VI.3. Konsultasi Publik
Konsultasi publik dalah menjaring pendapat dan tanggapan masyarakat terkait dengan rancangan pembahasan peraturang daerah.Konsultasi publik
merupakan upaya pelibatan masyarakat dalam upaya pelibatan masyarakat dalam pembahasan suatu ranperda.Pelibatan terutama diarahkan kepada masyarakat yang
terkena dampak kebijakan. Dalam konsultasi publik, yang dicari adalah keragaman dan kekayaan informasi, data, pandangan, serta pendapat dan bukan
sekedar keterwakilan kehadiran masyarakat. Konsultasi publik pembahasan Ranperda RTRW yang dilakukan oleh
pihak pemerintah dalam bentuk seminar.Seminar ini melibatkan berbagai stakeholder.Namun dalam konsultasi publik yang dilakukan ini, masyarakat juga
tidak banyak mengemukakan pendapatnya. Masyarakat umum hanya memberi sedikit tanggapan karena kurang memahami rancangan RTRW dan Ranperda
yang diseminarkan dan pihak akademisi merasa tidak terdapat hal penting untuk ditanggapi dalam Ranperda RTRW tersebut.
Sedangkan konsultasi publik yang dilakukan oleh pihak DPRD adalah hearing dengan masyarakat di daerah yang dikunjungi oleh DPRD.Tema hearing
yang dilakukan oleh DPRD dengan masyarakat terfokus pada kondisi yang terdapat dalam masyarakat di daerah yang dikunjungi oleh DPRD.Untuk daerah
yang tidak dikunjungi oleh DPRD tidak dilakukan konsultasi publik.
Universitas Sumatera Utara
VI.4. Pengawasan oleh Stakeholder
Dalam negara demokrasi peran masyarakat sangat penting dalam pengambilan kebijakn publik.Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan kebiakan
penting dilakukan untuk memastikan produk kebijakan tepat sasaran dan sesuai dengan kepentingan masyarakat. Arti penting dari keterlibatan tidak hanya dalam
proses pembuatan kebijakan tetapi juga dalam proses pengawasan dan pelaksanaan kebijakan.
Keterlibatan masyarakat pada tahap pengawasan menunjukkan tingkat partisipasi yang sebenarnya. Pada tingkat partisipasi tersebut, masyarakat diwakili
oleh delegasi dari stakeholder, kelompok kepentingan, kelompok marginal, individu-individu yang aktif active citizen atau siapa saja yang memberikan
kontribusi dalam proses legislasi dan posisi mereka untuk melakukan pengawasan agar produk-produk hukum memenuhi standar nilai dan kepentingan masyarakat.
Pengawasan masyarakat pada penyusunan RTRW ini tidak mencapai tingkat yang efektif. Meskipun diakui oleh pihak akademisi bahwa pihak
pemerintah sendiri membuka segala saluran partisipasi, baik pihak pemerintah kota maupun pihak DPRD mengakui tidak mendapat tanggapan langsung dari
masyarakat mengenai RTRW tersebut. Kalaupun ada tanggapan masyarakat yang masuk mengenai kondisi infrastruktur yang rusak serta fasilitas pelayanan publik
yang kurang baik, hanyalah sebuah reses yaitu aspirasi yang dibawa oleh DPRD dari masyarakat di daerah pemilihannya.
Universitas Sumatera Utara
Inisiatif pengawasan masyarakat kebanyakan dilakukan oleh pihak LSM terutama yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Namun, pengawasan yang
dilakukan hanya melalui opini yang disampaikan kepada media massa saja. Pihak pemerintah mengakui tdak pernah menerima surat atau telepon dari LSM dalam
hal pengawasan terhdap proses dan substansi RTRW tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB VII PENUTUP
VII.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran dan hasil peneletian yang telah peneliti paparkan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Proses penyusunan Kebijakan Rencana Tata Ruang Kota Medan Tahun
2011-2031 merupakan sebuah proses penyusunan Peraturan Daerah yang sangat panjang. Penyusunan terhadap kebijakan ini dilakukan dalam dua
kali penyusunan. Pertama, proses penyusunan RTRW dilakukan pada tahun 2006 dengan berpedoman pada UU No. 24 Tahun 1992 tentang penataan
ruang. Kedua, proses penyempurnaan penyusunan RTRW dilaksanakan pada tahun 2008 setelah berakhirnya masa UU No. 24 Tahun 1992
digantikan dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Penyusunan kebijakan ini melibatkan banyak pihak yaitu eksekutif kota
terdiri atas waikota, Bappeda, BKPRD, dan istansi terkait lainnya, legislatif kota, konsultan penyusunan RTRW, eksekutif pusat dalam hal ini
kementerian PU dan stakeholder kota Medan. 2.
Dalam penyusunan ini pemerintah kurang maksimal dalam meningkatkan kesadaran hak dan partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan RTRW
Kota Medan Tahun 2011-2031. Upaya yang dilakukan pemerintah masih bersifat parsial dan tidak menjangkau seluruh stakeholder di Kota Medan,
misalnya melakukan pengumuman tender penyusunan sehingga informasi
Universitas Sumatera Utara
ini kurang menyentuh masyarakat luas untuk berpartisipasi dalam penyusunan RTRW tersebut. Meskipun tidak masksimal dalam melakukan
sosialisasi, tapi pemerintah terbuka terhadap seluruh masukan yang disampaikan publik. Tugas untuk melibatkan masyarakat lebih banyak
dilimpahkan kepada konsultan penyusun RTRW karena pada dasarnya sebagian besar proses penyusunan merupakan tanggung jawab konsultan
yang dikordinasikan dengan pemerintah dalm prosesnya. Dari pihak DPRD Kota Medan, pelibatan masyarakat dilakukan dengan mengunjungi
masyarakat langsung dan melakukan diskusi publik dalam kunjungannya. 3.
Inisiatif masyarakat untuk terlibat dalam penyusunan RTRW kota masih sedikit karena kurangnya pemahaman masyarakat umum terhadap RTRW.
Lembaga sosial di dalam masyarakat juga kurang tertarik terhadap proses penyusunan RTRW tersebut. Meskipun inisiatif masyarakat kurang dalam
berpartisipasi, namun aspirasi yang sedikit dari masyarakat mampu memberikan masukan dalam pembuatan keputusan publik, yaitu dengan
dibangunnya sebuah pusat kota baru di Utara Medan. Ini menjadikan kota Medan sebagai salah satu kota yang memiliki dua pusat pertumbuhan di
dalam satu kota. 4.
Publikasi yang dilakukan terhdapa kebijakan RTRW yang dibahas tidak dilakukan dengan efektif. Publikasi dilakukan dengan media terbatas dan
hanya terbatas kepada kalangan tertentu saja, terutama kalangan akademisi dan masyarakat yang diketahui pemerintah berkompeten dalam
bermusyawarah. Publikasi yang terbatas, sebanding dengan minimnya
Universitas Sumatera Utara
partisipasi masyarakat karena terbatasnya publikasi menyebabkan penyebaran informasi rancangan kebijakan tidak sampai kepada masyarakat
luas sehingga masyarakat tidak memiliki ide untuk menyampaikan informasi.
5. Partisipasi publik dalam penyusunan RTRW masih bersifat tokenisme.
Keterlibatan publik dalam penyusunan kebijakan bersifat semu. Namun untuk satu topik yaitu pembangunan pusat pertumbuhan utara memberikan
dampak yang besar dalam kebijakan tersebut.
VII.2. Saran
1. Sosialisasi peraturan tentang partisipasi publik dalam pembuatan kebijakan
masih perl ditingkatkan dan jangkauannnya diperluas. Harapannya, masyarakat memahami haknya sebagai warga negara untuk terlibat dalam
proses pembuatan kebijakan palagi mengingat kebiakan RTRW ini berpengaruh bagi masyarakat Kota medan selama dua puluh tahun.
2. Pemerintah diharapkan membuat forum atau pertemuan yang mencakup
sebanyak mungkin stakeholder yang diorientasikan sebagai mitra pemerintah dalam pembuatan kebijakan. Diharapkan forum tidak hanya diisi
oleh elemen masyarakat yang biasanya mendukung kebijakan pemerintah, tetapi juga mengakomodir kepentingan kelompok masyarakat miskin dan
kaum marginal. 3.
Pemerintah diharapkan mampu menyerap dengan baik aspirasi masyarakat dalam setiap forum diskusi terutama Musrembang agar meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah sehingga meningkatkan tingkat pasrtisipasi masyarakat. Perlu dilakukan peningkatan proses
persiapan, pelasanaan design kegiatan Musrembang dan mekanisme feedback aspirasi masyarakat terhadap program yang dibuat pemerintah
agar lebih mencerminkan proses partisipasi.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Bajuri, Abdul Kahar dan Teguh Yuwono.2002. Kebijakan Publik Konsep dan Strategi. JLP UNDIP: Semarang.
Balitbang Departemen Hukum dan HAM. 2008. Laporan Studi Kasus Pengembangan Model Partisipasi Warga dalam Tata Pemerintahan dan
Demokrasi Lokal.Local Government Support Program dan PP Lakpesdam NU, tidak diterbitkan dalam Partisipasi Publik dalam Proses Legislasi
sebagai Pelaksana Hak Politik. Balitbang Departemen Kehakiman dan HAM RI.2003.Partisipasi Publik dalam
Proses Legislasi sebagai Pelaksanaan Hak Politik.Balitbang Departemen Kehakiman dan HAM RI: Jakarta.
Branch, C. Melville.2005. Perencanaan Kota Komprehensif.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. P.T Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Budiharjo, Eko. 2011. Penataan Ruang dan Pembangunan Perkotaan. Penerbit P.T Alumni: Bandung
dan Wilayah. Penerbit ITB Bandung: Bandung. Hamidi. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press
Haris, Syamsuddin. 1995. Demokrasi Indonesia. LP3S: Jakarta. Hasan, Iqbal M. 2002. Metode Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Ife, Jim dan Frank Tesoriero. 2008. Community Development Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta. Islamy, Irfan. 1997. Prinsip-prinsip Perumusan kebijakan Negara. Bumi Aksara:
Jakarta Jayadinata, J.T. 1986. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan,
Perkotaan, Kartasasmita, Ginandjar. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan
Pertumbuhan dan Pemerataan. CIDES: Jakarta. Kelompok Studi Indonesia. 1999. Menegakkan Demokrasi. Yayasan Studi
Indonesia: Jakarta. Mengisi Kerangka Demokrasi Liberal.Friedrich-Ebert-Stiftung FES: Jakarta.
Meyer, Thomas. 2012. Demokrasi Sosial dan Libertarian : Dua Model yang Bersaing dalam
Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Sosial. Gajah Mada University Press: .Yogyakarta.
Nugroho, Riant. 2008. Publik Policy. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta. Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Praktik Pemerintah dan Otonomi Daerah. PT.
Gramedia Widiasari Indonesia: Jakarta. Hal. Rodiyah.Aspek Demokrasi Pembentukan Peraturan Daerah dalam Perspektif
Socio-Legal.Urnal online Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang: Semarang.
Universitas Sumatera Utara
Sasmita, dkk. 2008. Panduan Praktis Memahami Perancangan Peraturan Daerah. Departemen Hukum dan HAM RI: Jakarta.
Seidman, Ann, Robert B. Seidman, dan Nalin Abeyserkere. 2001. Penyusunan Rancangan Undang-undang Dalam Perubahan Masyarakat Yang
Demokratis.Jakarta : Proyek ELIPS Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Sholikin, M. Nur dan Simon Butt.2009. Pembuatan Peraturan di Parlemen Daerah DPRD. Crawford School of Economics and Government at The
Australian National University. Singarimbun, Masri. 2006 .Metode Penelitian Survay.LP3ES: Jakarta.
Speer, Johanna. 2011. Participatory Governance, Accountability, and Responsiveness: A Comparative Study of Local Public Service Provision. in
Rural Guatemala. Dissertation.Landwirtschaftlich-Gärtnerischen Fakultät der Humboldt-Universität zu Berlin.
Strauss, Anselm dan Juliet Corbin.Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Tatalangkah danTeknik-teknik Teoritisasi Data terj: Muhammad Sodiq
dan Imam Muttaqien.Yogyakarta. Pustaka Pelajar. 2003 Suciati.2006. Partsipasi Masyarakat dalam Penyusunan Rencana Umum Tata
Ruang Kota Pati.Tesis pada Program Pasca Sarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro.
Suhirman. 2004. Kerangka Hukum dan Kebijakan tentang Partisipasi Warga di indonesia. Laporan Penelitian Independen The Ford Foundation: Bandung
Universitas Sumatera Utara
Sutop, HB. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya dalam Penenlitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Taher, Elsa Pedi. 1994. Demokratisasi Politik, Budaya, dan Ekonomi di Indonesia. Paramadina: Jakarta.
Tangkilisan, Hesel Nogi. 2003. Kebijakan Publik Yang Membumi. Lukman Offset YPAPI: Yogyakarta.
Thoha, Miftah. 2008. Ilmu Admiistrasi Publik Kontemporer.Kencana : Jakarta
Sumber Internet : http:waspadamedan.comindex.php?option=com_contentview=articleid=284
9:duka-anak-sang-petani-meledak-bomcatid=37:aceh diakses pada tanggal 1 Oktober 2013 pukul 02.15 WIB
http:www.waspada.co.idindex.php?option=com_contentview=articleid=190 836:trtb-amburadul-medan-langganan-banjircatid=14:medanItemid=27
diakses pada 1 Oktober 2013 01.09 WIB http:bulletin.penataanruang.netindex.asp?mod=_fullartidart=312
diakses pada tanggal 1 Oktober 2013 pukul 01.00 WIB
http:beritasore.com20110714walhi-akan-gugat-walikota-2 diakses pada 5 Februari 2014 pukul 15.16 WIB
http:www.scribd.comdoc205367441Memfasilitasi-Konsultasi-Publik diakses pada 10 Maret 2014 pukul 18.45 WIB
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1
5.1 MEKANISME PELAKSANAAN PEKERJAAN