Latar Belakang Analisis Manajemen Risiko (Studi Kasus pada Gudang Obat Rumah Sakit Tentara Pematangsiantar )

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tugas atau fungsi rumah sakit seperti yang tercantum dalam surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 134 Menkes SK IV 1978 adalah melaksanakan usaha pelayanan medis, pelayanan rehabilitasi medis, usaha pencegahan penyakit dan pemulihan kesehatan, perawatan, sistem rujukan, pendidikan dan pelatihan medis serta paramedis dan juga merupakan tempat penelitian. Agar fungsi – fungsi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka dituntut kemampuan menetapkan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan. Dalam jurnal Umam, Solikhah. 2010 Penyimpanan Obat Di Gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1, rumah sakit dan organisasi didalamnya harus dikelola dengan sebaik – baiknya, agar dapat memberikan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin kepada masyarkat, sehingga tercapai tujuan terciptanya derajat kesehatan yang optimal. Salah satu diantaranya adalah pengelolaan obat di gudang instalasi farmasi rumah sakit yang meliputi perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi dan penggunaan obat. Pengelolan obat pada gudang instalasi farmasi rumah sakit mempunyai peran penting dalam pelaksanaan pelayanan kesehaan di rumah sakit, oleh karena itu pengelolaan obat yang kurang efisien pada tahap penyimpanan akan berpengaruh terhadap peran rumah sakit secara keseluruhan. Semakin berkembangnya usaha rumah sakit di Indonesia, tentu akan menimbulkan persaingan yang ketat dalam menarik pasien untuk datang ke rumah sakit mereka, serta menimbulkan tantangan – tantangan ataupun hambatan – hambatan yang sangat besar bagi pengelola maupun pemilik rumah sakit agar tetap berjalan. Salah satu aspek yang perlu digalakkan untuk menjawab tantangan ataupun hambatan dalam pengelolaan manajemen rumah sakit adalah manajemen logistik . Menurut Subagya M. S 1994 di dalam Henni, 2013: 2 menyatakan bahwa manajemen logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material atau alat – alat. Unit logistik adalah bagian dari instansi yang tugasnya menyediakan bahan atau barang yang dibutuhkan untuk keperluan kegiatan operasional rumah sakit dalam jumlah, jenis, kualitas dan pada waktu yang tepat sesuai kebutuhan dengan harga serendah mungkin. Menurut Febriawati, Henni 2011 : 2 logistik di rumah sakit terbagi menjadi dua bagian, yaitu logistik umum dan logistik farmasi. Logistik umum hanya menyediakan kebutuhan yang terbatas pada alat – alat rumah tangga sedangkan unit logistik farmasi di rumah sakit membutuhkan perhatian yang besar, biaya rutin terbesar di suatu rumah sakit pada umumnya terdapat pada pengadaan persediaan farmasi yang meliputi persediaan obat, persediaan bahan kimia, persediaan gas medik, persediaan peralatan kesehatan. Perencanaan dan penentuan kebutuhan obat merupakan fungsi yang pertama dalam logistik farmasi karena perencanaan merupakan langkah nyata pertama dalam usaha mencapai tujuan. Perencanaan harus terlihat dengan jelas apa yang harus dikerjakan dalam kurun waktu tertentu. Maka perencanaan dan penentuan kebutuhan obat di gudang 3 farmasi mutlak diperlukan agar terpenuhi tingkat persediaan yang telah ditetapkan. Menurut Setyo Untoro 2011: 82 secara tradisional, gudang didefenisikan sebagai tempat menyimpan inventori atau material. Namun dalam praktek modern, fungsi gudang telah berkembang. Dengan kata lain, trend pemanfaatan gudang lebih kepada bagaimana gudang bisa memberi nilai tambah. Gudang juga dapat dipilah berdasarkan barang yang disimpan, yaitu gudang terbuka untuk penyimpanan bahan dasar sebelum sampai ke gudang tertutup menggunakan freezer untuk menyimpan produk – produk frozen dan gudang yang digunakan untuk menyimpan barang jadi. Sebelum didistribusikan hingga ke pemakai terakhir. Perencanaan dan pengadaan persediaan obat di gudang farmasi harus dilakukan secara baik, agar rumah sakit terhindar dari masalah kehabisan persediaan obat di gudang farmasi. Apabila terjadi kekosongan obat di gudang farmasi ini, akan sangat berpengaruh terhadap mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien. Hal inilah yang seringkali terjadi di sub bagian gudang farmasi rumah sakit, sering kali terjadi kekosongan obat di sub bagian gudang farmasi sehingga obat tersebut harus dibeli di apotek ataupun di luar rumah sakit lain. Maka itu pihak rumah sakit seharusnya memiliki manajemen yang baik dalam melaksanakan kegiatan logistiknya terutama dalam mengelola kegiatan pada gudang obat nya. Seperti yang kita ketahui risiko selalu melekat pada kegiatan apapun yang kita kerjakan, baik dalam mengelola suatu proyek, mengendarai mobil, menentukan prioritas kerja, melakukan transaksi dengan pelanggan, membeli suatu barang, dan lain – lain. Bahkan, tidak melakukan sesuatu pun tidak lepas dari risiko yang tidak terduga. Sebagai manusia, secara alamiah kita mengelola risiko secara berkelanjutan. Ini kita lakukan secara tidak sadar meski kadang – kadang secara sadar. Bagi organisasi, risiko tidak bisa dikelola tanpa sadar. Organisasi harus mengelola risiko –risiko yang mungkin dihadapinya secara logis, sistematis, terstruktur, dan terdokumentasi dengan baik. Hal ini berlaku bagi seluruh fungsi dan bagian organisasi, baik untuk pimpinan maupun anggota, serta meliputi seluruh kegiatan organisasi tersebut. Selain itu kebutuhan atas pengelolaan risiko juga harus disadari dan diketahui sebagai sesuatu yang penting serta mendasar. Organisasi perlu mengetahui penyebab kegagalan dalam mencapai sasaran. Dengan demikian, dapat dilakukan manajemen risiko yang benar. Oleh Karena itu seluruh anggota organisasi harus menyadari potensi penyebab kegagalan pencapaian sasaran. Jika tidak, maka yang terjadi bukanlah manajemen risiko tetapi manajemen berisiko.

1.2 Rumusan Masalah