4.1.4. Penghitungan Tekanan Ledakan
Dari kecepatan detonasi yang diperoleh kemudian dapat dihitung besarnya tekanan P yang ditimbulkan oleh masing-masing ledakan dengan menggunakan
persamaan berikut ini :
4 VOD
P
2
ρ
=
P = Pressure Tekanan Pascal ρ = Density bahan peledak gcm
3
Density atau kerapatan bahan peledak tersebut dapat dihitung dari berat bahan peledak yang digunakan dibagi dengan volume kontainer pipa yang terisi
bahan peledak yaitu : Panjang pipa yang terisi bahan peledak = 40 cm.
Berat bahan peledak = 450 gram. Diameter kontainer pipa adalah 1,25 inchi atau jari-jari =1,625 cm.
Maka volume kontainer yang berisi bahan peledak adalah : V =
π r
2
h V = Volume bahan peledak.
π = konstanta 3,14 r = jari-jari pipa.
h = tinggi bahan peledak dalam kolom detonasi. Sehingga volume dari bahan peledak dapat dihitung sebagai berikut :
V = 3,14 1,625
2
.40 = 3,14 × 2,64 × 40
V = 331 cm
3
Density bahan dari campuran bahan peledak tersebut adalah
3
gcm v
m =
ρ
m = massa berat sample gram. v = volume bahan peledak dalam kontainercm
3
.
3 3
359 ,
1 331
450 cm
g cm
g =
= ρ
ρ
Universitas Sumatera Utara
Dengan menggunakan rumus tersebut diatas dapat dihitung tekanan masing-masing ledakan dan hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5. Tekanan dari ledakan masing- masing ledakan
Dari hasil perhitungan tekanan yang dihasilkan dari masing-masing ledakan sesuai rancangan yang ditetapkan rancangan 1,2,3 dan 4 seperti yang
terlihat pada Tabel 4-5 dapat dilihat bahwa tekanan terendah diperoleh pada ledakan dengan detonator rakitan sesuai rancangan 1 yaitu 25,99 atm, kemudian
ledakan yang dipicu oleh detonator pabrik adalah 26,29 atm, sedangakan ledakan yang menggunakan booster TNT yang dimodifikasi berada pada kisaran 42,26
sampai dengan 47,87 atm dan tekanan yang terbesar diperoleh pada ledakan dengan tandem booster TNT dan modifikasi dengan memberikan rongga 10 cm
yaitu 48,43 atm.
Universitas Sumatera Utara
4.1.5. Analisa residu ledakan
Setelah dilakukan pengumpulan dan pengamanan residu ledakan, pertama sekali dilakukan analisa secara kualitatif terhadap ion klorat yaitu dilakukan
dengan spot test dan diperoleh hasil bahwa untuk ledakan yang dipicu detonator rakitan dan detonator pabrik tanpa booster ion klorat masih terdeteksi dengan
jelas tetapi untuk ledakan yang menggunakan tandem booster TNT ion klorat relatif tidak terdeteksi lagi. Kemudian terhadap booster TNT dilakukan deteksi
dengan instrumen Ion Scan dan diperoleh hasil bahwa untuk mekanisme ledakan menggunakan booster TNT ternyata tidak ditemukan lagi adanya TNT dalam
bentuk bahan murni tetapi menunjukkan adanya ion nitrat dengan intensitas yang
tinggi pada kromatogram Ion Scan.
Selanjutnya terhadap ekstrak residu ledakan dilakukan analisis kuantitatif untuk ion klorat, ion klorida, ion kalium, ion sulfat dan ion nitrat menggunakan
instrumen Kromatografi Ion dan diperoleh hasil seperti yang terlihat pada Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6. Hasil analisis residu ledakan dengan kromatografi Ion
Universitas Sumatera Utara
4.2. Pembahasan 4.2.1. Komposisi dan mesh bahan peledak.