Walaupun sifat dari bahan peledak ini dapat dirancang sebagai low explosive dan sebagai bahan peledak high explosive tetapi penggunaannya secara
komersial dalam industri maupun untuk kepentingan militer kurang populer dan tidak banyak digunakan oleh karena sifatnya yang sangat sensitive terutama
terhadap panas sehingga penanganan dan penyimpanannya relatif sulit dilakukan.
2.1.4. Aluminium
Aluminium dalam bentuk serbuk halus tepung biasanya ditambahkan kedalam bahan peledak dan propellant untuk menambah atau menaikkan
efisiensinya. Pada reaksinya umumnya tidak terbentuk gas, tetapi dihasilkan aluminium oksidasi dalam bentuk padat, tetapi panas pembentukan oksida
tersebut sangat tinggi, yaitu 396 kcamol = 1658 kJmol; 3883 kcalkg = 1620 kJkg. Penambahan aluminium diperkirakan akan menaikkan panas ledakan dan
memberikan uap panas dengan suhu sangat tinggi dan dapat diyakini bahwa dalam gelombang detonasi pertama aluminium tidak beraksi sempurna, tetapi
reaksi kemudian sempurna pada zone uap post-heating. Jika jumlah aluminium dalam campuran bahan peledak relatif tinggi akan
dihasilkan pengaruh suatu gas impact, selanjutnya bagian dari campuran yang tidak bereaksi dari uap dengan oksigen di udara kemungkinan menghasilkan
suatu penundaan ledakan kedua . Aluminium sudah digunakan luas sebagai campuran bahan peledak antara
lain pada amatol, DBX, HBX-1, hexal, minex, minol, tarpex, trialenes, tritoral dan hexotonal. Pengaruh yang tampak dihasilkan oleh serbuk aluminium sering
digunakan dalam slurries dan juga dalam composite propellants. Karakteristik yang sangat penting dari serbuk aluminium adalah bentuk dan ukuran butiran
kecil dan keras Kohler and Meyer 1992. Ada beberapa reaksi aluminium yang erat kaitannya dengan proses
pembakaran dan ledakan sehingga reaksi ini dikelompokkan dalam reaksi yang mempunyai resiko berbahaya dan secara umum digambarkan sebagai berikut:
Aluminium + X Combustionexplosion
Universitas Sumatera Utara
X = Bahan oksidator Reaksi ini dapat melibatkan air, pembakaran spontan, material
pyrotechnic sebagai sumber ignisi dalam korek api. Beberapa contoh jenis reaksi aluminium adalah :
a. Reaksi Thermite. Reaksi ini jika di peragakan termasuk reaksi yang mengandung resiko
berbahaya. 2 Al padat + Fe
2
O
3
padat 2 Fe + Al
2
O
3
panas reaksi = - 848 kJ. b. Reaksi Pyrotechnic.
Reaksi ini umumnya melibatkan oksidator kuat. 6 NH
4
ClO
4
+ 10 Al 5Al
2
O
3
+ 6HCl + 3N
2
+ 9H
2
O Campuran ini juga dapat dijadikan sebagai suatu sumber ignisi seperti pada
pembuatan korek api. c.
Aluminium khususnya dalam bentuk serbuk dapat bereaksi dengan air dan jika ada asam atau basa kuat akan menghasilkan gas hidrogen.
2Al + 2NaOH + 6 H
2
O 2NaAlOH
4
+ 3H
2
NaAlO
2.
2H
2
O + 3H
2
2Al + 6 H
+
2Al
+3
+ 3H
2
Beberapa contoh dari reaksi model ini adalah terdapat pada korek api, statik spark, sinar cosmis dan lain-lain.
Dalam reaksi ini tidak dapat digunakan counter ion oleh karena reaksi oksidasi suatu logam umumnya menghasilka gas H
2
. Aluminium foil dapat dilarutkan dalam asam atau basa kuat dalam ruang
yang confined padatsempit dan dapat menghasilkan panas tinggi yang sangat cepat dalam pembakaran dari hidrogen, hal ini juga dapat menjelaskan bahwa
dengan adanya air dalam bahan peledak maka sifat ledakan tersebut menjadi makin rendah.
Umumnya korek api yang digolongkan kedalam pyrotechnic adalah
mengandung bahan phospor dan sebagai ignisiasi adalah sulfur yang ditambah dengan zat oksidator kuat untuk pembakarannya.
Universitas Sumatera Utara
Aluminium pada kenyataannya adalah suatu logam yang sangat reaktif dan flamable, sehingga umumnya dilindungi dengan suatu pelapis yang tidak reaktif
innert dari aluminium oksida. Selanjutnya dengan melarutkan oksida tersebut akan memperlihatkan suatu permukaan aluminium yang cerah yang mana dapat
bereaksi dengan air maupun dengan udara.
2.1.5. Belerang