54
3. Financing to Deposit Ratio
FDR Financing to Deposit Ratio adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga DPK yang
berhasil dikerahkan oleh bank. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit
kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang
telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit.
49
Semakin tinggi tingkat FDR suatu bank, maka bank tersebut akan berusaha untuk meningkatkan perolehan dananya, salah satunya dari sisi
deposito, untuk menarik investor menginvestasikan dananya di bank syariah, maka diberikanlah tingkat bagi hasil yang menarik, sehingga peningkatan
FDR akan meningkatkan return bagi hasil deposito mudharabah. Rasio ini merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu
bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari FDR suatu bank adalah sekitar 80. Namun, batas toleransi antara 85 dan 100.
Sedangkan berdasarkan ketentuan yang tertuang dalam surat Edaran Bank Indonesia No 265BPPP tanggal 29 Mei 1993, besarnya FDR ditetapkan oleh
Bank Indonesia tidak boleh melebihi 110. Dengan ketentuan ini berarti bank
49
Lukman Denda Wijaya, Manajemen Perbankan, Bogor: PT Ghalia Indonesia, 2005, Edisi 2, h.116.
55 boleh memberikan kredit atau pembiayaan melebihi jumlah dana pihak ketiga
asalkan tidak melebihi 110. Ditetapkannya maksimum pemberian kredit pembiayaan dan FDR
yang harus diperhatikan oleh bank syariah, maka bank syariah tidak dapat begitu saja serampangan melakukan ekspansi pembiayaan yang bertujuan
untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya atau untuk secepatnya dapat membesarkan jumlah assetnya. Karena hal itu akan membahayakan
kelangsungan hidup bank tersebut dan akan membahayakan dana simpanan para nasabah penyimpan dana dari bank itu.
50
DPK Total
Financing Total
FDR =
50
Sutan Remy Sjahdeni, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, Jakarta : Pustaka Utama, 2007, h.177.
56
BAB III GAMBARAN BANK UMUM SYARIAH
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek yang menjadi penelitian dalam skripsi ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia, dengan mengambil data sample laporan keuangan beberapa
Bank Umum Syariah. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis hubungan antara variabel CAR, NPF dan FDR terhadap Return Bagi Hasil
Deposito Mudharabah. Data berasal dari laporan keuangan beberapa Bank Umum Syariah yang
dijadikan penelitian, data tersebut telah dipublikasikan oleh Bank Indonesia ataupun laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh Bank Umum Syariah
itu sendiri yang meliputi rasio-rasio keuangan dan tabel data distribusi bagi hasil. Data-data tersebut sudah dapat dianggap mewakili perbankan syariah di
Indonesia. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan triwulanan terhitung mulai dari Maret 2006 sampai dengan Desember 2010. Bank
yang dipilih adalah Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah, karena bank tersebut telah menjadi bank umum syariah dan telah
beroperasi lebih dari dua tahun. Selain kedua bank tersebut, masih terdapat beberapa bank umum syariah
seperti BRI Syariah, Bukopin Syariah yang tidak dijadikan sample karena bank tersebut baru berdiri dua tahun yang lalu. Dalam penelitian ini, penulis tidak