Misalnya untuk bahan peledak yang sangat volatile, mudah tersublimasi, tidak stabil terhadap panas tentu membutuhkan teknik recovery yang berbeda
pula, sehingga dibutuhkan professional skill dari staf yang bersangkutan dengan didukung oleh instrument yang memadai.
Test kimia atau dikenal dengan spot test atau colour test di laboratorium forensik banyak digunakan sebagai test pendahuluan untuk sekrining dilapangan.
Dalam test warna ini akan terjadi reaksi antara reagent dengan analyte dan menghasilakan warna tertentu yang khas dan dari test warna ini juga dapat
dilakukan klasifikasi bahan peledak. Di dan tri nitro aromatis dengan KOH dalam ethanol akan memberikan
warna yang berbeda, yaitu untuk 2,4 DNT dan 2,6 DNT memberikan warna kekuning-kuningan tetapi TNT memberikan warna coklat-ungu. Reaksi Griess
memberikan warna spesifik yang stabil untuk identifikasi ion nitrit. Dalam reaksi ini ion nitrit bereaksi dengan amine aromatis seperti sulfanilamida dalam suasana
asam membentuk ion diazonium. Ion ini kemudian mengalami couple dengan senyawa aromatis active seperti N-1-napthylenediamine menghasilkan senyawa
azo yang memberikan warna ungu yang khas. Nitrat ester dan nitranime dapat menghasilkan ion NO
2 -
jika direduksi dengan Zn powder . Type lain dari spot test adalah didasarkan pada oksidasi dari suatu reagent
oleh bahan peledak atau oksidator dari campuran bahan peledak misalnya : diphenyl amine akan memberikan warna biru bila bereaksi dengan klorat. Spot
test mempunyai keuntungan yaitu cepat, murah, sederhana, tidak membutuhkan instrumentasi dan dapat berguna sebagai performa yang baik bagi petugas
dilapangan Saferstein,2002.
2.6.3. Identifikasi senyawa-senyawa Anorganik
Salah satu metode identifikasi senyawa-senyawa anorganik dari residu bahan peledak adalah menggunakan Kromatografi karena mempunyai sensitivitas
dan selektivitas tinggi terhadap beberapa ion anorganik yang berhubungan dengan pasca ledakan.
Universitas Sumatera Utara
Anion-anion seperti nitrat, klorat dan perklorat diperoleh dari beberapa bahan peledak industri seperti dinamit dan water gels demikian juga dari
komposisi pyrotechnic dan beberapa bom rakitan. Anion-anion lain yang sering ditemukan adalah sulfat, karbonat, klorida
dan tiosianat biasanya diperoleh dari hasil peledakan maupun pembakaran burning. Sedangkan residu yang mengandung kation dari residu ledakan banyak
ditemukan adalah ion Na
+
, K
+
dan Ca
2+
, NH
4 +
. Ion Kromatografi biasanya digunakan untuk menganalisa ekstrak air dari
residu bahan peledak pada puing-puing suatu ledakan dan adakalanya juga digunakan ekstrak methanol-air, sedangkan detector yang digunakan dapat
berupa electro chemical EC, konduktivitas dan detector UV. Untuk
menganalisa residu bahan peledak slurry explosive dan bom pipa yang
mengandung black powder atau campuran klorat gula dapat terdetonasi jika dalam pipa logam. Residu dari bahan peledak ini dapat dianalisa dengan
Kromatografi Ion atau dengan XRD dan kedua hasil ini kemudian dibandingkan. Hasil analisa dengan Kromatografi Ion dapat memberikan beberapa informasi
dan beberapa ion dapat diidentifikasi dengan Kromatografi tetapi tidak dengan XRD seperti perubahan dari ClO
3 -
menjadi Cl
-
selama preparasi sample untuk XRD. Metode XRD sangat baik digunakan untuk sample atau residu kering atau
powder yang mana dapat dihitung untuk perubahannya. Interpretasi dari Kromatografi Ion terhadap sample pasca ledakan adalah
sulit karena faktanya konsentrasi relative dari ion dalam residunya berbeda dari konsentrasi relative yang tidak meledak. Ion-ion yag dihasilkan selama peledakan
adalah sulit diprediksi karena ada kalanya terbentuk ion yang tidak ada digunakan pada bahan peledak tersebut. Sebagai contoh nyata adalah adanya ion NO
3 -
yang dihasilkan dari ledakan bahan peledak campuran klorat dengan gula.
Kemungkinan nitrogen dan oksigen diudara bereaksi pada kondisi ekstrim akibat ledakan membentuk ion nitrit NO
2 -
yang kemudian teroksidasi menjadi ion NO
3 -
. Ion Chromatography telah digunakan untuk beberapa percobaan peledakan bahan peledak komersial seperti black powder, pyrodex, black powder
rakitan, dan campuran klorat dengan gula.
Universitas Sumatera Utara
Masing-masing dari ke-4 campuran bahan peledak tersebut ditempatkan pada pipa logam kemudian didetonasi dan diekstraksi dengan air terhadap
fragmentasi pipanya dan selanjutnya dianalisa dengan Kromatografi Ion. Dari black powder diperoleh ion NO
3 -
original dalam powder dan ion NO
2 -
dan SO
4 -
terbentuk dalam pembakaran juga dapat diidentifikasi. Dari pyrodex dan klorat juga diperoleh ion klorat murni dan ion Cl
-
dihasilkan pada reaksi peledakan tersebut. Sedangkan kation yang diperoleh dari ke-empat jenis
bahan peledak tersebut adalah ion K
+
dan Na
+
. Kromatografi Ion dengan indirect UV detection telah digunakan untuk
analisa anion yang terbentuk selama burning dari campuran pyrotechnic yang komersial dan diperoleh hasil analisa NO
2 -
, SO
4 2-
, S
2-
, CNS
-
dan CO
3 2-
, untuk residu black powder dan ion NO
2 -
, ClO
3 -
, NO
3 -
, SO
4 2-
, S
2-
, CNS
-
, ClO
4 2-
, dan CO
3 2-
untuk residu pyrodex . Dengan menggunakan Capillary Electro Phoresisis CE, Kromatografi
Ion telah dilakukan analisa terhadap beberapa campuran bahan peledak yang diledakkan dengan bom pipa yaitu untuk campuran kalium klorat vaseline
diperoleh Cl
-
dan ClO
3 -
, sedangkan untuk campuran black powder diperoleh hasil ion-ion Cl
-
, NO
2 -
, SO
4 2-
, HCO
3 -
, CNS
-
dan CNO
-
Yinon and Zitrin,1993.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Tempat dan Waktu
Perakitan dan peledakan serta pengukuran kecepatan detonasi ledakan bom rakitan dilakukan di PT.Dahana Tasikmalaya Jawa Barat.
Bom dirakit oleh tehnisi dari PT.Dahana dengan bahan peledak utama berupa campuran tepung kalium klorat, sulfur dan aluminium menggunakan kontainer
pipa galvanis, kemudian diledakkan dalam bunker dan diukur kecepatan detonasinya dengan cara metode Dautrich, selanjutnya dilakukan pengumpulan
dan pengambilan residu ledakan. Analisis kualitatif terhadap residu ledakan dilakukan di Puslabfor
Bareskrim Polri di Jakarta dengan metode spot test dan Ion Scan sedangkan untuk analisis kuantitatif dilakukan di Laboratorium Cabang Denpasar Bali
dengan metode Kromatografi Ion. Waktu yang dipergunakan untuk melakukan penelitian ini adalah selama
sebelas bulan yaitu terhitung mulai Januari 2009 sampai dengan Nopember 2009.
3.2. Alat dan Bahan yang digunakan. 3.2.1.Alat-alat yang Digunakan
- Bunker untuk tempat peledakan bom.
- Bejana wadah baja untuk menampung residu ledakan
- Seperangkat alat Dautriche Methode
- Ion scan merk Barringer Model 400 B
- Ion Chromatography merk Dionex ICS 2500
3.2.2.Bahan-bahan yang Digunakan
- Pipa galvanis diameter 1,25 inch dan ketebalan 3 mm
- Booster TNT standard pabrik
- Booster daya gel magnum produksi PT.Dahana
- Kalium Klorat berderajat tehnis
- Sulfur berderajat tehnis
- Aluminium Powder berderajat tehnis.
38
Universitas Sumatera Utara