Tabel 4.1. Penentuan mesh bahan peledak
4.1.2. Penentuan Komposisi Campuran Bahan Peledak
Berdasarkan dari hasil yang diperoleh pada Tabel 4-1 diatas, dapat dilihat bahwa ukuran partikel bahan peledak yang terbaik adalah mesh 70, dan untuk
selanjutnya ditetapkan sebagai mesh bahan peledak dalam penelitian ini. Kemudian ditetapkan komposisi bahan peledak yang terbaik dengan beberapa
perbandingan dan masing-masing ledakan ditentukan kecepatan detonasinya dan hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2. Penentuan komposisi bahan peledak
Hasil pengukuran panjang notch dan perhitungan kecepatan detonasi
seperti yang terlihat pada Tabel 4-2 diperoleh bahwa komposisi bahan peledak yang menghasilkan kecepatan detonasi tertinggi adalah komposisi 70 : 15 : 15
dan 65 : 20 : 15 yaitu 2845 mdet.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pengukuran panjang notch dan penghitungan kecepatan
detonasi seperti telihat pada Tabel 4-2 maka dalam penelitian ini ditetapkan campuran bahan peledak yang digunakan adalah dengan komposisi 65 : 20 : 15.
4.1.3. Pengukuran VOD ledakan sesuai rancangan
Dengan menggunakan bahan peledak mesh 70 dan komposisi 65 : 20 : 15, dilakukan peledakan masing-masing tiga kali pengulangan untuk berbagai
rancangan atau mekanisme ledakan yang telah ditetapkan yaitu rancangan 1, 2, 3 dan 4 yang dimulai dari pemicu ledakan berupa detonator rakitan, detonator
pabrik, detonator pabrik dengan tandem booster TNT, dan beberapa modifikasi yaitu booster TNT dan diberi rongga 10 cm, booster TNT ditambah lapisan plat
Pb 3mm, booster TNT diberi lapisan plat Pb dan rongga 10 cm, booster TNT diberi lapisan plat Pb 6 mm, dan sebagai pembanding tandem booster daya gel
magnum. Terhadap masing-masing ledakan dilakukan pengukuran panjang notch
pada plat Pb sesuai dengan Dautriche Methode, dan panjang notch masing- masing ledakan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Pengukuran notch pada plat Pb dari ledakan dengan beberapa rancangan peledakan
No Pemicu Ledakan Jenis Booster Panjang Notch X rata-rata 1 2 3 cm
1. Detonator Rakitan Tanpa booster 12,56 12,63 12,58 12,59 2. Detonator Pabrik Tanpa booster 12,50 12,47 12,50 12,49
3. Detonator Pabrik Daya gel magnum 10,43 10,51 10,44 10,49 4. Detonator Pabrik Tandem TNT 9,19 9,23 9,18 9,20
5. Detonator Pabrik TNT dan rongga 9,21 9,22 9,19 9,20 panjang 10 cm
6. Detonator Pabrik TNT dan lapisan 9,24 9,25 9,27 9,25 Pb tebal 3 mm
7. Detonator Pabrik TNT lapisan Pb3mm 9,97 9,98 10,01 9,98 dan rongga 10 cm
8. Detonator Pabrik TNT dan lapisan Pb 9,98 9,85 9,85 9,89 tebal 6 mm
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pengukuran notch rata-rata ledakan dapat dihitung kecepatan detonasi ledakan masing-masing dengan menggunakan rumus tersebut diatas.
Kecepatan detonasi terendah dihasilkan pada ledakan dengan menggunakan detonator rakitan sebagai pemicu ledakan dan diperoleh kecepatan
detonasi 2780 mdet, dan kecepatan detonasi ledakan yang menggunakan detonator pabrik sebagai pemicu ledakan diperoleh kecepatan detonasi 2845
mdet, sedangkan kecepatan detonasi yang menggunakan detonator pabrik dan booster daya gel magnum diperoleh kecepatan detonasi 3343 mdet.
Untuk ledakan yang dipicu detonator pabrik dan menggunakan booster TNT baik dengan sistem tandem booster maupun dengan modifikasi dengan
menambah lapisan logam Pb diperoleh kecepatan detonasi berada pada kisaran 3500 mdet sampai dengan 3800 mdet dan hasil perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Kecepatan detonasi ledakan berbagai rancangan.
No Pemicu Ledakan Jenis Booster X rata-rata Kec.Detonasi cm mdet
1. Detonator Rakitan Tanpa booster 12,59 2780 2. Detonator Pabrik Tanpa booster 12,49 2800
3. Detonator Pabrik Daya gel magnum 10,49 3343 4. Detonator Pabrik Tandem TNT 9,28 3800
5. Detonator Pabrik TNT dan rongga 9,28 3800 panjang 10 cm
6. Detonator Pabrik TNT dan lapisan 9,25 3778 Pb tebal 3 mm
7. Detonator Pabrik TNT lapisan Pb 3 mm 9,98 3500 dan rongga 10 cm
8. Detonator Pabrik TNT dan lapisan Pb 9,89 3550 tebal 6 mm
Universitas Sumatera Utara
4.1.4. Penghitungan Tekanan Ledakan