Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama Dahar, menegaskan bahwa pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran anak
melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran. Sedangkan, akomodasi adalah menyusun kembali
struktur pikiran karena adanya informasi baru, sehingga informasi tersebut mempunyai tempat.
40
Pengertian tentang akomodasi yang lain adalah proses mental yang meliputi pembentukan skema baru yang cocok dengan rangsangan baru
atau memodifikasi skema yang sudah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu.
Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan. Bahkan,
perkembangan kognitif anak bergantung pada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan,
perkembangan kognitif itu sendiri merupakan proses berkesinambungan tentang keadaan ketidak-seimbangan dan keadaan keseimbangan.
F. Karakteristik Pengajar
Al-Mawardi, sebagaimana
yang dikutip
Abuddin Nata,
memandang seorang guru yang baik adalah guru yang tawadhu rendah hati, menjauhi sikap ujub besar kepala dan memiliki rasa ikhlas. Selain itu, dalam
melaksanakan tugasnya seorang guru harus dilandasi dengan kecintaan terhadap tugasnya sebagai guru, kecintaan ini akan benar-benar tumbuh dan berkembang
apabila keagungan, keindahan dan kemuliaan tugas guru itu sendiri benar-benar dapat dihayati.
41
Selanjutnya Al-Mawardi melarang seseorang mengajar dan mendidik atas
40 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Integrasi dan Kompetensi,… h. 65.
41
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu,
2001, h. 50.
dasar motif ekonomi. Dalam pandangannya bahwa mengajar dan mendidik merupakan aktivitas keilmuan, sementara ilmu itu sendiri mempunyai nilai dan
kedudukan yang tinggi, yang tidak dapat disejajarakan dengan materi. Tugas mendidik dan mengajar dalam pandangan Al-mawardi adalah tugas luhur dan
mulia, itulah sebabnya dalam mendidik dan mengajar seseorang harus semata- mata mengharap keridhaan Allah SWT. Apabila dalam yang dituju dari tugas
mengajar nya itu adalah materi, maka ia akan mengalami kegoncangan ketika ia merasa bahwa kerja yang dipikulnya tidak seimbang dengan hasil yang
diterimanya.
42
Menurut Tohirin sebagaimana yang dikutip dari Surya, untuk mewujudkan prilaku mengajar yang tepat, guru diharapkan memiliki karakteristik mengajar
antara lain:43 1. Memiliki minat yang besar terhadap pelajaran dan mata pelajaran yang
diajarkan, 2. Memiliki kecakapan untuk memerhatikan kepribadian dan suasana hati secara
tepat serta membuat konak secara tepat pula, 3. Memiliki kesabaran, keakraban, sensitivitas yang diperlukan untuk
menumbuhkan semangat belajar, 4. Memiliki pemikiran yang imajinatif dan praktis dalam usaha memberikan
penjelasan kepada peserta didik, 5. Memiliki kualifikasi yang memadai dalam bidangnya baik ini maupun
metode, 6. Memiliki sifat yang terbuka, luwes, dan eksperimental dalam metode dan
teknik. Sementara itu, dalam pendidikan Islam, seorang pendidik pula hendaknya
42 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001, h.
51. 43
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Integrasi dan Kompetensi,… h. 79.
memiliki karakteristik yang dapat membedakannya dari yang lain. Dengan hal itu, maka diharapkan seorang pendidik mampu bersikap totalitas berpadu antara
karakter dan kepribadiaannya. An-Nahlawi membagi karakter pendidik Muslim kepada beberapa bentuk, di antaranya:
44
1. Mempunyai watak dan sifat rubbaniyah yang terwujud dengan tujuan, tingkah laku, dan pola fikirnya,
2. Bersifat ikhlas, melaksanakan tugasnya sebagai pendidik semata-mata mencari keridhaan Allah dan menegakkan kebenaran,
3. Bersifat sabar dalam mengajarkan berbagai pengetahuan kepada peserta didik,
4. Jujur dalam menyampaikan yang diketahuinya. 5. Senantiasa membekali diri dengan ilmu, kesediaan diri untuk terus
mendalami dan mengkaji lebih lanjut. 6. Mampu menggunakan metode mengajar secara bervariasi.
7. Mampu mengelola kelas dan peserta didik, tegas dalam bertindak dan proporsional,
8. Mengetahui kehidupan psikis peserta didik. 9. Tanggap terhadap berbagai kondisidan perkembangan dunia yang dapat
memengaruhi jiwa, keyakinan, dan pola berpikir peserta didik. 10. Berlaku adil terhadap peserta didik.
Dalam pandangan yang tidak jauh berbeda al-Abrasyi memberikan batasan tentang karakteristik pendidik. Di antara kriteria dan karakteristik pendidik itu
adalah:
45
1. Seorang pendidik hendaknya memiliki sifat zuhud. Yaitu, melaksanakan tugasnya bukan semata-mata karena materi akan tetapi lebih dari itu mencari
keridhaan Allah. 2. Seorang pendidik hendaknya bersih fisiknya dari kotoran dan jiwanya dari
44 Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Ciputat: Ciputat Press,
2005 , h. 45-46. 45
Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, h. 46
sifat tercela. 3. Seorang pendidik hendaknya ikhlas dan tidak ria dalam menjalankan
tugasnya. 4. Seorang pendidik hendaknya bersifat pemaaf dan memaafkan orang lain,
sabar dan sanggup menahan amarah, senantiasa membuka diri dan menjaga kehormatannya.
5. Seorang pendidik hendaknya mampu mampu mencintai peserta didiknya sebagaimana ia mencintai anaknya sendiri.
6. Seorang pendidik hendaknya mengetahui karakter peserta didiknya, seperti; pembawaan, kebiasaan, perasaan, dan berbagai potensi yang dimilikinya,
7. Seorang pendidik hendaknya menguasai pelajaran dengan baik dan professional.
Dari batasan kriteria karakteristik di atas, terlihat jelas bahwa menjadi seorang pengajar atau pendidik tidaklah mudah. Seorang pengajar hendaknya
memiliki persyaratan tertentu sebelum profesi itu ditekuninya.
G. Anak Didik Manusia dalam Pandangan Islam