Komunikasi dan Konsultasi Penyajian Data

41 Terdiri dari kepala yang mengatur pasien rawat inap, anggota pengatur perawat pada instalasi rawat inap, anggota pengatur perawat umum dan anggota yang mengatur kegitan administrasi. 9. Instalasi Rawat Jalan Terdiri dari kepala yang mengatur pasien rawat jalan, kepala poli gigi, kepala polklinik, anggota yang mengatur perawat bagian poli gigi dan poliklinik, anggota yang mengatur perawat umum dan pengatur kegiatan administrasi. 10. Unit farmasi Terdiri dari kepala unit famasi dan anggota yang mengatur obat serta resep. 11. Unit Penunjang Diagnosa Terdiri dari kepala unit penunjang diagnose yang bertugas untuk mmeberikan informasi sebagai dasar dokter mendiagnosa pasien, anggota yang mengatur radiologi, anggota yang mengatur laboratorium, dan anggota yang mengatur administrasi. 12. Unit Penunjang Perawatan Terdiri dari kepala penunjang perawatan yang akan diberikan kepada pasien, anggota yang mengatur pelayanan dapur dan cuci, anggota yang mengatur pelayanan jenazah dan anggota yang mengatur administrasi.

4.2 Penyajian Data

4.2.1 Komunikasi dan Konsultasi

Komunikasi dan konsultasi dilakukan untuk mengetahui pihak – pihak yang bertanggung jawab dalam menerapkan proses manajemen risiko dan siapa yang menjadi pemangku kepentingan terkait. Pendekatan ini dilakukan unuk mengetahui konteks manajemen yang benar, keahlian setiap pegawai farmasi dimiliki untuk menganalisis risiko, memastikan bahwa semua risiko telah diidentifikasi dan perlakuan untuk masing – masing risiko. Unit farmasi terdiri dari 8 orang pegawai dengan 5 bagian kerja. Kegiatan utama farmasi bertujuan untuk membeli persediaan obat dan melayani pasien dengan mendistribusikan obat itu sendiri. Secara garis besar kegiatan farmasi rumah sakit adalah memesan dan membeli obat kepada pemasok, menyimpannya sebagai persediaan lalu memberikannya kepada pasien yang membutuhkan. Beberapa pertanyaan yang telah diajukan pada tahap komunikasi dan konsultasi adalah : 1. Konteks eksternal a. Siapakah yang menjadi pemangku kepentingan yang terdapat pada gudang Obat Rumah Sakit Tentara ? b. Bagaimanakah pembagian kerja diantara pemangku kepentingan ? c. Bagaimanakah pengaruh keberadaan pasien terhadap kegiatan operasional gudang obat ? d. Bagaimanakah pengaruh pemasok obat terhadap kegiatan operasional gudang obat ? e. Bagaimanakah pengaruh BPOM terhadap kegiatan operasional obat ? f. Apakah kepentingan pasien yang paling utama terhadap gudang obat ? g. Apakah kepentingan Pabrik Besar Farmasi paling dominan terhadap gudang obat ? h. Apakah kepentingan gudang obat yang paling utama terhadap pasien ? i. Apakah kepentingan gudang obat yang paling utama terhadap pemasok ? 43 j. Bagaimanakah pengaruh kepentingan pasien terhadap penentuan kebijakan gudang obat ? k. Bagaimanakah pengaruh kepentingan pemasok terhadap penentuan kebijakan gudang obat ? l. Apakah kewajiban yang harus dipenuhi oleh gudang obat terhadap pasien? m. Apakah kewajiban yang harus dipenuhi oleh gudang obat terhadap PBF ? 2. Konteks Internal Operasional a. Bagaimanakah kriteria penerimaan karyawan pada gudang obat ? b. Apakah ada pelatihan atau training untuk karyawan baru ? c. Apa sajakah target kerja yang harus dicapai oleh setiap karyawan pada gudang obat ? d. Apakah tunjangan atau gaji yang diterima sudah sesuai dengan kinerja para karyawan ? e. Adakah standart sperasional yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan operasional gudang obat ? f. Bagaimanakah sistem dsitribusi obat yang dilaksanakan oleh gudang obat? g. Bagaimanakah systemkeuangan yang dimiliki oleh gudang obat Rumah Sakit Tentara ? h. Bagaimanakah sistem pencatatan pada gudang obat ? i. Apa sajakah peralatan pendukung pada gudang obat ? j. Apa sajakah peralatan pendukung pada pada pencatatan obat? k. Bagaimanakah sistem komunikasi yang dilakukan antar departemen gudang obat dan departemen terkait lain ?

4.2.2 Menetapkan Konteks