan ukuran perusahaan firm size. Penelitian lain dilakukan oleh Fama dan French,2001 melaporkan bahwa kecenderungan untuk membayar dividen berhubungan dengan secara positif terhadap ukuran size dan keuntungan perusahaan, dan berhubungan secara negative terhadap kesempatan pertumbuhan perusahaan. Pembatasan untuk karakteristik tersebut, Fama dan French melaporkan bahwa proporsi pembayaran dividen dalam perusahaan Go Public Amerika, non keuangan, non utilitas telah menurun secara substansial pada dua decade terakhir. lvi Penelitian lain dilakukan oleh Bandi dan Hartono,2000:205, Perubahan harga merefleksikan perubahan kepercayaan rata-rata pasar secara agregat, sebaliknya volume perdagangan harga saham merupakan jumlah tindakan atau perdagangan investor individual. Reaksi harga atas informasi publik merefleksikan revisi kepercayaan dalam pasar agregat yang merupakan akibat dari adanya informasi tersebut. Menurut Bandi dan Jogianto,2000:205 mengamati makin besar ukuran perusahaan dalam kondisi “economic of scale” akan lebih efisien dalam menjalankan operasinya. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari besarnya total aktiva. Salah satu cara untuk memperbesar ukuran perusahaan adalah melalui pemanfaatan hutang disamping akuitas. Menurut Chang dan Rhee,2000 Deviden merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karenanya deviden akan dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan. Oleh karena deviden diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya deviden payout ratio. Penelitian tentang Price Earning Ratio pertama kali dipopulerkan oleh Volkert S. Whitbeck dan Manown Kisor Jr,2002 dengan menggunakan variable eksplantori yaitu Pertumbuhan laba, Dividen Payout Ratio, dan standar deviasi pertumbuhan laba terhadap Price Earning Ratio. Faktor pertumbuhan laba dan Dividen Payout Ratio mempunyai hubungan Positif terhadap Price Earning Ratio , sedangkan faktor standar deviasi pertumbuhan laba mempunyai hubungan yang negative terhadap Price Earning Ratio. lvii Menurut Jones,2000 menyatakan Price Earning Ratio sebagai salah satu aspek keuangan yang penting bagi manajer dan para analis. Menurutnya, Model Price Earning Ratio konsisten dengan nilai sekarang karena mempertimbangkan nilai intrinsik suatu saham atau bursa saham agregat dan menggambarkan seberapa besar para investor bersedia dibayar untuk setiap keuntungan yang diperoleh perusahaan. Penelitian tentang Price Earning Ratio sebelumnya dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain Rosemarie S.N, 2003 tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio emiten di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian tanpa pengelompokkan menunjukkan bahwa secara serempak faktor-faktor Fundamental seperti Fixed Asset, Dividen Payout Ratio, Total Asset, Firm Size , berpengaruh signifikan terhadap Price Earning ratio dan pengujian secara sendiri-sendiri faktor-faktor Fundamental yang berpengaruh terhadap Price Earning Ratio adalah Dividen Payout ratio dan Earning growth. Menurut Mohammad Usman 2001;83 dalam penelitiannya mengenai pengaruh dividend payout ratio, return on equity, dan earning growth terhadap price earning ratio , menghasilkan pengujian secara serempak ke tiga variabel yaitu; dividend payout ratio, return on equity, dan earning growth berpengaruh signifikan terhadap price earning ratio dan pengujian secara sendiri-sendiri ketiga variable tersebut juga berpengaruh signifikan terhadap price earning ratio, namun variabel yang paling dominan mempengaruhi Price Earning Ratio adalah Return On Equity . lviii Dengan pertimbangan berdasarkan teori dan penelitian terdahulu maka peneliti mencoba menganalisa kembali dengan variabel bebas yang sama, tetapi dengan tambahan satu variabel bebas yaitu debt to equity ratio. Dalam sumber yang peneliti baca, debt to equity ratio adalah salah satu variabel yang mempengaruhi return. Dengan pertimbangan itu maka peneliti mencoba menganalisa kembali dan akan menganalisa sesuai tahun penelitian selama lima tahun dengan sektor yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Mudah-mudahan dengan penelitian yang akan diteliti akan menghasilkan hasil yang yang sesuai demgan teori dan dapat bermanfaat bagi para investor dalam menganalisa keadaan return saham dengan tujuan menghasilkan keuntungan yang lebih baik lagi. Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 lix Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji Multikolonieritas Uji Autokolerasi Uji Heterokedastitas Uji Model Regesi DPR, Volume Perdagangan, Ukuran Perusahaan, DER,PER Bursa Efek Indonesia Return Saham Uji T Uji F Uji R 2 Interpretasi lx 1. H : b 1 , b 2 , b 3 , b 4, b 5 = 0 Deviden Payout Ratio, Volume Perdagangan Saham, Ukuran Perusahaan firm size, Debt To Equity Ratio, Price Earning Ratio tidak berpengaruh secara signifikan simultan terhadap Return Saham. H 1 : b 1 , b 2 , b 3 , b 4 , b 5 , 0 Deviden Payout Ratio, Volume Perdagangan Saham, Ukuran Perusahaan Firm Size, Debt To Equity, Price Earning Ratio berpengaruh secara signifikan simultan terhadap Return Saham. 2. H : b 1 , b 2 , b 3 , b 4, b 5 = 0 Deviden Payout Ratio, Volume Perdagangan Saham, Ukuran Perusahaan firm size, Debt To Equity Ratio, Price Earning Ratio tidak berpengaruh secara parsial terhadap Return Saham. H 1 : b 1 , b 2 , b 3 , b 4 , b 5 , 0 Deviden Payout Ratio, Volume Perdagangan Saham, Ukuran Perusahaan Firm Size, Debt To Equity, Price Earning Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Return Saham.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Penilaian Harga Wajar Saham dengan Price Earning Ratio pada PT Bank Mandiri, Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk dan PT Bank Negara Indonesia, Tbk

1 65 83

Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 103 114

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia

0 50 79

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 47 96

Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

1 8 168

Analisis faktor fundamental perusahaan terhadap Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan berbasis syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013

0 6 168

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, dan Return On Equity terhadap Price Earning Ratio pada Saham Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 (Studi Saham-Saham Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia

0 9 69

ANALISIS PENGARUH FIRM SIZE, RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO, PRICE EARNING RATIO DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang termasuk Saham Syariah di Bursa Efek Indone

0 10 86

Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price Earning Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan yang Tergabung Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

0 15 112

Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan

0 3 131