Identifikasi Masalah Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan Penelitian

tidak keren. Pada dasarnya, al-Quran sendiri telah memberi isyarat bahwa permasalahan pendidikan sangat penting, jika al-Quran dikaji lebih mendalam maka kita akan menemukan beberapa prinsip dasar pembelajaran, dan nilai-nilai pembelajaran yang lebih manusiawi, yang selanjutnya bisa dijadikan inspirasi untuk dikembangkan dalam rangka membangun pendidikan yang bermutu. Bersandar pada beberapa pernyataan di atas, penulis dengan ini memberi judul untuk karya tulis ini dengan, Proses Pembelajaran dalam al-Quran Telaah Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir dalam QS al-Kahfi [18]; 60-82. Semoga karya ini dapat menjadi acuan sebagai model pembelajaran yang benar- benar memiliki ruh.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat diungkapkan beberapa masalah sebagai berikut: a. Perlunya pedagogisitas guru al-Qur’an Hadis dalam meningkatkan motivasi siswa untuk membaca al-Qur’an b. Perlunya keterampilan mengajar guru al-Qur’an Hadis dalam meningkatkan motivasi siswa untuk membaca al-Qur’an c. Kesulitan yang dihadapi oleh guru al-Qur’an Hadis dalam meningkatkan motivasi siswa untuk membaca al-Qur’an d. Upaya yang dilakukan guru al-Qur’an Hadis dalam meningkatkan motivasi siswa untuk membaca al-Qur’an e. Perlunya motivasi siswa untuk membaca al-Qur’an

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Tentu pembahasan terkait pengajaran dalam al-Quran tidaklah sedikit. Maka itu, penulis membatasi pembahasan hanya pada upaya menemukan Proses Pembelajaran dalam al-Quran melalui pendekatan Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir dalam QS al-Kahfi [18]; 60-82 pada upaya meningkatkan kinerja dan semangat guru dalam mengajar dan siswa dalam belajar. Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, perumusan masalahnya adalah bagaimana proses pembelajaran Musa dan Khidir dalam al-Quran?

D. Tujuan Penelitian

Sementara itu, yang menjadi tujuan peneliti pada wacana Proses Pembelajran dalam al-Quran adalah memberikan sebuah ide dan gagasan guna mewujudkan pembelajaran yang berkulitas dan bertanggung jawab. Hal ini dikarenakan banyak guru yang mengajar tapi minim dalam hal teori meskipun tidak memungkiri bahwa teori tidak selalu dapat menjawab praktik yang terjadi di lapangan. Selanjutnya, diharapkan para guru tidak hanya asal berani mengajar, melainkan pula memiliki bekal dan landasan yang kuat. Begitu halnya dengan siswa agar mengerti dan memahami arti pembelajaran yang sebenarnya. Adapun yang lebih ditekankan adalah penulis berusaha dengan sebijak mungkin untuk memunculkan sebuah contoh proses pembeajaran dalam al-Quran sekaligus menjadi respon atas banyaknya wacana seputar proses beajar-mengajar. Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak. 1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan serta pengalaman penulis mengenai penelitian ini, baik dalam merencanakan ataupun melaksanakan penelitian. 2. Bagi universitas, menambah khazanah ilmiah di kalangan akademis khususnya mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan diharapkan menjadi sumbangsih gagasan dan sebuah tawaran solusi terhadap tantangan globalisasi serta dapat dipraktikkan dalam membangun guru-guru yang berkualitas, penuh integritas, dan memiliki semangat pengabdian. 3. Bagi guru, untuk mengetahui bagaimana penerepan proses pembelajaran yang lebih baik berdasarkan al-Qur’an.

E. Metodologi Penelitian