Kriteria risiko yang paling sederhana hanya memisahkan antara risiko yang perlu ditangani dengan yang tidak perlu ditangani. Kesederhanaan ini
menarik, tapi tidak menggambarkan unsur ketidakpastian dalam memperkirakan risiko dan menetapkan batasan yang jelas anatara risiko yang butuh penanganan
dengan yang tidak. Saat ini, kebanyakan pihak membagi risiko ke dalam tiga kelompok :
1. Kelompok Atas adalah kelompok dimana terdapat risiko – risiko yang
berbahaya dan tidak bisa ditolerir, apapun manfaat yang dikandung dalam kegiatan tersebut. Oleh karena itu langkah mitigasi risiko harus diambil,
berapapun biayanya. 2.
Kelompok tengah adalah kelompok risiko di mana perlu ada analisis manfaat biaya guna mengukur perbandingan antara peluang serta dampak buruknya.
3. Kelompok Bawah adalah kelompok risiko di mana aspek positif atau negatif
risiko tersebut sangat sepele atau terlalu kecil sehingga tidak butuh penanganan risiko secara khusus
2.2.6 Perlakuan Risiko
Hasil dari evaluasi risiko adalah suatu daftar yang berisi peringkat risiko yang memerlukan perlakuan lebih lanjut. Manajemen organisasi harus melakukan
kajian dan menentukan jenis serta bentuk perlakuan risiko yang diperlukan. Perlakuan risiko ini tidak harus bersifat khusus untuk situasi tertentu, juga tidak
harus berlaku umum. Ini berarti, setiap risiko memerlukan perlakuan yang khas untuk tiap risiko itu sendiri. Untuk setiap risiko yang memerlukan risiko, perlu
dilakukan pemeriksaan ulang yang cukup komprehensif terhadap informasi dan data hasil analisis risiko. Hal ini diperlukan untuk memahami sumber atau
27
penyebab risiko, apa pemicu timbulnya risiko, bagaimana besar kemungkinannya terjadi, serta seberapa besar dampaknya. Selain itu perlu juga dipahami kondisi
lingkungan hukum, sosial, politik, ekonomi, dll. serta siapa saja yang terlibat di dalam kegiatan yang berisiko tersebut. Pengkajian awal yang cukup mendalam
seringkali membuahkan suatu pilihan perlakuan risiko yang tidak hanya bermanfaat untuk suatu risiko, tetapi juga untuk risiko – risiko lainnya. Artinya,
suatu perlakuan risiko untuk beberapa risiko. Di lain pihak, mungkin untuk satu macam risiko diperlukan berbagai macam perlakuan risiko. Secara umum,
perlakuan terhadap suatu risiko dapat berupa dari empat perlakuan sebagai berikut :
1. Menghindari risiko, berarti tidak melaksanakan atau meneruskan kegiatan
yang menimbulkan risiko tersebut. Menghindari risiko adalah suatu strategi untuk meniadakan risiko sepenuhnya dengan tidak melakukakn kegiatan
proyek yang diperkirakan mempunyai risiko melebihi selera risiko organisasi. Saat terbaik untuk mengambil strategi menghindari risiko adalah pada saat –
saat awal kegiatan bisnis dilaksanakan. Bila diketahui atau diantisipasi, suatu risiko besar mungkin terjadi. Strategi ini juga dapat diambil pada saat kegiatan
atau proyek berjalan sudah cukup jauh, tetapi terjadi perubahan kondisi politik atau ekonomi yang memaksa menghentikan pelaksanaan kegiatan tersebut.
Beberapa hal yang harus dipertanyakan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan penghindaran risiko adalah :
a. Dampak terhadap sasaran bisnis organisasi. Dengan menghindari risiko,
berarti kegiatan atau proyek yang berisiko ini tidak akan dilaksanakan.
Dengan hilangnya kegiatan ini apakah sasaran organisasi telah ditetapkan tetap dapat tercapai dengan baik dan tidak terganggu ?
b. Dampak biaya. Apakah betul akibat penghindaran risiko ini lebih besar
nilainya daripada dampak risiko yang dihindari ? Pertanyaan ini karena dampak penghindaran risiko ini, khususnya dengan tidak dilakukannya
kegiatan atau proyek tekait, seringkali tidak jelas dan baru terasa dalam jangka panjang.
c. Peluang. Dengan tidak dilaksanakannya suatu kegiatan proyek maka
suatu peluang hilang. Apakah perhitungan peluang versus risiko atas kegiatan proyek ini sudah betul – betul dilakukan dengan cermat ?
2. Berbagi risiko, yaitu suatu tindakan untuk mengurangi kemungkinan
timbulnya risiko atau mengurangi dampak risiko bila terjadi, atau mengurangi keduanya, yaitu kemungkinan dan dampak. Perlakuan ini sebetulnya adalah
bagian dari kegiatan organisasi sehari – hari. Modus untuk melakukan pemindahan risiko ini adalah asuransi, subkontrak, outsourcing, perjanjian
bagi hasil, dan joint operation. Mengingat bahwa berbagi risiko ini melibatkan pihak lain tersebut, bagaimanakah kemampuannya baik dalam melaksanakan
pekerjaan maupun menyerap risiko yang timbul. Untuk memastikan bahwa strategi pemindahan risiko memang tepat, perlu diajukan beberapa pertanyaan
sebagai berikut : a.
Kejelasan tujuan dan sasaran para pihak. Apakah tujuan dari pihak yang memindahkan risiko tersebut ? Apakah hal ini cukup jelas transparan
bagi keduanya ?
29
b. Kemampuan mengelola. Suatu pemindahan risiko hanya efektif bila pihak
penerima risiko mampu mengelola kegiatan yang mengandung risiko tersebut, atau mampu menyerap risiko tersebut bila terjadi. Dengan kata
lain, penerima risiko harus mampu melakukan mitigasi risiko terkait. Bagaimanakah kemampuan penerima risiko terhadap hal – hal tersebut ?
c. Konteks risiko. Selain kemampuan untuk mengelola risiko, juga
diperlukan pemahaman terhadap dinamika risiko itu sendiri. Hal ini meliputi pemahaman terhadap volatilitas pergerakan atau perubahan dari
sumber risiko, perubahan dari kemungkinan terjadinya dan apa pemicunya, serta perubahan dampak yang mungkin terjadi. Apakah
penerima risiko juga cukup memahami konteks risiko semacam ini ? d.
Efektivitas biaya. Penerima pekerjaan yang mengandung risiko tersebut biasanya akan membebankan biaya tambahan yang tidak rendah. Ia akan
memperhitungkan semua biaya yang terkait dengan faktor risiko tersebut, terutama bila risiko tersebut terjadi. Pertanyaannya adalah apakah biaya
yang dibebankan tersebut memang dapat diterima bila dibandingkan dengan dampak biaya yang akan diserap organisasi jika risiko tersebut
terjadi ? 3.
Mitigasi risiko adalah perlakuan risiko yang bertujuan untuk mengurangi risiko. Bentuk pengurangan risiko ini dapat berupa pengurangan kemungkinan
terjadinya risiko, pengurangan kerugian yang diakibatkan bila risiko tersebut terjadi, dan diversifikasi risiko. Diversifikasi adalah suatu strategi yang lebih
sering disebut sebagai “ jangan menempatkan semua telur dalam satu keranjang”. Salah satu contoh bentuk diversifikasi untuk mengurangi risiko
adalah investasi dalam berbagai macam portofolio untuk mengurangi risiko kerugian.
4. Menerima risiko, yaitu tidak melakukan perlakuan apapun terhadap risiko
tersebut. Strategi perlakuan risiko menerima risiko merupakan suatu strategi untuk menerima risiko, karena memang lebih ekonomis untuk menerima
risiko itu. Selain itu, juga kerna tidak tersedia alternatif lain untuk menghindari risiko, berbagi risiko, atau melakukan mitigasi. Penerimaan
risiko sering juga disebut sebagai penyerapan risiko, toleransi risiko atau retensi risiko. Risiko ini termasuk juga risiko tersisa setelah dilakukan
perlakuan risiko sebelumnya. Untuk melakukan strategi penerimaan risiko, perlu dipertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :
a. Penentuan pilihan. Apakah memang semua pilihan telah dikaji dengan
cermat sehingga pilihan menerima risiko yang diambil ? Apakah betul – betul sudah tidak terdapat alternatif lain untuk melakukan mitigasi,
pemindahan, atau penghindaran risiko ? b.
Waktu dan kondisi. Pada saat pilihan diambil untuk menerima risiko karna dianggap tidak ada pilihan lain, hal ini tidak boleh dianggap sebagai
keadaan yang tidak dapat ditolak. Tetapi sebaliknya, dengan perubahan waktu konteks risiko juga berubah dan berbagai dinamika perubahan juga
terjadi sehingga kemungkinan adanya alternatif baru akan timbul. Perlu dilakukan monitoring dan review secara proaktif untuk memantau arah
perubahan yang terjadi. Manajemen risiko yang baik akan selalu memastikan bahwa tidak ada kesempatan dan peluang yang terlewatkan.
31
c. Kemampuan menyerap risiko. Pilihan untuk menerima risiko dilakukan
dengan sadar. Artinya, karena lebih ekonomis untuk melakukan hal tersebut dibandingkan melakukan tindakan lainnya. Bagaimanakah dampaknya jika
risiko tersebut memang terjadi ? Seberapa besarkah kemungkinan terjadinya ? Apakah betul risiko ini hanya merupakan risiko tunggal dan
bukan risiko yang memicu risiko – risiko lainnya ? Jika risiko ini memang akan menimbulkan rentetan risiko lainnya, apakah dampaknya hanya
finansial saja ataukah juga dampak – dampak lainnya ? Misalnya dampak reputasi, dampak berhentinya operasi, dampak keselamatan kerja dan lain –
lain. Ini adalah pertanyaan –pertanyaan yang perlu dipertimbangkan.
2.2.7 Monitoring dan Review