3. Analisis Data
Analisis data pada dasarnya merupakan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di kawasan perkotaan, dalam Kepmen
Kimpraswil No. 327 Tahun 2002, identifikasi masalah ini dilakukan pada beberapa hal berikut :
1. Perkembangan sosial kependudukan.
2. Prospek perkembangan ekonomi.
3. Daya dukung fisik dan lingkungan.
4. Day dukung prasarana dan fasilitas perkotaan.
4. Perumusan RTRW Kota dan Ranperda RTRW
Perumusan konsep RTRW kota menghasilkan : 1.
Tujuan pemanfaatan ruang kotakasawasan perkotaan. 2.
Rencana struktur dan pola pemanfaatan wilayah kotakawasan perkotaan.
3. Rencana pengelolaan kawasan lindung, budidaya perkotaan, dan
kawasan tertentu, 4.
Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang. Keempat hal diatas di tuangkan dalam Rancangan Konsep
RTRW Kota Medan Tahun 2006-2016 beserta rancangan perdanya. Namun setelah munculnya UU No. 26 Tahun 2007 maka RTRW ini tidak
dapat langsung diimplementasikan karena belum sempat melalui proses legislasi penetapan RTRW dan sesuai dengan ketentuan yang terdapat
Universitas Sumatera Utara
dalam UU No. 26 Tahun 2007 tersebut maka materi RTRW Kota Medan Tahun 2006-2016 masih harus melalui proses penyempurnaan materi
lagi. “... perumusan tahun 2006 menggunakan Kepmen Kimpraswil
dan Undang-undang 24 tahun ‘92 sebenarnya sudah selesai dilakukan. Pengumpulan data dengan segala metode yang suda
ditetapkan sudah, materi teknis sudah selesai, Ranperda sudah disiapkan di konsultan.” Wawancara dengan Kasubid Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup Bappeda Kota Medan, 6 Juni 2014
V.3.1.3. Lemahnya Peran Pemerintah dalam Menyusun RTRW Kota Medan
1. Proses Sosialisasi Awal yang Minim
Pelibatan masyarakat dalam proses penyusunan RTRW ini pada dasarnya terbuka bagi seluruh masyarakat Kota Medan. Langkah awal
pelibatan masyarakat dalam proses penyusunan RTRW Kota Medan 2006-2016 adalah melalui pemberitaan yang dilakukan oleh Panitia
Pengadaan Bappeda Kota Medan melalui media cetak yaitu koran. Pemberitaan ini sekaligus pengumuman dibukanya tender bagi
masyarakat untuk melakukan proses penyusunan RTRW Kota Medan
50
50
Pada proses penyusunan RTRW tahun 2006 yang berpedoman pada Kepmen Kimpraswil No. 327 Tahun 2002 dilakukan oleh konsultan publik berbeda dengan konsultan
publik yang menyusun RTRW Kota Medan pada saat dikeluarkannya Kepmen PU No. 17 Tahun 2009. Proses penyusunan pada tahun 2006 dilakukan oleh CV. Indah Karya, Bandung sedangkan
pada proses tahun 2008 dilakukan oleh PT. Gama, Medan.
. “...Panitia Pengadaan melakukan pemberitaan ke masyarakat
mengenai RTRW melalui koran saja, pada saat itu e-government belum ada seperti saat ini.” Wawancara dengan Kasubid Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup Bappeda Kota Medan, 6 Juni 2014
Universitas Sumatera Utara
Sosialisasi mengenai pengumuman tender ini tidak menarik bagi publik secara umum, hanya kalangan tertentu saja terutama konsultan
yang tertarik terhadap informasi ini. Padahal sejatinya sosialisasi awal adalah masa bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai
RTRW Kota Medan dan memiliki pemahaman mengenai RTRW sehingga mampu teribat secara aktif dalam proses penyusunan RTRW
Kota Medan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam sosialisasi awal mengenai pembentukan RTRW diantaranya penyebaran brosur,
pemasangan spandek, melaksanakan kegiatan kebudayaan yang di dalamnya disampaikan informasi mengenai pembentukan RTRW atau
melaksanakan forum sosialisasi langsung di masyarakat. Namun, Pemerintah Kota mengakui bahwa hal tersebut tidak pernah dilakukan
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyusunan RTRW Kota Medan.
2. Penyebaran Informasi mengenai Proses Penyusunan yang Tidak Transaparan