Friabilitas Hasil Uji Preformulasi Granul Domperidon

41

4.2.2 Friabilitas

Friabilitas memberi gambaran ketahanan tablet terhadap benturan mekanis pada saat pengemasan dan pendistribusian Lachman, dkk., 1994. Nilai friabilitas yang besar menunjukkan tablet yang rapuh. Hasil evaluasi friabilitas tablet dari tabel 4.2 yaitu ODT formula 1 sebesar 0,251; formula 2 sebesar 0,317; formula 3 sebesar 0,361; formula 4 sebesar 0,588; formula 5 sebesar 0,368; formula 6 sebesar 0,446; formula 7 sebesar 0,590; formula 8 sebesar 0,342; formula 9 sebesar 0,416; formula 10 sebesar 0,528. Hal ini menunjukkan bahwa hasil evaluasi friabilitas tablet dari semua formula memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Walaupun hasil yang ditunjukkan bervariasi tetapi masih berada dalam batas penerimaan evaluasi friabilitas tablet. Friabilitas kehilangan bobot dari tablet yang diperbolehkan adalah ≤ 0,9 Sharma, et al., 2011. Dari hasil yang diperoleh, dapat dilihat bahwa tablet yang mengandung camphora dengan konsentrasi lebih besar memiliki nilai friabilitas yang lebih besar. Penggunaan dari agen pensublimasi camphora menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai friablitas yang dikarenakan bertambahnya porositas dari tablet Kumar dan Agrawal, 2009. Ketika agen pensublimasi digunakan dalam jumlah yang lebih banyak, maka porositas tablet akan bertambah dan sifat mekanik dari tablet yang diproduksi menjadi tidak bagus Abed, et al., 2010. Diagram hasil uji friabilitas tablet dapat dilihat pada Gambar 4.5. Contoh perhitungan friabilitas ODT Domperidon dapat dilihat pada Lampiran 2, halaman 62. 42 Gambar 4.5. Diagram Batang hasil uji friabilitas tablet 4.2.3 Waktu hancur in vitro, dan di atas lidah Hasil uji waktu hancur secara in vitro dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan diagram waktu hancur secara in vitro pada Gambar 4.6. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa waktu hancur tablet ODT dari semua formula memiliki waktu hancur yang cepat, yaitu formula 1 sebesar 18,68 detik; formula 2 sebesar 17,11 detik; formula 3 sebesar 15,31 detik; formula 4 sebesar 14,13 detik; formula 5 sebesar 14,93 detik; formula 6 sebesar 13,09 detik; formula 7 sebesar 12,22 detik; formula 8 sebesar 16,13 detik; formula 9 sebesar 14,37 detik; formula 10 sebesar 13,83 detik. Dari hasil yang diperoleh, dapat dilihat bahwa waktu hancur tablet menurun dengan meningkatnya jumlah agen pensublimasi camphora. Camphora sebagai agen pensublimasi meningkatkan porositas dari tablet sehingga meningkatkan absorbsi air yang membuat tablet cepat hancurlarut Bhardwaj, et al., 2010. 43 Dapat dilihat pula bahwa tablet yang mengandung krospovidon memiliki waktu hancur yang lebih cepat dibandingkan dengan yang lain. Tablet yang mengandung krospovidon memiliki waktu hancur yang lebih cepat, mungkin disebabkan oleh aktivitas kapiler dan hidrasi yang pasti dengan sedikit kecenderungan untuk terjadinya pembentukan gel Gaur, et al., 2011. Diagram hasil uji waktu hancur in vitro dapat dilihat pada Gambar 4.6. Gambar 4.6. Diagram Batang hasil uji Waktu Hancur In Vitro 4.2.3.1 Waktu hancur di atas lidah Tabel 4.3. Hasil uji waktu hancur di atas lidah. F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 Waktu Hancur detik 88 64 59 48 45 39 30 61 53 42 Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa uji waktu hancur di atas lidah yang tercepat adalah formula 7, hal ini mungkin disebabkan karena pada formula 7 menggunakan superdisintegrant krospovidon yang lebih besar sehingga menyebabkan tablet cepat hancur karena kropovidon memiliki kemampuan 44 menarik air sangat baik melalui aksi kapiler dan juga karena peningkatan porositas dari tablet akibat pengunaan agen pensublimasi.

4.2.4 Hasil uji ANOVA dan duncan waktu hancur in vitro formula ODT