40
3. Implementasi Prinsip Mudharabah dalam Produk Deposito
Deposito sebagai salah satu produk perbankan dalam perbankan syariah menggunakan skema mudharabah. Hal ini sejalan dengan tujuan dari
nasabah menggunakan instrument deposito yakni sebagai sarana investasi dalam memperoleh keuntungan.
33
Secara teknis pemakaian prinsip akad mudharabah ke dalam produk deposito sebagai instrument penghimpunan dana dari masyarakat pada bank
syariah telah diatur dalam Pasal 5 Peraturan Bank Indonesia No. 746PBI2005 tentang akad penghimpunan dan penyaluran dana bagi Bank
Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam kegiatan penghimpunan dana dalam bentuk tabungan atau
deposito berdasarkan mudharabah berlaku persyaratan paling kurang sebagai berikut :
a. Bank bertindak sebagai pengelola dana dan nasabah bertidak sebagai pemilik dana.
b. Dana disetor penuh kepada bank dan dinyatakan dalam jumlah nominal. c. Pembagian keuntungan dari pengelolaan dana investasi dinyatakan dalam
bentuk nisbah. d. Pada akad tabungan berdasarkan
mudharabah, nasabah wajib menginvestasikan minimum dana tertentu yang jumlahnya ditetapkan oleh
33
Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2007, Cet.1, h.95
41 bank dan tidak dapat ditarik oleh nasabah kecuali dalam rangka penutupan
rekening. e. Nasabah tidak boleh menarik dana diluar kesepakatan.
f. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan atau
deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. g. Bank tidak boleh mengurangi bagian keuntungan nasabah tanpa
persetujuan nasabah yang bersangkutan dan h. Bank tidak menjamin dana nasabah, kecuali diatur berbeda dalam
perundang-undangan yang berlaku.
4. Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang
memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha.
34
Menurut Ascarya, Mudharabah merupakan akad bagi hasil ketika pemilik danamodal pemodal, biasa disebut shahibul maal, menyediakan
modal 100 kepada penguasa sebagai pengelola, biasa disebut mudharib, untuk melakukan aktivitas produktif dengan syarat bahwa keuntungan yang
dihasilkan akan dibagi diantara mereka menurut kesepakatan yang ditentukan
34
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani Pers, 2001, h. 95.
42 sebelumnya dalam akad.
35
Shahibul maal pemodal adalah pihak yang memiliki modal, tetapi tidak bisa berbisnis, dan mudharib pengelola atau
entrepreneur adalah pihak yang pandai berbisnis, tetapi tidak memiliki modal.
Menurut M. Nejatullah Siddiqi, mudharabah berarti bahwa salah satu pihak menyediakan modal dan pihak lain memanfaatkannya untuk tujuan-
tujuan usaha berdasarkan kesepakatan bahwa keuntungan dari usaha tersebut akan dibagi menurut bagian yang ditentukan.
36
Apabila terjadi kerugian karena proses normal dari usaha, dan bukan karena kelalaian atau kecurangan pengelola, kerugian ditanggung sepenuhnya
oleh pemilik modal, sedangkan pengelola kehilangan tenaga dan keahlian yang telah dicurahkannya. Apabila terjadi kerugian karena kelalaian
pengelola, maka pengelola bertanggung jawab sepenuhnya. Mudharib tidak ikut menyertakan modal, tetapi menyertakan tenaga
dan keahliannya, dan juga tidak meminta gaji atau upah dalam menjalankan usahanya. Pemilik dana hanya menyediakan modal dan tidak dibenarkan
untuk ikut campur dalam manajemen usaha yang dibiayainya. Kesediaan pemilik dana untuk menanggung resiko apabila terjadi kerugian menjadi dasar
untuk mendapat bagian dari keuntungan.
35
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2007, h.60.
36
M. Nejatullah Siddiqi, Kemitraan Usaha dan Bagi Hasil dalam Hukum Islam, Jakarta : Dana Bhakti Prima Yasa, 1996, h.8.
43 Dari pengertian di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa pengetian
dari Deposito Mudharabah adalah dana investasi yang sifatnya sesuai dengan syari’at Islam dari nasabah yang penarikannya dapat dilakukan pada waktu
tertentu sesuai dengan kesepakatan. Pemilik rekening disebut deposan yang berasal dari perorangan atau badan.
37
Secara umum, mudharabah
terbagi menjadi dua jenis yaitu mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyadah. Yang dimaksud
dengan transaksi mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi
oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. Sedangkan yang dimaksud dengan
mudharabah muqayyadah adalah kebalikan dari mudharabah muqayyadah yaitu si Mudharib dibatasi dengan batasan jenis
usaha, waktu atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecendrungan umum si shahibul maal dalam memasuki jenis
dunia usaha.
38
5. Penetapan Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah