ma’ruf nahi munkar dilakukan dalam bentuk lisan, tulisan, perbuatan dan
sebagainya dengan sadar dan terencana yang disampaikan secara hikmah kebijaksanaan dengan tujuan memperoleh kebahagiaan hidup baik di dunia
maupun di akhirat.
2. Unsur-unsur Dakwah
Dakwah memiliki beberapa unsur yang saling terkait satu sama lain. Unsur-unsur tersebut akan selalu ada di setiap kegiatan dakwah.
Adapun unsur-unsur dakwah meliputi: subjek dakwah da’i, objek dakwah mad’u, materi dakwah, dan tujuan dakwah.
a. Subjek Dakwah da’i Orang yang melakukan dakwah disebut subjek dakwah. Istilah
yang sering digunakan untuk orang yang melakukan dakwah subjek dakwah adalah da’i. Da’i isim fail artinya orang yang menyeru.
Tetapi karena proses memanggil atau menyeru tersebut juga merupakan suatu proses penyampaian tabligh atas pesan-pesan
tertentu maka pelakuya dikenal juga dengan istilah muballigh.
48
Di Indonesia orang yang berdakwah selain dipanggil dengan istilah da’i
dan muballigh, juga digunakan istilah ustadz, ustadzah, kiyai, ajengan, tuan guru, dan lain-lain.
Da’i sebagai subjek dakwah dapat dibedakan menjadi dua
bagian, pertama da’i dalam kriteria umum; kedua da’i dalam pengertian khusus.
49
48
Dra. Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000, cet. ke-1, hal. 2.
49
Ibid., h.25.
Dalam pengertian umum, maka tiap-tiap pribadi muslim menjadi da’i bagi dakwah islamiyah. Hal ini dapat dilihat
kesesuaiannya dengan Surat at-Taubah ayat 71:
50
; = ﻡی ?= A
B= C ﻡD ﻡD
: =Eی F GH
ﺕDی F9J Kی
ی یH :
: L -
MH .M
“Dan orang-orang yang beriman, pria dan wanita, bergotong royong satu sama yang lain, menyuruh yang ma’ruf dan melarang yang
munkar, mendirikan shalat, membayar zakat, dan taat pada Allah dan Rasul-Nya. Kepada mereka itu Allah akan memberi rahmat,
sesungguhnya Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.“
Dalam arti khusus, dakwah juga harus dilakukan oleh tenaga khusus yang memiliki spesifikasi dan profesional di bidangnya.
Sebagaimana dapat dipahami dari makna ayat 104 Surat Ali Imran:
51
ی ; = ﻡی N
+ی M ﻡ ﻡ
“Hendaklah ada dari kalanganmu sekelompok umat yang bertugas dalam bidang dakwah, menyeru ke jalan kebaikan, menyuruh
yang makruf, melarang yang munkar.“ Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa da’i mengandung
dua pengertian:
52
a. Secara umum adalah setiap muslimmuslimat yang berda’wah sebagai kewajiban yang melekat tak terpisahkan dari missinya
sebagai penganut Islam, sesuai dengan perintah “Ballighu anni walau ayat“.
50
Ibid.
51
Ibid., h. 26.
52
Ibid., h. 27.
b. Secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus mutakhassis dalam bidang dakwah Islam, dengan kesungguhan
luar biasa dan dengan qudrah hasanah. Dalam berdakwah seorang da’i harus memiliki akhlaqul
karimah sebagaimana yangn terkandung di dalam al-Qur’an dan al-
Sunnah, di antaranya; jujur, ikhlas, arif, sabar, lembut, kasih sayang, pemaaf, rendah hati, tepat janji, wara’ dan sebagainya sebagaimana
diwariskan oleh Rasulullah. Dalam hal ini Imam Muhammad al-Maqdisi berpendapat
bahwa seseorang tidak dapat melakukan amar makruf nahi munkar kecuali dengan cara yang lembut, sabar, dan arif. Syekh al-Islam Ibnu
Taimiyah mengatakan, “ada tiga sifat yang diperlukan seorang da’i, pertama berilmu mengetahui sebelum memerintah dan melarang,
kedua; lembut dan ketiga; sabar.“
53
b. Objek Dakwah Dalam berdakwah selain terdapat subjek dakwah ada juga yang
dinamakan objek dakwah. Objek dakwah adalah orang yang menjadi sasaran dalam berdakwah mad’u. Dalam menyampaikan dakwahnya
seorang da’i harus memperhatikan mad’unya agar pesan dakwah mudah diterima oleh mad’u yang kemudian dapat dipraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Mad’u
merupakan peserta dakwah, baik perseorangan, kolektif, laki-laki atau perempuan, anak-anak atau orang dewasa. Mad’u
bersifat heterogen, baik dari sudut ideologi, misalnya atheis, animis,
53
Ibid., h. 31-32
musyrik, munafik, fasik dan muslim, juga dari sudut lainnya seperti intelektualitas, status sosial, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.
54
c. Materi dan Media Dakwah Hal yang tidak kalah penting dan harus diperhatikan dalam
berdakwah adalah materi pesan dakwah itu sendiri. Materi adalah isi dakwah yang akan disampaikan oleh da’i kepada mad’u mengenai
berbagai hukum Islam, sejarah, dan lain sebagainya. Materi yang akan diberikan oleh seorang da’i akan memperlihatkan keilmuan yang
dimilikinya. Materi yang diberikan juga harus disesuaikan dengan keadaan mad’u. Hal terpenting dalam pemberian materi pesan
dakwah adalah tidak boleh menyimpang dari al-Qur’an dan hadits. Selain materi, media juga memiliki peranan penting dalam
proses dakwah. Media dapat diartikan juga sebagai perantara. Maka segala alat bantu perantara yang digunakan oleh da’i subjek untuk
menyampaikan pesan dakwah kepada mad’u objek itulah yang disebut dengan media dakwah. Saat ini dakwah semakin berkembang,
dakwah tidak hanya dari mimbar ke mimbar tetapi telah mampu mengikuti perkembangan zaman. Kini dakwah dilakukan di berbagai
media, tidak hanya pada media cetak, dakwah juga dilakukan di media-media elektronik bahkan di dunia maya internet. Oleh karena
itu, seorang da’i harus mampua memanfaatkan berbagai hal yang dapat mendukung proses dakwah termasuk media-media yang tersedia kini.
54
Ibid, h. 32.
d. Tujuan Dakwah Salah satu unsur terpenting dalam dakwah adalah tujuan
dakwah itu sendiri. Tujuan dakwah salah satunya terdapat dalam al- Qur’an Surat Yusuf ayat 108:
: =ﺕ ﻡ ﻥ ?FJ , :
, OP 6 GQ
ﻡ ﻥ ﻡ .
R
“Katakanlah: Inilah jalan agamaKu, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kamu kepada Allah dengan hujjah yang
nyata, Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.’’
Atas dasar ayat di atas, salah satu tujuan dakwah adalah membentangkan jalan Allah diatas bumi agar dilalui umat manusia.
55
Masih berdasarkan ayat tersebut, Abdul Rosyad Saleh membagi tujuan dakwah menjadi dua, yakni tujuan utama dakwah dan
tujuan departemental tujuan perantara. Lebih jauh, ia menyatakan: “Tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil akhir
yang ingin dicapai atau diperoleh keseluruhan tindakan dakwah. Untuk tercapainya tujuan utama inilah, penyusunan
semua rencana dan tindakan dakwah harus ditujukan dan diarahkan.
Tujuan utama dakwah sebagaimana telah dirumuskan ketika memberikan pengertian tentang dakwah adalah
terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang diridai Allah SWT.
Dilihat dari segi utama tujuan dakwah, tujuan departemental merupakan tujuan perantara. Karena sebagai
perantara, tujuan departemental berintikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan yang
diridhai Allah SWT. masing-masing sesuai dengan segi atau bidangnya.“
56
55
A. Hajsmy, Dustur Dakwah Menurut Al-Qur’an Jakarta: Bulan Bintang, 1994, hal. 18.
56
Abdul Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah Islam Jakarta: Bulan Bintang, 1993, hal. 21-27.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa tujuan dakwah adalah:
1. Menegakkan ajaran dan perintah Allah SWT. di muka bumi agar dilaksanakan oleh seluruh umat manusia.
2. Memperoleh kesejahteraan hidup dengan keridhoan Allah SWT. 3. Menggapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
e. Metode Dakwah Metode dakwah adalah salah satu unsur yang terpenting dalam
penyampaian dakwah. Metode dakwah adalah suatu cara untuk mencapai tujuan dakwah yang efektif dan efisien.
Merujuk kepada statemen di atas maka berikut ini akan dipaparkan metode dakwah yang akurat dalam al-Qur’an, antara lain
tertuang dalam surat an-Nahl ayat 125:
ی+ ,
-, .
, .
R
“Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasehat-nasehat yang baik dan bertukar pikiranlah dengan cara yang
lebih baik...“ Berdasarkan ayat di atas, maka metode dalam berdakwah ada
tiga macam yaitu: bi al hikmah, mau’idzoh hasanah dan mujadalah.
3. Macam-macam Metode Dakwah