AHMAD SYAIKHU dan Drs. KAMALUDIN DJAINI, M.Si. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Politik Pasangan

dalam Pilkada Kota Bekasi Periode 2008-2013. perencanaan yang matang strategi kampanye dan penerapan marketing politik yang tepat, membuat pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi meraih suara 50,58. Faktor pendukung kemenangan pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi pada Pilkada Bekasi Periode 2008-2013 : 1. Faktor pertama kemenangan pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi ini merupakan keberhasilan publisitas melalui media massa, satu di antara pemain kunci yang dapat mengawal keberhasilan penyelenggaraan Pilkada adalah partisipasi Pers lokal. Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi menjadikan media massa sebagai kawan dalam setiap kegiatan sosialisasi program kerja mereka. Berbagai macam pemberitaan melalui media massa dijadikan sebagai ajang sosialisasi kepada masyarakat luas khususnya Kota Bekasi, melalui media massa rakyat bisa mengenal sosok dan program kerja pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Rahmat Effendi 25 2. Faktor kedua Mochtar Mohammad menjadi figur terpopuler saat pemilu, hal tersebut wajar mengingat kapasitas Mochtar sebagai incumbent Wakil Walikota dan sebelumnya pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kota Bekasi 1999-2003. Pola Brainding image dilakukan dengan menggunakan mesin politik BNK, dapat terlihat hampir disetiap sudut Bekasi terpasang stiker, baliho, spanduk, dan iklan di radio lokal Bekasi yang menggunakan BNK untuk mensosialisasikan dirinya. 25 Berdasarkan wawancara Pribadi dengan Rahmat Effendi, Bekasi Minggu 24 Agustus 2008 88 3. Faktor ketiga lain yang juga ikut mempengaruhi pemilih untuk memilih pasangan MuRah Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi adalah karena diusung oleh beberapa parpol besar seperti Partai Golkar, Partai PDI, Partai PKB. Partai PAN, Partai PPP, Partai Bulan Bintang, Partai Buruh, Partai PNI MARHAENISME, Partai Serikat Pekerja. Visi Misi, dan Program kerja yang menarik juga ikut menjadi pendukung kemenangan Pasangan MuRah Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi. Faktor penghambat pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi pada pilkad Bekasi : 1. Faktor Black Campaign kampanye gelap, sebagaimana yang diutarakan Mochtar Mohammad ‘’Black Campaign adalah sebuah cara yang sistematis’’ 26 , yang menyudutkannya mengenai kasus bantar gebang yang menyeret nama Mochtar Mohammad. Dan adanya isu mengenai skandal cinta terlarang Rahmat effendi di Bali ketika masih menjabat sebagai ketua DPRD Bekasi. ‘’Berita-berita ini sengaja dibuka kembali untuk mengurangi simpati masyarakat terhadap pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi’’ Ungkap Mochtar Mohammad. 27 Berita-berita tersebut coba dialihkan oleh tim sukses pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi dengan munculnya beberapa isu mengenai penggunaan simbol-simbol agama oleh pasangan Akhmad syaikhu-Kamaludin Djaini dalam kampanye. 2. Faktor penghambat lain yaitu Munculnya sejumlah masalah dan berbagai kecurangan di lapangan, serta dibayang-bayangi berbagai trik, manuver, dan 26 Wawancara Pribadi dengan Mochtar Mohammad, Bekasi Sabtu 16 Agustus 2008 27 Wawancara Pribadi dengan Mochtar Mohammad, Bekasi Sabtu 16 Agustus 2008 89 konspirasi yang tidak sejalan dengan tujuan demikrasi. Seperti : Money Politic politik uang untuk menarik simpati massa. 3. Masih tingginya fenomena Golput pada masyarakat, dikarenakan kurangnya sosialisasi dan pengetahuan mereka tentang pentingnya Pilkada. Kemenangan pasangan MuRah Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi ini menunjukkan bahwa popularitas mereka masih belum bisa dikalahkan oleh tema kampanye dan isu perubahan yang diusung oleh pasangan lain. Dengan dukungan koalisi 9 partai yang menjadi mayoritas di DPRD Kota Bekasi, pasangan M2R Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi mampu memaksimalkan dukungan pada mereka. Perhitungan suara sementara yang menunjukkan bahwa kemenangan mereka cukup merata di 12 kecamatan yang ada di kota Bekasi menjadi sinyal bahwa mesin politik pasangan MuRah bekerja cukup bagus. Jika hasil perhitungan KPU kota Bekasi mengukuhkan pasangan M2R Mochtar Muhamad-Rahmat Effendi sebagai Walikota, Kita bisa mencermati apakah isu yang mereka usung dalam bentuk Pendidikan dan Kesehatan gratis dapat diaplikasikan dengan baik atau hanya menjadi pemanis disaat kampaye. Dukungan 9 partai pendukung koalisi Gotong Royong bisa menjadi pijakan dukungan politik dan kestabilan pelaksanaan program kerja mereka. Jika dukungan ini menjadi sandera politik balas jasa, hal ini akan menimbulkan dampak yang kurang baik bagi implementasi program kerja mereka. 90

F. Analisa Persfektif Teori Agenda Setting

Masyarakat Indonesia yang plural dalam ragam budaya dan strata ekonomi berhasil digiring Media Massa pada satu titik sikap, simpati bagi pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi Inilah kekuatan media massa, mampu mempengaruhi perubahan kognitif pemirsa. Dari teori komunikasi massa yang ada, agenda setting menjadi teori paling menarik bagi penulis. Dasar pemikiran teori ini adalah di antara berbagai topik yang dimuat media massa, topik yang mendapat lebih banyak perhatian dari media akan menjadi lebih akrab bagi pembacanya dan akan dianggap penting dalam suatu periode tertentu. Akan terjadi sebaliknya bagi topik yang kurang mendapat perhatian media. Perhelatan akbar Pilkada Bekasi menjadi agenda media dan dianggap sebagai topik yang pantas dijadikan sebagai bahan pemberitaan media. Frekuensi pemberitaan Kampanye para Kandidat Calon Walikota dan Wakil Walikota di berbagai media baik cetak nasional dan lokal seperti, Koran Sindo, Harian Indo Pos, Harian Pos Kota, Harian Terbit, Harian Suara Pembaharuan, Harian Kompas, Harian Pikiran Rakyat, M2 Media, Koran Bekasi, Radar Bekasi selama masa kampanye cukup sering. Begitu pula Media elektronik radio seperti, Radio Dakta, Radio Gaya, Radio Elgangga, Radio M2 ikut memberitakan liputan tentang persiapan kampanye para kandidat dalam Pilkada Bekasi Periode 2008-2013. Dalam hal ini menurut teori agenda setting, terjadi proses media agenda dimana pemberitaan tentang kampanye Pilkada Bekasi ramai didiskusikan oleh berbagai media hampir setiap hari selama masa kampanye dan untuk beberapa lama hampir tidak ada media massa yang tidak memberitakan isu kampanye para 91 kandidat Calon Walikota dan Wakil Walikota tersebut. Bahkan berita kampanye tersebut menjadi headline dan tajuk rencana di beberapa surat kabar. Framing yang dilakukan media membuat suatu berita terus menerus ditayangkan di media sehingga muncul agenda publik. Ramainya pemberitaan mengenai pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi oleh beberapa media massa khalayak pun terkena terpaan media sehingga dampaknya sosok pasangan MuRah Mochtar-Rahmat menjadi akrab ditelinga khalayak dan juga didiskusikan atau menjadi bahan pembicaraan oleh masyarakat hampir dari semua kalangan. Artinya berita atau isu yang digulirkan pasangan Mochtar-Rahmat yang diagendakan media akhirnya menjadi agenda publik. Seperti yang dikatakan Robert N. Ertman, framing adalah proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain. Masyarakat akan menjadikan topik utama yang diangkat oleh media sebagai bahan perbincangan sehari-hari. Pengaruh dari teori agenda setting terhadap masyarakat dan budaya sangat besar. Popularitas pasangan Mochtar-Rahmat di Bekasi langsung melesat bak meteor. Ini merupakan dampak dari media massa yang terus mem-blow up kampaye pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi hingga terbentuklah opini publik yang cenderung untuk memberinya dukungan. Perspektif ini menghidupkan kembali model jarum hipodermik, tetapi dengan fokus penelitian yang telah bergeser. Dalam Teori Agenda Setting, meningkatnya nilai penting suatu topik pada media massa menyebabkan meningkatnya nilai penting topik tersebut pada khalayak. 92