Pelibatan Stakeholder Penyelenggaraan Demokrasi Partisipatif dalam Pembentukan Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031

sosialisasi penyusunan RTRW oleh pemerintah masih sebatas ketentuan normatif, diatur dalam peraturan perundangan, namun belum dipraktikkan oleh pihak yang bertanggung jawab melakukan sosialisasi dalam hal ini pemerintah.

VI.2. Pelibatan Stakeholder

Pelibatan adalah pemerintah bekerja dengan warga di dalam keseluruhan proses penyusunan kebijakan agar aspirasi warga selalu dipertimbangkan. Pelibatan mengasumsikan masyarakat terlibat penuh dalam proses pembahasan kebijakan sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan. Pelibatan masyarakat ini juga harus memberi ruang kepada masyarakat untuk memberikan pendapatnya dan pendapat tersebut dipertimbangkan. Dalam pelibatan, masukan masyarakat diperhatikan, sedangkan dalam publik hearing masukan masyarakat hanya dianggap sebagai input semata. Dengan sifatnya yang demikian public hearing memiliki manfaat yang terbatas. a. Pelibatan dalam Perencanaan dan Penyusunan Penyusunan RTRW seperti dinyatakan oleh Kasubid Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Bappeda dilakukan oleh Bappeda sebagai instansi yang menerima anggaran dalam menyusun RTRW tersebut.Penyusunan RTRW ini sebagian besar prosesnya dilimpahkan kepada pihak konsultan yang terdiri dari tenaga ahli dari berbagai bidang.Hal ini merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk melibatkan stakeholderdalam penyusunan RTRW tersebut. Universitas Sumatera Utara Pekerjaan konsultan juga tidak sebatas diskusi diantara tenaga ahli saja, pihak konsultan melakukan berbagai cara untuk melibatkan masyarakat umum dalam penyusunan ini. Menurut pihak konsultan proses perencanaan yang dilaksanakan ini bersifat partisipatif yaitu perlu melibatkan masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam memperoleh data dan informasi secara akurat di lapangan. Data yang diperoleh bisa dari data sekunder maupun data primer. Untuk mengaplikasikan gaya partisipatif tersebut, proses perencanaan ini memerlukan berbagai teknik pengumpulan data dan informasi dilapangan. Diantara teknik-teknik yang dapat digunakan dan relevan adalah teknik wawancara interview, teknik diskusi FGD, teknik konsultasi publik, studi literatur, kuesioner angket, studi lapangan, studi dokumentasi dan surveiobservasipengamatan langsung. Dalam upaya pelibatan masyarakat melalui konsultan ini, partisipasi masyarakat juga masih rendah.Hal ini menurut Kasubid Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Bappeda Kota Medan disebabkan oleh masih rendahnya pemahaman publik terhadap RTRW. Dilihat dari proses awal penyusunan RTRW, pemahaman publik yang rendah mengenai RTRW disebabkan oleh kurangnya sosialisasi pemerintah akan RTRW itu sendiri. Di sisi lain, sikap pemerintah yang kurang baik dalam menyerap aspirasi publik selama ini juga menjadi salah satu alasan rendahnya partisipasi publik dalam penyusunan RTRW ini. Rendahnya kemampuan pemerintah dalam menyerap aspirasi publik ini dipertegas oleh Pengurus Walhi Sumatera Utara, menurutnya masyarakat memiliki tingkat partisipasi Universitas Sumatera Utara yang tinggi dalam mengawal penyusunan RTRW Kota Medan 2011-2031 ini terbukti dengan adanya forum-forum sosialisasi dan konsultasi yang dilaksanakan bersama stakehoder dan pemerintah, serta dibentuknya sebuah aliansi oleh beberapa Non Government OrganizationNGO untuk mengawal penyusunan RTRW di seluruh KabupatenKota di Sumatera Utara yang dinamai Aliansi Peduli Tata Ruang Sumatera Utara. Sebagaimana pernyataan dalam wawancara ang dilakukan pada 11 Juli 2014 : “... stakeholder itu kalau dikatakan tidak peduli salah ya, Walhi melakukan forum diskusi dengan masyarakat mengenai pembentukan RTRW tersebut, kami juga mengundang pihak pemerintah dalam forum tersebut supaya pemerintah mendengar masukan dari publik untuk RTRW itu.Selain itu ketika pemerintah mengadakan diskusi yang mengundang publik kami juga menghadirinya dan menyampaikan masukan dari publik yang telah dilakukan dalam forum diskusi sebelumnya ke pemerintah.Malah, Walhi beserta beberapa NGO lainnya membentuk suatu aliansi yang disebut APTRSU.Aliansi ini mewadahi masukan dari teman-teman NGO seperti yang kosen ke anak, ke kesehatan, dan walhi sendiri ke lingkungan hidup.”Wawancara dengan Sahrul Manik Walhi Sumatera Utara, 10 Juli 2014 Namun demikian, diakui bahwa Walhi tidak pernah menyampaikan masukan secara resmi kepada pemko Medan diluar forum diskusi yang dilaksanakan Walhi maupun pemko, Walhi banyak menyampaikan opini di media massa sebagai bentuk sosialisasi kepada publik mengenai RTRW. Penyampaian secara resmi mengenai masukan dari NGO berkaitan dengan RTRW diakomodir oleh APTRSU agar masukan yang diberikan lebih menyeluruh. Universitas Sumatera Utara Pelibatan masyarakat yang dilakukan oleh pihak DPRD juga masih tidak efektif, kunjungan kerja lapangan sekaligus diskusi dengan masyarakat di daerah mangrove di utara Kota Medan terbatas pada pembahasan mengenai alih fungsi lahan yang dahulunya mangrove menjadi kawasan ttambak dan industri. Kawasan mangrove ini diharapkan dikembalikan fungsi aslinya.Oleh karena itu masyarakat dan DPRD mendiskusikan soal status tanah mereka yang di dalam RTRW Kota Medan tersebut diatur mengenai mekanisme penggantiannya. b. Pengaruh Pelibatan terhadap RTRW Kota Medan 2011-2031 Meski tingkat partisipasi masyarakat dinilai masih rendah dalam proses ini, bukan berarti masyarakat tidak memberikan masukan yang berarti dalam RTRW tersebut. Dalam proses penjaringan aspirasi publik yang dilakukan oleh konsultan bersama pihak pemerintah yang melibatkan seluruh LPM dari seluruh kelurahan yang ada di Kota Medan, isu ketimpangan kemajuan dalam bidang pembangunan yang dirasakan masyarakat Medan Utara memberikan sebuah masukan yang sangat besar dalam RTRW tersebut. Aspirasi masyarakat Medan Utara yang menginginkan dilaksanakannya pelayanan publik serta pembangunan di Medan Utara sama baiknya dengan daerah yang dekat dengan pusat Kota menjadikan RTRW Kota Medan menjadi salah satu dari sedikit RTRW Kota di Indonesia yang mempunyai dua pusat kota, dengan penambahan sebuah Pusat Kota Utara di daerah Brayan. Aspirasi ini menurut akademisi USU diserap dengan baik oleh pemerintah karena adanya isu bahwa masyarakat Medan Utara akan melakukan tuntutan pemekaran dilakukan di daerah Medan Utara kalau Pemerintah Daerah Kota Medan tidak mampu melakukan pelayanan dan pembangunan yang merata di Kota Medan, khususnya daerah Medan Utara. Di tingkat pembahasan di legislatif, pengaruh keterlibatan publik diwakilkan kepada DPRD sebagai wakil rakyat di pemerintahan.Ada perubahan yang terjadi pada pasal-pasal di Ranperda RTRW. Namun, ini adalah hasil kunjungan kerja DPRD ke kawasan perbatasan di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara

VI.3. Konsultasi Publik