Proses Pembelajaran Musa dan Khidir

Guru harus menjelaskan kepada murid persyaratan atau tata-tertib sebelum memulai proses pembelajarn. Ini ditunjukan oleh ayat ke 70 . Khidir memberikan syarat kepada Musa, yaitu jangan bertanya hingga khidir sendiri yang menjelaskannya. Dalam konteks ini, sebagaimana yang diungkapkan Quraish Shihab, bahwa ucapan hamba Allah, memberi isyarat bahwa seorang pendidik hendaknya menuntun anak didiknya dan memberitahu kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi dalam menuntut ilmu, bahkan mengarahkannya untuk tidak mempelajari sesuatu jika sang pendidik tahu bahwa potensi anak didiknya tidak sesuai dengan bidang ilmu yang akan dipelajari. 26 Dalam berinteraksi dengan sesama manusia seorang guru tidak boleh membebani mereka siswa dengan sesuatu yg mereka tidak mampu melakukanuntuk dilakukan karena akan sangat memberatkan atau bahkan menghancurkan mereka. Kalau ini terjadi tentu akan menjadi pemicu bagi mereka untuk malas belajar. Bahkan hendaknya seorang guru mempunyai sikap suka memudahkan.

D. Proses Pembelajaran Musa dan Khidir

Proses berasal dari bahasa latin, processus yang berarti berjalan ke depan. Kata ini memiliki makna konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu Reber, 1988. Dalam kisah ini diterangkan bahwa ilmu yang diajarkan kepada para hamba-Nya ada dua jenis: Pertama, Ilmu yg diusahakan yg dapat difahami oleh seseorang dgn mempelajari dan bersungguh-sungguh mendapatkannya. Kedua, Ilmu yg berupa ilham laduni sebagai hadiah yg dianugerahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya dengan dalil: 26 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran,... v. 8 h. 99 ﺎًﻤْﻠِﻋ ﺎﱠﻧُﺪَﻟ ْﻦِﻣ ُهﺎَﻨْﻤﱠﻠَﻋَو “Dan telah Kami ajarkan kepada ilmu dari sisi Kami.” Dijelaskan dalam kisah ini bahwa ilmu yg bermanfaat adalah ilmu yg membimbing pemilik kepada kebaikan. Demikian pula hal ilmu-ilmu yg mengandung bimbingan dan hidayah atau petunjuk menuju jalan kebaikan dan mengingatkan agar menjauhi jalan yang buruk. Boleh jadi hanya akan menimbulkan madharat atau tidak berguna sama sekali. Inilah yg diisyaratkan dalam ayat اًﺪْﺷُر َﺖْﻤﱢﻠُﻋ ﺎﱠﻤِﻣ ِﻦَﻤﱢﻠَﻌُﺗ ْنَأ Adapun proses belajar sendiri adalah tahapan perubahan prilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa. Tentunya, perubahan yang terjadi adalah perubahan ke arah posistif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya. 27 Menurut Jerome S. Burner, salah seorang penentang teori S-R Bond Barlow, 1985, dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase: 28 1. Fase informasi tahap penerimaan materi 2. Fase transformasi tahap pengubahan materi 3. Fase evaluasi tahap penerimaan materi Peroses pembelajaran Musa dan Khidir dapat dilihat dari tiga bagian penting perbuatan-perbuatan Khidir yang aneh dipandangan manusia biasa, bahkan Musa sekalipun. Pertama, pembelajaran khusus Musa dan Khidir—karena hanya mereka berdua yang melakukan perjalanan ilmiah itu, Menurut Quraish Shihab ini agaknya disebabkan karena maqam yakni derajat keilmuan dan ma’rifat pembantunya itu belum sampai pada tingkat yang memungkinkannya ikut dalam 27 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Edisi Revisi, cet 14 2008 h. 113. 28 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,... h.113-114. pengembaraan ma’rifat itu 29 --merupakan perjalanan yang dengan penuh semangat. Pembelajaran pertama Khidir adalah berbentuk demonstrasi. Metode demonstrasi sendiri adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. 30 Metode demonstrasi adalah salah satu tehnik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu. 31 Dalam hal ini Khidir melubangi perahu yang dinaikinya bersama Khidir, yang di dalamnya juga terdapat banyak orang yang merupakan pekerja di laut. Di sini manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi terlihat jelas yang di antaranya adalah a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan . b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa Selain itu, kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut: a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda. b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan. c. Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya Di lain sisi, Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut: 29 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran,... v. 8 h. 102. 30 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,... h. 208. 31 M. Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakata: Ciputat Pers, 2002 h. 45. a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan. b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan. c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan Pada bagian ini, metode pembelajaran antara Musa dan Khidir berkembang menjadi metode tanya jawab. Dalam hal ini Musa dengan kelengahannya menanyakan dan mengingkari apa yang dilakukan oleh Khidir— Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar. Khidir kemudian mengulangi pernyataan sebelumnya, Bukankah aku telah berkata: Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku. Lebih lanjut Musa meminta keringanan atas kelupaan dan kesulitannya dalam menjalani perkaranya itu. Al-Maragi menjelaskan, bahwa Musa meminta agar Khidir tidak menyulitkannya dalam perkara dan keikutsertaannya. Tetapi mudahkanlah dan menjauhkan perdebatan. 32 Rupanya pemakaian kata imran اﺮﻣإ dan ‘usra اﺮﺴﻋ menurut Quraish Shihab mengindikasikan betapa beratnya beban yang dipikul oleh Nabi Musa jika ternyata hamba Allah itu tidak memaafkannya atau dengan kata lain tidak mengijinkannya untuk belajar dan mengikutinya. Kedua, setelah Musa meminta keringanan kepada Khidir atas kelalaian dengan syarat yang telah diberikan pada awal kontrak pembelajaran. Hamba saleh itu masih memberi toleransi dengan memberikan maaf dan keduanya meneruskan perjalanan. Kali ini metode yang digunakan masih menggunakan metode demonstrasi. Khidir melihat seorang anak remaja belum dewasa yang bermain maka serta merta ia membunuhnya. Al-Quran tidak menyebutkan bagaimana Khidir membunuh 32 Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi,... J. 15 h. 179. anak itu, jelas al-Maraghi. 33 Melihat hal itu, Musa dengan penuh kesadaran, sebagaimana yang dikutip Quraish dari Sayyid Qutub, musa tidak lupa lagi tapi dia benar-benar sadar lantaran besarnya peristiwa itu. 34 Musa berkata kepada Khidir, Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena Dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar. Dalam psikologi pendidikan dikenal dengan istilah berfikir rasional dan kritis, yang merupakan perwujudan prilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah. Pada umumnya siswa yang berfikir rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan bagaimana how dan mengapa why. Dalam berfikir rasional siswa dituntut mengggunakan logika akal-sehat untuk menentukan sebab-akibat, menganalisis, menarik kesimpulan-kesimpulan dan hukum-hukum kaidah teoritis dan ramalan-ramalan. 35 Sikap kritis Musa pada pembelajaran kedua ini, sebagaimana yang dijelaskan al-Maraghi dikarenakan remaja yang dimaksud adalah remaja yang bersih dari dosa tanpa membunuh yang diharamkan? Dalam hal ini pembunuhan dikhususkan bukan karena kekafiran setelah iman, zina setelah menikah karena itulah yang nampak pada peristiwa tersebut. 36 Di sisi lain, jawaban Khidir atas Musa merupakan peneguran kedua kalinya hamba saleh juga disertai penekanan. Ini nampak pada penggunaan kata laka ﻚﻟ, kepadamu. Adapun jika kita perhatikan peneguran hamba saleh yang pertama tidak disertai kata laka. Hal ini menegaskan banwa kata itu memiliki daya tekan tersendiri. Demikian jelas para al-Maraghi dan Quraish Shihab. Jawaban guru kepada seorang siswa tentu harus memiliki nilai yang 33 Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi,... J. 15 h. 179. 34 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran,... v. 8 h. 104. 35 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,... h. 120. 36 Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi,... J. 15 h. 179. berarti. Karena, posisi guru di hadapan siswa harus benar-benar berpengaruh. Kpribadian guru mempunyai pengaruh langsung dan komulatif terhadap hidup dan kebiasaan belajar para siswa. Di sini Khidir berpegang teguh pada kesepakatan awal, yang menunjukkan sikapnya sebagai guru yang efektif. 37 Ketiga, pada bagian ketiga pembelajaran Musa dan Khidir bertempat di sebuah negeri yang “mereka, penduduk negeri itu adalah orang-orang tercela lagi pelit”. Adapun penjelasan, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, dengan tidak menyebutkan ‘tidak mau memberi makan’ menambahkan kehinaan dan mensifati mereka dengan kerendahan serta kebahilan. Sebab, seorang yang mulia tentu hanya menolak seorang yang meminta diberi makanan, bukan menghinanya. Sebaliknya orang yang mulia tidak akan mengusir tamu asing. Tandas al-Maraghi. 38 Qurais Shihab menyebutkan, penyebutan penduduk negeri pada ayat 77 menunjukkan betapa buruknya penduduk negeri itu lantaran pada ayat-ayat lain al-Quran hanya menyebutkan negeri ssuntuk menunjuk penduduknya. Lebih- lebih, permintaan Musa dan Khidir bukanlah permintaan sekunder melainkan makanan untuk dimakan. 39 Pembelajaran ini adalah kesempatan ketiga setelah dua kali Musa melanggar kesepakatan belajar yang telah ditetapkan di awal. Tekad Musa yang kuat untuk meraih ma’rifat mendorongnya memohon untuk diberi kesempatan terakhir. Musa AS berkata, jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah kali ini, maksudnya, jika aku menanyakan kepadamu tentang perbuatan- perbuatan asing yang aku saksikan serta aku meminta penjelasan hikmahnya darimu, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku. Pernyataan Musa kali ini benar- benar menunjukkan penyesalan yang amat karena terdesak oleh keadaan. 37 Oemar Hmalik, Psikologi Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, Cet 6. 2009 h. 34-35. 38 Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi,... J. 16 h. 5. 39 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran,... v. 8 h. 106. Permintaan Musa untuk kali masih dikabulkan oleh hamba saleh itu. Maka setelah peristiwa pembunuhan itu, keduanya berjalan sampai bertemu dengan sebuah kampung, mereka meminta makanan, namun penduduk kampung itu enggan untuk menjamu mereka. Fase ketiga pembelajaran Khidir kepada Musa kali ini juga berjalan dengan metode demonstrasi. Khidir dan Musa mendapati dinding rumah yang hampir roboh. Khidir dengan inisiatifnya menegakkan dinding rumah tersebut. Melihat hal itu, Musa berkata: Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu. Sebenarnya, perkataan Musa ini hanyalah masukan dan saran kepada Khidir karena dia mengetahui keperluan yang mereka butuhkan seprti makan, minum, dan lainnya untuk hidup. Namun, pernyataan inilah batas toleransi pembelajaran Musa dengan Khidir berakhir. Pada bagian ini, Musa telah melakukan pelanggaran untuk yang ketiga kalinya. Khidir berkata pada Musa inilah pengingkaran berturut yang ketiga kalinya darimu yang menjadi sebab perpisahan antara aku denganmu sebagaimana yang telah aku syaratkan. Adapun dua pengingkaranmu yang pertama terdapat udzur di dalamnya, namun tidak untuk hal ini. Kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. Maksudnya, Khidir nanti akan memberitahukan akibat dari perbuatan-perbuatannya. Selain itu, dalam pembelajaran Musa dan Khidir terkandung pesan bahwa guru hendaknya membawa siswa belajar ke alam nyata di luar, untuk dapat mengalami pristiwa yang langsung. Ini ditunjukan oleh ayat ke 71 , 74 dan 77 yang semuanya di awali dengan kata-kata Yang menunjukan bahwa Guru Khidir dan murid Musa keduanya pergi ke luar. Contextual Teaching Learning. Dari ketiga fase pembelajaran dia atas, selain metode demontrasi, Khidir juga menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL. Yaitu, suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. 40 Dari konsep tersebut, minimal tiga hal yang terkandung di dalamnya. Pertama, CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran. Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. 41

E. Evaluasi Pembelajaran Khidir kepada Musa