BAB V PROSES PENYUSUNAN RTRW KOTA MEDAN TAHUN 2011-2031
V.1. Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan sebagai
Strategi Meminimalisir Kesenjangan Pembangunan
Diberlakukannya Undang-undang Otonomi Daerah, telah memberikan legitimasi untuk menyerahkan kewenangan dalam proses penyelenggaraan
penataan ruang kepada daerah. Konsekuensi dari kondisi tersebut antara lain adalah memberikan kemungkinan banyaknya KabupatenKota yang lebih
memikirkan kepentingannya sendiri, tanpa memikirkan sinergi dalam perencanaan tata ruang dan pelaksanaan pembangunan dengan KabupatenKota lainnya untuk
sekedar mengejar targetnya dalam lingkup “kacamata” masing-masing. Untuk mensinergikan kepentingan masing-masing KabupatenKota
diperlukan satu dokumen produk penataan ruang yang bisa dijadikan pedoman untuk menangani berbagai masalah lokal, lintas wilayah, dan yang mampu
memperkecil kesenjangan antar wilayah yang disusun dengan mengutamakan peran masyarakat secara intensif. Untuk kota Medan sendiri eksistensi RTRW
Kota Medan dijelaskan oleh akademisi Departemen Arstektur USU sebagai berikut :
“...Medan ini sudah sangat besar dan berkembang dan perkembangannya itu menolak garis batas administratifnya dia melebar
sehingga yang berkembang harusnya suburb, kalau diluar negeri ini suburb yang berkembang dengan baik namun di kita terbalik malah
suburb nya yang macet, jalannya jelak, infrastruktur jelek nah itu semua karena saling tidak mau mengkordinasikan pembangunannya, tidak ada
yang bertanggung jawab. Jadi, istilahnya gini ‘Ah, Medan itu.Ah, kerjaan Deli Serdang itu.’Maka dari itu, RTRW Medan ini haruslah
Universitas Sumatera Utara
disusun dengan memikirkan berbagai permasalahan yang bukan hanya ada di Medan saja, tapi juga wilayah administratif disekitarnya.”
Wawancara dengan akademisi Departemen Arsitektur USU, 24 Juni 2014
Pendapat ini dipertegas dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Permen PU No. 11 Tahun 2009 yaitu adanya keharusan melampirkan Berita
Acara Pemaduserasian RTRW Kota dengan RTRW Daerah Berbatasan sebagai salah satu syarat untuk dalam proses penetapan rancangan RTRW menjadi RTRW
yang sah. Oleh pihak Pemerintah Kota Medan dijelaskan sebagai berikut : “... dalam penyusunan RTRW ini, berdasarkan Peraturan Menteri kita
harus melaksanakan persetujuan bersama dengan daerah berbatasan. Kita harus melihat materi-materi RTRW agar perencanaan yang kita
buat selaras dengan Deli Serdang.” Wawancara dengan Kasubid Tata Ruang dan lingkungan Hidup Bappeda Kota Medan, 6 Mei 2014
Pada akhirnya, penataan ruang diharapkan dapat mendorong pengembangan wilayah dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat
city as engine of economic growth yang berkeadilan sosial social justice dalam lingkungan hidup yang lestari environmentaly sound dan berkesinambungan
sustainability sound melalui penataan ruang. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031 dibentuk
sebagai amanat dari munculnya Undang-undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang yang kemudian diamandemen dengan Undang-undang No. 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Peraturan Daerah No. 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031 disahkan
pada akhir Desember 2011. Pembentukan ini mengatur lebih lanjut tentang
Universitas Sumatera Utara
Wilayah Perencanaan RTRW Kota Medan, tujuan, kebijakan dan stratedi penataan ruang wilayah kota Medan, Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota
Medan, Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Medan, Penetapan Kawasan Strategis, Arahan Pemanfaatan Ruang wilayah Kota Medan, Ketentuan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang dan Peran Masyarakat dan Kelembagaan dalam Penataan Ruang.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan merupakan peraturan daerah yang diprakarsai oleh Kepala Daerah yaitu Walikota Medan. Maka dari itu proses
pembuatan Ranperda harus sesuai dengan alur Prakarsa Kepala Daerah yang diatur dalam Undang-undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan
47
V.2. Pedoman Perumusan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan