Monitoring dan Review Penyajian Data

75 atau sedikit. Sehingga apabila obat tersebut tidak digunakan hingga masa pakai nya habis unit farmasi tidak mengalami kerugian yang besar. b. Pemasok menawarkan harga obat di atas harga rata – rata ketika rumah sakit melakukan transaksi dibayar di belakang. Salah satu kewajiban utama unit farmasi adalah menyediakan obat yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan pasien sekalipun dana yang dimiliki tidak mencukupi untuk melakukan pembelian secara tunai. Maka sekalipun pemasok menetapkan harga obat diatas normal, unit farmasi akan memenuhi kebutuhan obat pasien. c. Rumah sakit tidak selalu memiliki dana untuk membiayai pembeliansecara tunai kepada pemasok. Para pemasok mengizinkan unit farmasi untuk membeli obat secara kredit, sehingga keterbatasan dana rumah sakit tidak akan menjadi penghalang dalam memenuhi persediaan obat pada unit farmasi.

4.2.8 Monitoring dan Review

Monitoring adalah pemantauan rutin terhadap kinerja actual proses manajemen risiko dibandingkan dengan rencana atau harapan yang akan dihasilkan. Review adalah peninjauan atau pengkajian berkala atas kondisi saat ini dengan fokus tertentu, misalnya efektivitas pengendalian terhadap risiko keuangan atau risiko pasar atau bagaimana caramempertajam analisis risiko saat ini dan lain- lain. Kegiatan monitoring dan review pada unit farmasi rumah sakit tentara dapat dilakukan setelah proses manajemen risko hingga tahap ketujuh atau tahap perlakuan telah dilakukan. Adapun pihak yang dapat melakukan kegiatan ini adalah kepala unit farmasi rumah sakit. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan manajemen risiko di unit farmasi rumah sakit telah berjalan dengan baik dan mampu memberikan jaminan pencapaian sasaran terhadap penerapan manajemen risiko. 4.3.Analisis Data Teknik analisis manajemen risiko yang telah dipilih yaitu teknik pemeringkatan, maka dasar analisis data pada penelitian ini adalah berdasarkan susunan risiko dari nilai RPN terendah hingga nilai RPN tertinggi. Tabel 4.11 Nilai Prioritas Risiko RPN No. Risiko RPN Pelayanan kepada Pasien 1. Tidak ada permintaan terhadap satu jenis obat tertentu 60 2. Penjelasan mengenai obat yang tidak jelas kepada pasien 40 3. Konseling kepada pasien tidak dilaksanakan dengan baik 40 4. Penulisan riwayat penyakit pasien tidak benar dan tidak terperinci 32 Pabrik Besar Farmasi 5. Pemilihan pemasok yang subjektif 40 6. Pemasok tidak tepat waktu dalam mengirimkan barang 40 7. Pemasok salah dalam menyusun jumlah dan jenis obat yang akan di pesan 30 8. Pemasok tidak memberikan dokumen yang lengkap seperti brosur atau leaflet yang memuat tentang indikasi efek samping obat ataupun peringatan penting lainnya 24 9. Pemasok memberikan obat yang mendekati masa kadaluarsa. 20 10. Pemasok menawarkan harga obat di atas harga rata – rata 15 77 ketika rumah sakit melakukan transaksi dibayar di belakang 11. Pemasok memberikan barang palsu dan bermutu rendah 15 Keuangan 12. Rumah sakit tidak selalu memiliki dana untuk membiayai pembelian tunai secara tunai kepada pemasok 15 Sumber Daya Manusia 13. Pegawai farmasi tidak kompeten 50 14. Kepala unit salah mencatat arus masuk dan keluar obat 40 15. Pegawai kurang rapi menyusun tata letak obat tidak sesuai abjad nama obat 40 16. Pegawai salah menakar komposisi obat yang akan di racik 40 17. Pegawai administrasi gudang obat salah mencatat arus masuk dan arus keluar obat 30 18. Pegawai yang bekerja pada gudang tidak menyusun tata letak obat secara rapi tidak sesuai dengan abjad nama obat 25 19. Keluarnya pegawai kunci kepala unit farmasi 20 20. Tidak mencatat dan memeriksa pesanan yang di antar pemasok 20 21. Kepala rumah sakit lama menyetujui proposal pembelian obat 10 Proses dan sistem 22 SOP obat yang tidak jelas 20 23. SOP yang tidak jelas pada karyawan farmasi 16 24. Penggunaan hardware yang tidak up to date 12 25. Kurangnya sowtware khusus yang dapat digunakan untuk kegiatan farmasi 10 Teknologi 26. Kurangnya pemeliharaan pada asset di gudang. 9 27. Kurangnya data yang akan diugunakan sebagai pedoman untuk merencanakan jumlah persediaan 8 Sumber : Hasil Pengolahan Penelitian 2015 Berikut ini adalah tabel yang digunakan untuk menganalisis peringkat setiap risiko yang mungkin terjadi di rumah sakit tentara berdasarkan nilai RPN yang telah didapatkan. Tabel 4.12 Penilaian Peringkat Risiko No. Nilai RPN Peringkat Risiko 1. 1 - 25 Sangat rendah 2. 26 - 50 Rendah 3. 51 - 75 Menengah 4. 76 - 100 Tinggi 5. 101 - 125 Sangat Tinggi Sumber : Hasil Pengolahan Penelitian 2015 Semakin besar nilai RPN yang diperoleh maka risiko tersebut akan berada pada peringkat risiko yang sangat tinggi, demikian pula sebaliknya semakin rendah nilai RPN yang diperoleh maka smakin rendah pula suatuperingkat risiko. Peringkat risiko disusun dengan tujuan agar pemangku risiko atau kepala unit farmasi beserta anggotanya mengetahui prioritas kesalahan mana yang harus ditangani terlebih dahulu. Rumah Sakit Tentara Pematangsiantar memiliki 15 jenis risiko dengan sakala sangat kecil yang disusun berdasarkan nilai RPN yang diperoleh seperti yang berada pada tabel di bawah ini : Tabel 4.13 Peringkat Risiko Rumah Sakit dengan Skala Sangat kecil No. Jenis Risiko dengan Peringkat Risiko Sangat Kecil Nilai RPN 1. Kurangnya data yang akan diugunakan sebagai pedoman untuk merencanakan jumlah persediaan 8 2. Kurangnya pemeliharaan pada asset di gudang. 9 3. Kurangnya software khusus yang dapat digunakan 10 79 S u m b e r : H a s i l P e n golahan Penelitian 2015 Rumah Sakit Tentara Pematangsiantar memiliki 11 jenis risiko dengan sakala sangat kecil yang disusun berdasarkan nilai RPN yang diperoleh seperti yang berada pada tabel di bawah ini : untuk kegiatan farmasi 4. Kepala rumah sakit lama menyetujui proposal pembelian obat 10 5. Penggunaan hardware yang tidak up to date 12 6. Pemasok memberikan barang palsu dan bermutu rendah 15 7. Rumah sakit tidak selalu memiliki dana untuk membiayai pembelian tunai secara tunai kepada pemasok 15 8. Pemasok menawarkan harga obat di atas harga rata – rata ketika rumah sakit melakukan transaksi dibayar di belakang 15 9. SOP yang tidak jelas pada karyawan farmasi 16 10. Keluarnya pegawai kunci kepala unit farmasi 20 11. Tidak mencatat dan memeriksa pesanan yang di antar pemasok 20 12. SOP obat yang tidak jelas 20 13. Pemasok memberikan obat yang mendekati masa kadaluarsa. 20 14. Pemasok tidak memberikan dokumen yang lengkap seperti brosur atau leaflet yang memuat tentang indikasi efek samping obat ataupun peringatan penting lainnya 24 15. Pegawai yang bekerja pada gudang tidak menyusun tata letak obat secara rapi tidak sesuai dengan abjad nama obat 25 Tabel 4.14 Peringkat Risiko Rumah Sakit dengan Skalakecil S Sumber : Hasil Pengolahan Penelitian 2015 Rumah Sakit Tentara Pematangsiantar memiliki 15 jenis risiko dengan sakala sangat kecil yang disusun berdasarkan nilai RPN yang diperoleh seperti yang berada pada tabel di bawah ini : Tabel 4.15 Peringkat Risiko Rumah Sakit dengan Skala Sedang No. Jenis Risiko dengan Peringkat Risiko Sedang Nilai RPN 1. Tidak ada permintaan terhadap satu jenis obat tertentu 60 Sumber : Hasil Olahan Peneliti No. Jenis Risiko dengan Peringkat Risiko Kecil Nilai RPN 1. Pegawai administrasi gudang obat salah mencatat arus masuk dan arus keluar obat 30 2. Pemasok salah dalam menyusun jumlah dan jenis obat yang akan di pesan 30 3. Penulisan riwayat penyakit pasien tidak benar dan tidak terperinci 32 4. Penjelasan mengenai obat yang tidak jelas kepada pasien 40 5. Konseling kepada pasien tidak dilaksanakan dengan baik 40 6. Pegawai salah menakar komposisi obat yang akan di racik 40 7. Pegawai kurang rapi menyusun tata letak obat tidak sesuai abjad nama obat 40 8. Pemilihan pemasok yang subjektif 40 9. Pemasok tidak tepat waktu dalam mengirimkan barang 40 10. Kepala unit salah mencatat arus masuk dan keluar obat 40 11. Pegawai farmasi tidak kompeten 50 81 Rumah Sakit Tentara memiliki 27 jenis risiko yang mungkin dapat terjadi, namun tidak satupun diantaranya terdapat jenis risiko dengan peringkat risiko yang besar apalagi peringkat risiko yang sangat besar. Peringkat risiko yang terdapat di Rumah Sakit Tentara hanya terbagi atas 3 peringkat risiko, yaitu 15 jenis risiko dengan peringkat risiko sangat kecil, 11 jenis risiko dengan peringkat risiko kecil dan hanya ada 1 jenis risiko pada peringkat risiko sedang. Diantara 27 risiko yang terdapat di Rumah Sakit Tentara risiko yang pertama sekali harus ditangani adalah risiko pada kategori pelayanan pasien yaitu tidak adanya permintaan pasien terhadap suatu obat tertentu nilai RPN 60 lalu dilanjutkan dengan penanganan risiko dengan peringkat yang lebih rendah yaitu penanganan tentang pegawai farmasi yang tidak kompeten dalam bekerja nilai RPN 50 . Demikian seterusnya setiap risiko mendapatkan perhatian dan penanganan berdasarkan nilai RPN yang tertinggi menuju nilai RPN terendah yang telah diperoleh.

BAB V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Setiap aktivitas organisasi, apapun jenis dan seberapapun besarnya, pasti menhgadapi berbagai faktor internal maupun eksternal dan berbagai pengaruh yang membuat mereka tidak merasa pasti bagaimana dan kapan mereka dapat meraih sasaran organisasi. Dampak ketidakpastian pada pencapaian sasaran organisasi inilah yang disebut dengan risiko. Manajemen risiko adalah usaha yang secara rasional ditujukan untuk mengurangi kemungkinan dari risiko yang dihadapi. Risiko tidak cukup dihindari, tapi harus dihadapi dengan cara – cara yang dapat memperkecil kemungkinan terjadinya suatu kerugian Kasidi. 2010 : 5. Tujuan penerapan manajemen risiko adalah untuk meningkatkan kemungkinan tercapainya sasaran organisasi dan untuk meningkatkan kesadaran untuk mengdentifikasi dan menangani risiko di seluruh bagian organisasi. Rumah Sakit Tentara pada kenyataannya tidak memiliki divisi manajemen risiko. Namun secara teknis setiap kegiatan operasional yang dilakukan pada unit farmasi tidak memiliki risiko dengan peringkat yang besar ataupun sangat besar. Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya peraturan yang baik pada unit farmasi, namun bukan berarti unit farmasi tidak membutuhkan manajemen risiko karena masih ada kesalahan yang mungkin dapat terjadi sekalipun peringkat risiko nya secara keseluruhan berada pada peringkat kecil bahkan sangat kecil. Ada 2 kesimpulan yang di dapat berdasarkan penelitian ini diantaranya :