F. Kerangka Pemikiran
Tabel 05 Kerangka Pemikiran
Realitas mengenai penyebab terjadinya insiden Monas yang melibatkan dua organisasi massa, yaitu FPI dan AKKBB dijadikan headline bahasan
utama pada Koran Tempo dan Republika. Peristiwa tersebut selanjutnya diliput oleh Koran Tempo dan Republika menjadi teks berita dan disajikan kepada
pembaca. Teks berita tersebut merupakan refleksi konstruksi realitas Koran Tempo dan Republika terhadap peristiwa tersebut. Konstruksi realitas tersebut
mengungkapkan ideologi dan posisi Koran Tempo dan Republika terhadap realitas insiden Monas yang kemudian peneliti analisis teks berita tersebut
dengan merujuk pada model analisis framing Robert N. Entman. Model tersebut Koran Tempo dan Republika
Teks berita penyebab terjadinya insiden Monas
Konstruksi realitas Koran Tempo dan Republika terkait dengan berita
penyebab terjadinya insiden Monas
Frame berita mengenai penyebab terjadinya insiden Monas dugaan :
1. Define problems
2. Diagnose causes
3. Make moral judgement
4. Treatment recommendation
akan menjelaskan bagaimana Koran Tempo dan Republika melihat realitas penyebab terjadinya insiden Monas. Siapa pelaku penyerangan, alasan atau
sebab sampai terjadinya peristiwa tersebut, argumen moral yang diajukan dan jalan keluar atau solusi apa yang ditawarkan.
BAB III PROFIL KORAN TEMPO dan REPUBLIKA
A. Sejarah serta Perkembangan Koran Tempo dan Republika
1. Sejarah serta Perkembangan Koran Tempo
Tempo lahir dan besar pada zaman Orde Baru, disokong oleh perusahaan
yang juga dibesarkan pada masa Orde Baru tahun 1971, tetapi Orde Baru juga yang mematikannya.
40
Tempo lahir dan mati di masa Orde Baru, beberapa pendiri Tempo adalah aktivis mahasiswa tahun 19651966 yang ikut
menggulingkan Soekarno. Tempo luput dari pembredalan dua kali pada masa Orde Baru, tahun 1974 dan 1978. Tahun 1982, terjadi Insiden Lapangan
Banteng, menjelang Pemilu 1982 dan dianggap oleh pemerintah mengganggu keamanan. Untuk itu Goenawan Mohammad harus menandatangani kesepakatan
dengan Departemen Penerangan untuk tidak meliput isu-isu yang sensitif, termasuk yang menyangkut keluarga Cendana.
Tempo merupakan bagian dari kelas menengah Orde Baru, untuk itu
Tempo merupakan fondasi ekonomi yang menyokong Orde Baru. Periode ketika
Tempo berjaya ialah pada dekade 1980-an, di mana anggaran belanja iklan
perusahaan banyak masuk ke media cetak. Jumlahnya mencapai 50 dari total belanja iklan tersebut. Inilah yang pada akhirnya membuat gaji para wartawan
Tempo mencapai puncaknya. Setelah perpindahan Tempo dari kawasan Senen
ke kawasan Kuningan pada tahun 1986, setahun kemudian terjadi eksodus puluhan wartawannya. Mereka keluar dari Tempo untuk mendirikan Majalah
40
http:www.kompas.comkompas-cetak050917pustaka2053888.htm
,
artikel berjudul
“Enak dibaca, tetapi Ini Sejarah dari Atas” karya Ignatius Haryanto, diakses pada 8 Desember
2008, 22:43