Analisis Metode Dakwah K.H. Edi Junaedi Nawawi

D. Analisis Metode Dakwah K.H. Edi Junaedi Nawawi

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh H.M. Arifin dalam bukunya Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Dakwah : “Dakwah adalah sebuah kegiatan, ajakan baik dalam bentuk lisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual ataupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, dan penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagaimana pesan yang disampaikan padanya tanpa adanya unsur paksaan.” Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dakwah diharapkan dapat menimbulkan beberapa hal dalam diri mad’u, yaitu: a. Pemahaman dan pengertian b. Membentuk sikap, kesadaran dan penghayatan c. Bertambahnya pelaksanaan dan pengamalan keagamaan Dengan demikian, maka keberhasilan dakwah seorang da’i dapat dilihat dari sejauh mana ketiga unsur-unsur di atas dapat terpenuhi. Tentunya untuk mencapai itu semua diperlukan metode cara yang tepat dan juga kemampuan da’i itu sendiri dalam melaksanakan metode dakwah yang dipilihnya. Metode dakwah yang digunakan oleh Kyai H. Edi Junaedi Nawawi adalah metode dakwah yang condong kepada metode bi al hikmah. Dan dari hasil penelitian metode tersebut dapat diterima dan juga disukai sebagian besar jamaah majlis ta’lim At-Tarbiyah. Sebagian besar jamaah menyatakan bahwa mereka merasa mudah memahami pesan dakwah yang disampaikan Kyai H. Edi Junaedi Nawawi dengan metode yang digunakannya. Pemahaman tentang kandungan hadits dan al-Qur’an, ibadah, akhlak, hukum-hukum syariat Islam, sedekah, dan juga sejarah dan perkembangan Islam bertambah. Mayoritas jamaah menyukai cara penyampaian dakwah Kyai H. Edi Junaedi Nawawi yang komunikatif, humoris, tanpa ada unsur paksaan. Kyai H. Edi Junaedi Nawawi juga menyampaikan dakwahnya dengan retorika yang baik dan menggunakan bahasa yang lembut dan santun. Kyai H. Edi Junaedi Nawawi dengan sikapnya yang sederhana, ramah, wibawa, disiplin dan terbuka terhadap masukan dari jamaahnya mampu mengambil simpati para jamaahnya. Dengan sikapnya itu jamaah semakin menyenangi sosok beliau. Sikap seorang da’i akan sangat berpengaruh terhadap dakwahnya. Oleh karena itu, terdapat syarat-syarat psikologi yang sangat kompleks yang harus dimiliki oleh seorang da’i diantara syarat yang paling esensi bagi seorang da’i adalah masalah moral, akhlak dan budi pekerti. 105 Yang paling khas dari dakwah bi al hikmah Kyai H. Edi Junaedi Nawawi adalah selalu disertai dengan contoh-contoh nyata yang dapat menjadi pelajaran bagi para jamaah. Selain itu, beliau juga bijaksana dalam menyikapi persoalan dan juga pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh para jamaah. Suatu waktu ada jamaah yang bertanya mengenai tradisi hari rabu wakasan pada rabu akhir bulan safar, di mana pada hari tersebut biasa dilakukan shalat tolak bala dan juga kegiatan-kegiatan tertentu lainnya. Meskipun hal tersebut tidak dianjurkan dan diwajibkan dalam syariat Islam, namun ia tidak serta merta menyalahkan tradisi tersebut. Ia hanya menjawab 105 M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997, Cet. Ke-1, h. 9. bahwa ia tidak pernah menemukan perintah tersebut, tapi ia tetap mempersilahkan melakukannya dengan alasan hal tersebut tidak bertentangan dengan nash dan syariat Islam, selain itu kegiatan tersebut baginya juga memiliki manfaat. Sifat bijaksana adalah salah satu ciri utama dalam metode dakwah bi al hikmah . Maka metode dakwah bi al hikmah dikatakan juga sebagai metode dakwah bijak. Dengan didukung oleh sikap dan kemampuannya yang baik dalam menyampaikan dakwah, dakwahnya mudah diterima oleh para jamaahnya. Hal ini terlihat dari hasil penelitian, sebagian besar dari mereka mengakui hubungan mereka terhadap sesama hablumminannas serta pelaksanaan dan pengamalan ibadahnya bertambah baik.

E. Analisa Korelasi Antara Variabel-Variabel