Kalium Klorat Berdasarkan sifat ledakannya

dengan aluminium powder disebut tritonal, dengan RDX disebut cyclonite dan beberapa campuran yang lain. Oleh karena itu TNT adalah satu komponen yang sangat penting dalam industri bahan peledak, tetapi karena sifatnya yang tidak sensitif maka TNT dalam penggunaanya sebagai bahan peledak dikelompokkan kedalam secondary explosive yang membutuhkan detonator untuk mengignisi ledakan Yinon and Zitrin 1993 .

2.1.3. Kalium Klorat

Secara kimia kalium klorat adalah suatu senyawa yang mengandung Kalium, Klorida dan Oksigen dengan rumus molekul KClO 3 , mempunyai berat molekul 122,6, titik leleh 370 C dan berat jenis 2,34 gcm, 3 titik didih 400 C dan titik nyala 400 C. Dalam bentuk murni kalium klorat berupa kristal monoklinik berwarna putih dan digolongkan dalam senyawa oksidator kuat. Kalium klorat sedikit larut dalam air dingin dan segera larut dalam air panas, tetapi tidak larut dalam alkohol Kohler and Meyer, 1993. Kalium klorat sangat reaktif dan peka terhadap panas yang apabila diberi panas akan terurai menjadi kalium klorida dan gas oksigen. 2 KClO 3 2 KCl + 3 O 2 Kalium klorat juga dapat bereaksi dengan beberapa logam tertentu dalam fase padat serbuk halus sambil melepaskan energi, yaitu antara lain dengan logam aluminium, magnesium dan logam-logam yang segolongan dengannya. KClO 3 + 2 Al KCl + Al 2 O 3 Reaksi lainnya dari kalium klorat yang berkaitan dengan sifat ledakannya adalah reaksi dengan Sulfur melalui tahapan reaksi dengan oksigen dari udara yaitu melalui pembentukan SO 2 dimana akan memberikan implikasi sifat ignisi spontan pada reaksi campuran antara klorat dan sulfur yang reaksinya dapat digambarkan sebagai berikut: S + O 2 SO 2 2KClO 3 + SO 2 K 2 SO 4 + 2 ClO 2 4S + 2ClO 2 2SO 2 + S 2 Cl Universitas Sumatera Utara Reaksi tersebut diatas adalah merupakan salah satu kemungkinan mekanisme reaksi pada ignisi spontan yang terjadi antara kalium klorat dengan sulfur yang mana dapat dilihat bahwa 1 mol sulfur dapat menghasilkan 2 mol gas SO 2 B.J.Kosanke at al, 2004. Klorin dioksida ClO 2 mempunyai sifat reaktifitas sangat tinggi, mempunyai titik didih 11 C, bersifat paramagnetik. Klorin dioksida cair dapat meledak pada suhu diatas - 40 C, dan dalam bentuk gas pada tekanan partial 55 mm Hg apabila bercampur dengan reduktor akan segera terdetonasi dan terjadi ledakan yang kuat. Klorin dioksida adalah molekul berelektron ganjil yang sangat reaktif dan cenderung tetapi tidak memebentuk dimer seperti molekul-molekul berelektron ganjil lainnya, hal ini disebabkan oleh karena dapat disetabilkan energi resonansinnya J.D.Lee, 1994. Secara komersil dalam industri dan di kehidupan sehari – hari kalium klorat banyak digunakan sebagai komponen utama pembuatan korek api, desinfektan, penghasil oksigen dan juga untuk pembuatan petasan serta kembang api. Suatu campuran kalium klorat dengan tepung serbuk logam misalnya : aluminium, magnesium dikenal dengan flash powder. Campuran ini sangat peka terhadap panas maka dengan memberi sedikit panas akan terjadi reaksi spontan atau mengalami deflagrasi. Jika reaksi terjadi dalam wadah tertutup akan menimbulkan ledakan yang berkekuatan rendah atau bersifat low explosive. Beberapa campuran kalium klorat yang sudah dikenal antara lain adalah dengan gula pasir disebut sugar bomb, dan beberapa formulasi yang dimodifikasi yaitu menggunakan antimoni sulfida sebagai pengganti sulfur, magnesiun atau suatu alloy aluminium – magnesium magnalinium sebagai pengganti alluminium. Juga ditemukan bahan peledak flash powder yang diproduksi secara illegal yang dikenal dengan M-805 dan M-1005 Saferstein Richard, 2002 . Komposisi bahan peledak kalium klorat lainnya yang telah dikenal adalah berupa kalium klorat 9 bagian dicampur dengan 1 bagian vaseline atau petroleum jelly, kemudian diberi shock wave maka campuran ini akan terdetonasi dan ledakannya lebih kuat dari peledak black powder dan sifat ledakannya high explosive The Terrorist Handbook, Gunzenboom 2002 . Universitas Sumatera Utara Walaupun sifat dari bahan peledak ini dapat dirancang sebagai low explosive dan sebagai bahan peledak high explosive tetapi penggunaannya secara komersial dalam industri maupun untuk kepentingan militer kurang populer dan tidak banyak digunakan oleh karena sifatnya yang sangat sensitive terutama terhadap panas sehingga penanganan dan penyimpanannya relatif sulit dilakukan.

2.1.4. Aluminium

Dokumen yang terkait

Penggunaan Campuran Tepung Tapoka Dengan Tepung Sagu Dan Natrium Nitrat Dalam Pembuatan Bakso Daging Sapi

4 61 76

Nitrogliserin Dapat Digunakan Sebagai Bahan Peledak

2 53 7

PENGARUH PENGGUNAAN SERAT HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON TERHADAP KUAT TARIK BETON

2 28 19

Pengaruh Tingkatan Tetes sebagai Campuran Tepung Daun Ketela Pohon terhadap Degradasi Bahan Kering, Bahan Organik Campuran dan Produksi Total VFA dalam Rumen Kerbau

0 5 96

PENGARUH VARIASI CAMPURAN SERBUK ALUMINIUM DALAM PEMBUATAN BATA BETON RINGAN DENGAN BAHAN TAMBAH Pengaruh Variasi Campuran Serbuk Aluminium Dalam Pembuatan Bata Beton Ringan Dengan Bahan Tambah Serbuk Gipsum.

0 2 17

PENGARUH VARIASI CAMPURAN SERBUK ALUMINIUM DALAM PEMBUATAN BATA BETON RINGAN DENGAN BAHAN TAMBAH Pengaruh Variasi Campuran Serbuk Aluminium Dalam Pembuatan Bata Beton Ringan Dengan Bahan Tambah Serbuk Gipsum.

0 1 12

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TEMPE SEBAGAI BAHAN PENSUBSTITUSI DAGING SAPI Pengaruh Penggunaan Tepung Tempe Sebagai Bahan Pensubstitusi Daging Sapi Terhadap Komposisi Proksimat Dan Daya Terima Bakso.

0 0 18

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TEMPE SEBAGAI BAHAN PENSUBSTITUSI DAGING SAPI TERHADAP KOMPOSISI Pengaruh Penggunaan Tepung Tempe Sebagai Bahan Pensubstitusi Daging Sapi Terhadap Komposisi Proksimat Dan Daya Terima Sosis.

1 1 18

PENGARUH PENAMBAHAN NITROGEN DAN SULFUR PADA FERMENTASI LIMBAH PADAT PEMBUATAN BIOETANOL OLEH CAMPURAN Trichoderma viride DAN Saccharomyces cerevisiae TERHADAP BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK.

0 0 2

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI INSPEKTUR BAHAN PELEDAK

0 1 8