menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
40
Dari konsep tersebut, minimal tiga hal yang terkandung di dalamnya. Pertama, CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan
materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa
hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.
Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut
untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting sebab dengan dapat mengorelasikan
materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional akan tetapi materi yang dipelajarinya akan
tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
41
E. Evaluasi Pembelajaran Khidir kepada Musa
Evaluasi adalah proses sederhana memberikan atau menetapkan nilai pada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, objek, dan lain-
lain. Atau dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan niai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian.
42
Dari pengertian evaluasi diketahui bahwa tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan
pembelajaran.
40
http:dahli-ahmad.blogspot.com200901peran-pembelajaran-ctl-dalam.html ,
didownload, Jumat, 3 Desember 2010.
41
http:dahli-ahmad.blogspot.com200901peran-pembelajaran-ctl-dalam.html ,
didownload, Jumat, 3 Desember 2010.
42
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, cet 3 2006, h. 160-161.
Hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar pada akhirnya dipungsikan untuk keperluan sebagai berikut:
43
a. Untuk diagnostik dan pengembangan. Maksudnya, bahwa penggunaan hasil dari keatan evaluasi hasil belajar sebagai dasar pendiagnosisan
kelemahan dan keungunggulan siswa dengan berdasarkan diagnosis ini guru mengadakan pengembangan kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. b. Untuk seleksi. Hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar digunakan
sebagai dasar untuk menentukan siswa yang paling cocok untuk jenis pendidikan tertentu.
c. Untuk kenaikan kelas. Menentukan apakah seorang siswa dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau tidak, memerlukan informasi
yang dapat mendukung keputusan yang dibuat guru. d. Untuk penempatan. Agar siswa dapat berkembang sesuai dengan
tingkat kemampuan dan potensi yang mereka miliki, maka perlu dipikirkan ketepatan penempatan siswa pada kelompok yang sesuai.
Seperti halnya setiap kegiatan dan tindakan pendidikan selalu diawali dengan perencanaan, maka kegiatan evaluasi hasil belajar juga diawali dengan
persiapan. Pada tahapan persiapan ini terdapat beberapa persiapan yang harus dilakukan evaluator.
Dalam konteks pembelajaran, antara Nabi Khidir AS dengan Nabi Musa AS, Nabi Khidir bertindak sebagai evaluator dan Musa objek evaluasi. Adapun
proses evaluasi itu, Nabi Khidir menetapkan pertimbangan dan keputusan yang akan dibuat, suatu keputusan yang akan dilakukan oleh seorang evaluator untuk
mendeskripsikan pertimbangan dan keputusan yang sekiranya akan dibuat dari hasil evaluasi.
Dalam istilah pendidikan kegiatan seperti ini disebut dengan langkah merumuskan tujuan. Tujuan dari sebuah kegiatan pembelajaran adalah setiap
usaha mengajar sebenarnya ingin menumbuhkan atau menyempurnakan pola laku tertentu dalam diri peserta didik. Maksud pola laku tersebut adalah kerangka dasar
43
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran,... h. 200
dari sejumlah kegiatan yang lazim dilaksanakan manusia untuk bertahan hidup dan untuk memperbaiki mutu hidupnya dalam situasi nyata. Kegiatan itu bisa
berupa kegiatan rohani, misalnya mengamati, menganalisis, dan menilai keadaan dengan daya nalar. Bisa juga berupa kegiatan jasmani. yang dilakukan dengan
tenaga dan keterampilan fisik. Adapun yang menjadi tinjauan evaluasi daam konteks ayat ini adalah
perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh sang guru. Proses menakwilkan apa yang didemontrasikan oleh Khidir pada tiga tindakan Khidir dalam proses
pembelajaran. Adapun dalam proses evaluasi Khidir kepada Musa. Khidir menjelaskan
ketiga fase pembelajaran yang dilakukannya. Pertama, penjelasan tentang mengapa Khidir melubangi perahu. Khidir
menjelaskan, Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, mereka orang-orang miskin yang tak mampu untuk membela diri
dari kezaliman. Padahal mereka telah bekerja sekuat tenaga. dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang
merampas tiap-tiap bahtera. Hal ini dilakukan oleh Khidir karena merupakan kebiasaan raja itu, untuk merebut secara paksa setiap perahu yang masih baik dan
layak tegas al-Maraghi.
44
Pada kejadian ini, Quraish menyimpulkan, seakan-akan Hamba Saleh itu berkata, “dengan demikian apa yang kubocorkan itu bukanlah tujuan
menenggelamkan penumpangnya, tetapi justru menjadi sebab terpeliharanya hak- hak orang miskin.” Memang melakukan kemudharatan yang kecil dibenarkan
untuk menghilangkan kemudharatan yang lebih besar.
45
Kedua, penjelasan tentang pembunuhan anak yang menurut pandangan Musa adalah seorang anak yang suci dari dosa. Khidir mengetahui bahwa anak itu
adalah anak yang kafir sedang kedua orang tuanya adalah orang mukmin. Kekhawatiran Khidir jika kelak anak itu menjadi penyebab kekafiran kedua orang
tuanya lantaran kecintaan mereka terhadap anak itu, membuat Khidir membunuh
44
Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi,... J. 16 h. 8.
45
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran,... v. 8 h. 107.
anak itu. Ketiga, penjelasan tentang perbuatan Khidir pada sebuah negeri yang
dihuni oleh penduduk tercela lagi bakhil, namun ia menegakkan dinding pada sebuah bangunan tanpa imbalan. Tujuan Khidir tak lain adalah karena ia
mengetahui bahwa dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang
Ayahnya adalah seorang yang saleh, Maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu,
sebagai rahmat dari Tuhanmu. Berdasarkan ketiga evalusi pembelajaran yang Khidir berikan kepada
Khidir ada point penting yang harus digarisbawahi. Hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam menjelaskan QS al-Kahfi ayat 68,
“dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?
Terkait ayat ini, Ibnu Katsir menjelaskan, bahwasannya Maksud Khidir adalah, engkau tidak akan tahan melihat apa yang akan aku perbuat, karena sangat
kontra dengan syariat yang engkau miliki. Dan lantaran aku berdasarkan ilmu yang Allah ajarkan kepadaku namun tidak Allah ajakan kepadamu. Begitu
sebaliknya, engkau telah Allah ajari ilmu yang tidak dijarkan kepadaku. Oleh karena itu, kita memiliki perkara masing-masing. Maka sebab itu, engkau tidak
mampu untuk mengikutiku.
46
Khidir pula mengetahui, bahwa Musa akan mengingkari atas apa yang dia dalihkan. Dan dikarenakan pula Musa tidak mampu menelaah hikmah dan
kemaslahatan bathiniah yang Khidir dapat telaah.
47
Bertalian dengan itu, Al-Ghazali membagi kriteria ilmu menjadi dua
46
Ibnu Katsir, Tafsir al-Quran al-Adzim,... j. 5 h. 181.
47
Ibnu Katsir, Tafsir al-Quran al-Adzim,... j. 5 h. 181.
bagian. Pertama, ilmu-ilmu yang fardhu a’in yang wajib dipelajarisemua orang Islam meliputi ilmu-ilmu agama, yakni ilmu-ilmu yang bersumber dari Al-Quran.
Kedua, ilmu-ilmu yang merupakan fardhu kifayah, terdiri dari ilmu-ilmu yang dapat dimanfaatkan untuk memudahkan urusan hidup duniawi, seperti ilmu
hitung, ilmu kedokteran, ilmu teknik, ilmu pertanian dan industri.
48
Pernyataan Khidir ini kemudian ditutup dengan penjelasan yang lugas dan tepat. Yaitu bahwa apa yang dilakukannya mulai dari menenggelamkan perahu
hingga menegakkan sebuah dinding adalah bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan
yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. Pesan ini menunjukkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran harus
bersumber dan berdasar kebenaran. Ini ditunjukan oleh ayat ke 82, ini menunjukan bahwa Khidir dalam melakukan pekerjaan yang dilihat oleh Musa as.
tidak atas kehendak dirinya tapi bersumber dari Allah. Guru harus menyampaikan materi pelajaran yang baru buat murid sehingga ada nilai tambah bagi. murid Ini
ditunjukan oleh ayat ke 68 yang bermakna, bahwa Musa as. belum mempunyai pengetahuan yang cukup terhadap apa yang akan diajarkan Khidir .
Terakhir, guru hendaknya memberi pesan akhir kepada murid yang akan meninggalkan tempat belajar dan berpisah dengannya,.untuk bekal di masa kelak
nanti Ini ditunjukan oleh pesan akhir dari Khidir kepada Musa, saat Musa dan Khidir akan berpisah., seperti telah disebutkan di atas.
48
Khoiron Rosady, Pendidikan Profetik, Jogjakarta: Pustaka Pelajar, Cet 1 2004, h. 281
77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang “Proses Pembelajaran dalam al-Quran Telaah Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir dalam QS al-Kahfi [18]; 60-82”, maka
penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang meliputi di dalamnya
kegiatan mengajar, belajar, dan pembelajaran itu sendiri. Tujuannya adalah menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik, positif, progresif, bahkan
futuristik. Di sini, elemen guru dan murid terlibat aktif mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
2. Sumber Ilmu yang paling utama adalah Allah SWT. Dialah Maha Pendidik, yang darinya semua ilmu bermuara. Dalam hal ini, Al-Quran
merupakan salah satu sumber ilmu yang tak akan pernah habis untuk
digali nilai-nilai pembelajaran dari dalamnya.
3. Motivasi dalam mencari ilmu merupakan hal esensial bagi peserta didik untuk mendapatkan ilmu. Motivasi yang paling baik adalah motivasi
intrinsik yang memunculkan spirit untuk terus menggali ilmu. Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan motivasi pendukung, tambahan untuk terus
memacu diri dalam menimba ilmu.