Sayyid Qutb menyatakan bahwa dalam menerapkan metode diskusi dengan cara yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Tidak merendahkan pihak lawan, atau menjelek-jelekkan, karena tujuan
diskusi bukan
mencari kemenangan,
melainkan memudahkannya agar ia sampai kepada kebenaran.
2. Tujuan diskusi semata-mata untuk menunjukkan kebenaran sesuai dengan ajaran Allah.
3. Tetap menghormati pihak lawan, sebab jiwa manusia tetap memiliki harga diri. Karenanya harus diupayakan ia tidak merasa kalah dalam
diskusi dan merasa tetap dihargai dan dihormati.
76
Maka penulis menyimpulkan bahwa metode dakwah mujadalah ini hanya perlu digunakan pada orang-orang tertentu seperti ahli kitab dan
orang-orang kafir yang sombong. Namun ketika seorang da’i menggunakan metode ini, Ia harus tetap mampu menjaga sikap dan kata-
katanya dengan penuh kelemah lembutan dan sopan santun sehingga mereka mampu menerima kebenaran yang disampaikan dengan
kesadarannya sendiri tanpa merasa ada unsur paksaan apalagi permusuhan. Namun, bagi orang-orang yang benar-benar dzalim metode ini tidak perlu
digunakan.
C. RUANG LINGKUP MAJLIS TA’LIM
a. Pengertian Majlis Ta’lim
Majlis ta’lim berasal dari bahasa Arab, yaitu majlis yang berarti tempat duduk, dan ta’lim yang berarti menahukan, membuat tahu atau
mengajar. Maka berdasarkan asal kata tersebut, majlis ta’lim adalah wadah atau tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, maka terdapat di
76
Sayyid Qutb, Fi Dhibah al Qur’an Cairo: Dar al Syuruq, 1399 H1979 M, Jilid IV, hal. 2202.
dalamnya orang yang belajar, yaitu: jamaah, guru atau ustadz, materi yang diajarkan, sarana dan tujuan.
77
Sedangkan Dra. Hj. Tutty Alawiyah A.S. dalam bukunya Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Ta’lim, mengatakan bahwa ”...Salah satu
arti dari majlis adalah pertemuan atau perkumpulan orang banyak, sedangkan ta’lim berarti pengajaran atau pengajian agama Islam...”
78
Pada musyawarah majlis ta’lim se-DKI pada tanggal 9-10 Juli 1980, memberikan batasan ta’rif majlis ta’lim adalah lembaga
pendidikan non formal Islam yang memiliki kurikulum tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur, dan diikuti oleh jamaah yang
relatif banyak, dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah Swt, antara
manusia dengan sesamanya dan antara manusia dengan lingkungannya dalam rangka membina masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT.
79
Maka dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa majlis ta’lim adalah suatu tempat atau wadah pengkajian dan pengajaran
umat Islam yang berbentuk lembaga non formal, yang memiliki bentuk kurikulum tersendiri, dan dilakukan secara teratur, dalam rangka membina
umat kepada kehidupan yang sesuai dengan syariat Islam, baik dalam rangka menjalin hubungan hablumminallah, hablumminannas, dan
hablumminal alam .
77
Depag RI., Ensiklopedi Islam Jakarta: Depag RI, 1987, Jilid II, h. 556-557.
78
Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Ta’lim Bandung: Mizan,1997, h. 5.
79
Koordinasi Dakwah Islam, Pedoman Majlis Ta’lim Jakarta: KODI, 1996, h. 6.
b. Tujuan Majlis Ta’lim
Menurut Dra. Hj. Tutty Alawiyah tujuan majlis ta’lim dari segi fungsinya adalah:
80
a. Tempat belajar, untuk menambah ilmu dan keyakinan agama yang akan mendorong pengamalan agama.
b. Tempat kontak sosial, untuk bersilaturrahmi agar dapat menciptakan persatuan dan kesatuan umat Islam.
c. Mewujudkan minat sosial, untuk meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan jamaahnya.
Maka dari pendapat yang dikemukakan Dra. Hj. Tuti Alawiyah, dapat disimpulkan tujuan utama majlis ta’lim adalah:
a. Menambah pengetahuan keislaman jamaahnya. b. Menjalin silaturrahmi dan ukhuwah yang lebih erat bagi para jamaahnya
khususnya dan umat Islam pada umumnya. c. Meningkatkan kesejahteraan dan keharmonisan rumah tangga dan
lingkungan jamaahnya.
80
Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Ta’lim, h. 5.
BAB III GAMBARAN UMUM MAJLIS TA’LIM AT-TARBIYYAH DAN
PROFIL K.H. E. JUNAEDI NAWAWI
A. Majlis Ta’lim At-Tarbiyyah
a. Sejarah Perkembangan Majlis Ta’lim At-Tarbiyyah
Majlis Ta’lim At-Tarbiyah adalah sebuah majlis ta’lim yang diadakan di Kantor Dinas Pendidikan Nasional dan Kebudayaan Kota
Tangerang Dinas PK. Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ini berada di Gedung Cisadane lantai 1 dengan alamat Jalan K.S. Tubun
nomor 1 Kota Tangerang. Berdirinya majlis ta’lim ini adalah prakarsa dari Bapak Drs. H. M.
Harry Mulya Zein, M.Si yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang. Sebagai seorang Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, beliau memiliki suatu gagasan untuk membentuk sebuah pengajian di lingkungan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan.
81
Untuk merealisasikan ide tersebut, beliau mengungkapkannya kepada rekan-rekannya yang lain. Ternyata idenya mendapat respon yang
positif dari rekan-rekannya, baik Kepala Bagian Tata Usaha maupun Kepala Sub Dinas. Respon positif yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata
Usaha maupun Kepala Sub Dinas tersebut membuatnya tambah
81
Hasil wawancara Bpk. Hilman Sukademi, S.E. Ketua Majlis Ta’lim At-Tarbiyah pada tanggal 12 Desember 2008 di Kantor Dinas PK Kota Tangerang.