Media Massa sebagai Saluran Komunikasi Politik

dari struktur formal dan non-formal menuju sasaran komunikan yang berada dalam berbagai lapisan masyarakat. 52 Pembahasan saluran komunikasi politik tidak hanya sebatas pada bentuk proses penyampaian politik ketika komunikator sudah duduk di kursi pemerintahan. Namun, akan lebih menarik lagi jika pembahasan saluran komunikasi politik terhadap persuasi politik pada saat kampanye. Hubungan antara media dan politik sudah berlangsung lama, jauh sebelum ilmu politik menemukan jati dirinya sebagai ilmu yang berdiri sendiri dari filsafat. Karena hubungan yang begitu erat antara media dengan politik, kini media massa memainkan peranan yang sangat penting dalam proses politik, media menjadi aktor utama dalam bidang politik. Ia memiliki kemampuan untuk membuat seseorang cemerlang dalam karier politiknya. 53 Komunikator politik, apakah dia politikus, profesional, atau aktivis, menggunakan pembicaraan persuasif, baik untuk saling mempengaruhi maupun untuk mempengaruhi anggota khalayak yang kurang terlibat di dalam politik. Alat atau upaya yang digunakan untuk mengirim pesan itu ialah saluran dari “siapa mengatakan apa kepada siapa”. 54 Dilihat secara luas, saluran komunikasi terdiri atas lambang-lambang, dan berbagai teknik serta media yang digunakan untuk berbicara dengan khalayak. Dengan demikian maka saluran komunikasi adalah alat serta sarana yang memudahkan penyampaian pesan. 55 52 ASM. Romli, Ikhtisar perkuliahan “ Komunikasi Politik” Bandung : 2007, h.2 53 Cangara, Hafied, Komunikasi Politik : Konsep, Teori, dan Strategi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009, h.117 54 Nimmo, Dan, Komunikasi Politik : Komunikator, Pesan, dan Media Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 1999 h.166 55 ibid 41 Komunikasi politik transmisi informasi yang relevan secara politis dari satu bagian sistem politik kepada sistem politik yang lain, dan antara sistem sosial dan sistem politik merupakan unsur dinamis dari suatu sistem politik. Dan proses sosialisasi, partisipasi, dan pengrekrutan tergantung pada komunikasi. Pada umumnya disepakati bahwa media massa, terutama surat kabar, majalah, radio, dan televisi merupakan bagian yang penting dalam sistem politik demokrasi. Media massa dapat memainkan peran-peran yang signifikan, seperti memberikan informasi kepada khalayak mengenai berbagai isu penting, menyediakan diri sebagai forum untuk terselenggaranya debat publik, dan bertindak sebagai saluran untuk mengartikulasikan aspirasi-aspirasi. Saluran pokok informasi mengenai masalah politik adalah media massa. Peranan media massa dalam komunikasi politik menggambarkan cara-cara tertentu dalam mana seluruh proses politik terintegrasi dengan jaringan komunikasi sosial yang lebih luas, dan pada umumnya media massa itu sendiri mutlak bersifat politis ataupun padat dengan masalah-masalah politik. Surat kabar, radio, dan televisi pada umumnya memberikan informasi kepada para pemakainya. 56 Orang mengetahui perilaku politik dari berbagai media massa, media interpersonal, dan media organisasi. Istilah “pers” menunjuk kepada semua media berita, bukan hanya surat kabar, majalah berita, dan bahan tercetak lainnya. Pers mencakup siaran berita radio dan televisi, dokumenter, dan semua alat untuk meneruskan informasi politik kepada khalayak massa secara terorganisasi. 56 Michael Rush Philip Althoff, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005 h. 256 42 Komunikator politik, yakni politikus yang mencalonkan diri untuk menjadi pejabat, menggunakan secara luas berbagai media untuk tujuan persuasif. 57 Meskipun media elektronik ditambah dengan media inovasi sudah semakin maju, tetap saja media cetak belum akan ditinggalkan khalayak massa. Terdapat dua tipe media cetak yang kerap dijadikan sebagai media kampanye, yakni melalui surat langsung dan surat kabar atau majalah. Media cetak memiliki cukup pengaruh terhadap tingkat informasi pemilih, pandangan kandidat, tujuan memberikan suara dalam pemilihan, atau pemilihan kandidat. 58 Tiga tipe isi surat kabar yang bertindak sebagai sarana bagi komunikasi kampanye, yakni ihwal berita, editorial, dan iklan. Semuanya membantu pembinaan citra dan penyajian masalah. Namun, pembuatan citra adalah yang paling utama. Bagi surat kabar yang partisan, tentu saja ia akan melakukan pencitraan diri sang kandidat dengan cara yang “halus”. Mulai dari pembuatan judul, penempatan nama di hampir setiap berita yang mengundang perhatian bahkan dalam editorialtajuk rencananya, serta iklan yang terpampang memenuhi tiap halamannya. 59 Dalam komunikasi politik Menurut McLuhan, terdapat resonansi antara radio dan telinga serta pikiran manusia, resonansi yang menyajikan peluang besar bagi kampanye radio. Di samping itu, radio juga merupakan saluran massa bagi 57 Nimmo, Dan, Komunikasi Politik : Komunikator, Pesan, dan Media Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 1999 h. 214 58 ASM. Romli, Ikhtisar perkuliahan “ Komunikasi Politik” Bandung : 2007, h.2-3 59 Ibid ,h. 3 43 kaum minoritas walaupun dalam perkembangannya kaum mayoritas pun masih belum bisa meninggalkannya 60 Media Massa merupakan saluran penting dalam komunikasi politik. Namun dalam membicarakan saluran media massa dalam rangka komunikasi politik, selalu dikaitkan dengan konsep-konsep mengenai: a. Kebebasan media massa. b. Independensi media massa pada suatu masyarakat dari control yang berasal dari luar dirinya, seperti pemerintah, pemegang saham, kaum kapitalisindustrialis, partai politik, ataupun kelompok penekan. c. Integritas media massa sendiri pada misi yang diembannya. 61 Ketiga hal tersebut memang membawa konsekuensi yang berbeda dalam pelaksanaan peran media massa sebagai saluran komunikasi politik, sesuai dengan kondisi yang dipunyai oleh masing-masing masyarakat tempat media massa itu berada. Terlepas dari ketiga hal di atas, secara umum media massa mempunyai peranan tertentu dalam menyalurkan pesan-pesan, informasi, dan political content di tengah masyarakatnya. 62 Dengan suatu sistem komunikasi yang otonom, maka komunikasi yang bersifat tertutup covert pada birokrasi, kelompok-kelompok kepentingan, dan partai politik, sampai tingkat tertentu dapat diatur dan dikendalikan dengan publisitas. Pada saat yang sama, kepentingan-kepentingan yang laten tidak dinyatakan secara terang-terangan di tengah masyarakat dapat dibuat menjadi ekspilisit melalui media komunikasi yang netral. 60 Ibid, h. 3 61 ASM. Romli, Ikhtisar perkuliahan “ Komunikasi Politik” Bandung : 2007, h.5 62 Ibid 44 Otonomi media komunikasi memungkinkan suatu arus informasi yang bebas dari masyarakat ke pemerintahan, dan di dalam pemerintahan sendiri, serta dari suatu struktur politik ke struktur politik yang lain. Hal itu juga memungkinkan adanya suatu umpan balik yang terbuka dari output sistem politik ke input sistem politik kembali. 63 Pada sebagian masyarakat tradisional para pemimpin politik memandang pembangunan media massa modern sebagai sesuatu kekuatan untuk menegakkan persatuan nasional, sekaligus sebagai daya untuk mengerakkan modernisasi. Dengan menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi dalam hal bahasa, perbedaan tingkat pengetahuan, kepercayaan, dan kebiasaan, maka perluasan komunikasi berfungsi sebagai jembatan bagi sistem-sistem yang tadinya dicirikan oleh arus komunikasi yang amat heterogen. Sebagian informasi, khususnya yang disampaikan oleh media massa akan melintasi garis-garis batas geografis dan kelas sosial. Namun dua karakteristik perubahan attitude akan membatasi dampak media tersebut. Yang pertama adalah interpretasi informasi melalui media massa tentunya akan dilakukan oleh para pemimpin opini. Pemimpin opini itu sendiri akan amat dipengaruhi oleh hubungan antar personalnya jaringan sosialnya, yang menurut penelitian selama ini menunjukkan hasil yang konsisten, bahwa pengaruhnya lebih kuat dalam hal persuasi ketimbang media massa 64 . Yang kedua, sekalipun secara persis masih diperdebatkan, tapi dalam banyak hal media massa diakui sebagai saluran yang berkemampuan untuk menyampaikan lebih dari sekedar informasi politik. Artinya, media massa dapat 63 ASM. Romli, Ikhtisar perkuliahan “ Komunikasi Politik” Bandung : 2007, h.8 64 Ibid 45 dibuktikan mempunyai efek politik dalam suatu kelangsungan sistem politik suatu masyarakat. Akar struktural kekuatan media massa bersumber pada kemampuannya yang unik untuk menyediakan khalayak bagi para politisi yang ukuran dan komposisinya tidak akan diperoleh para politisi dimaksud melalui alat yang lain. Sedangkan akar psikologis dari kekuatan media bersumber pada hubungan kepercayaan dan keyakinan yang berhasil diperoleh meskipun dengan tingkat yang berbeda-beda oleh organisasi media dari anggota khalayaknya masing-masing. 65 Ikatan saling percaya ini tumbuh berdasarkan pada pemenuhan harapan khalayak selama ini dan validasi dari hubungan percaya mempercayai di masa lampau antara media yang bersangkutan dengan khalayaknya. Kombinasi antara akar struktural dan akar psikologis tadi memungkinkan media mendudukan diri di tengah-tengah antara politisi dan khalayak dan sekaligus mencampuri proses politik yang berlangsung. Campur tangan tersebut mungkin saja tidak disukai oleh banyak pihak termasuk kalangan politik dimaksud. Di sini kemudian, tampillah sifat normatif media yang bersumber pada prinsip-prinsip demokrasi mengenai kebebasan menyatakan pendapat, kebutuhan akan perlingdungan terhadap warga negara dari penyalahgunaan kekuatan politik, yang memberi legitimasi kepada peran independensi media dari kendali politik. 66 Media massa dianggap memiliki peranan yang unik dalam membangun politik, karena memiliki suatu instrumen teknologi yang independen, yang produknya dapat menjangkau ke tengah-tengah masyarakat dalam jumlah yang 65 ASM. Romli, Ikhtisar perkuliahan “ Komunikasi Politik” Bandung : 2007, h.12 66 Ibid 46 47 besar. Disamping itu media massa menganggap diri sebagai perantara yang independen antara pemerintah dengan publik. Peran mengisi ruang antara kekuatan negara dan civil society sebenarnya dapat diisi oleh media massa. Media dapat memainkan peranan signifikannya dalam membentuk dan menyebarluaskan informasi dalam pembentukan opini publik. Hanya masalahnya mampukah media massa menempatkan diri sebagai kekuatan publik yang lepas dari pengaruh sistem politik yang anti demokrasi dan tidak terkontaminasi oleh kekuatan ekonomi tertentu ? 67 Berfungsinya saluran-saluran komunikasi politik dalam suatu sistem politik tergantung pula bagaimana pemanfaatan saluran-saluran tersebut oleh masyarakat, dan apakah masyarakat dapat akses sepenuhnya ke saluran-saluran tersebut. 67 Heryanto, Gun Gun “Komunikasi Politik di Era Industri Citra”,Jakarta : PT. Lasswell Visitama : 2010, h. 223

BAB III Gambaran Umum Pasangan Mochtar Mohammad – Rahmat Effendi

MuRah Dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-2013

A. Profil

1. Profil Mochtar Muhammad

Mochtar Mohammad, yang dilahirkan di Gorontalo 26 Oktober 1964. Di kalangan teman-teman SMA Negeri Telaga Gorontalo, Mochtar dikenal sebagai orang yang pintar, Sejak kecil ia bercita-cita menjadi dokter. Meskipun Mochtar dibesarkan dalam keluarga yang sederhana, tapi ia tidak pernah berputus asa. 1 Keinginanya untuk bisa menjadi orang yang sukses ia kejar sampai ke Jakarta. Pada awalnya keluarga tidak menyetujui Mochtar merantau ke Jakarta, tapi tekad yang kuat tidak bisa dihalangi meskipun oleh kedua orang tuanya, akhirnya keluarga memberikan izin. 2 Tentu saja, kesuksesan yang diukirnya lantaran ia memiliki dedikasi dan integritas yang tinggi terhadap tugas yang dijalaninya selama ini. Ia juga termasuk orang yang pandai beradaptasi kesegala kalangan tanpa terikat perbedaan agama, ras, dan golongan, termasuk insan seni. Makanya, ketika ia maju sebagai kandidat Walikota dan Wakil Walikota berpasangan dengan Rahmat Effendi, banyak kalangan tidak ragu untuk memberikan dukungan. 3 1 Riady, “Mochtar anakna Burju,” M2 Media, 8 November 2007, h.4 2 Ibid, 8 November 2007 3 Wawancara Pribadi dengan Mochtar Mohamad, Bekasi Sabtu 16 Agustus 2008 48 Profil Walikota Bekasi Nama H. MOCHTAR MOHAMMAD Nama Panggilan Babe M2 TempaTanggal Lahir Gorontalo, 26 Oktober 1964 Agama Islam Alamat Jl. Kenari III No.4 RT.004 RW.008 Kelurahan Kota Baru Kecamatan Bekasi Barat Kota Bekasi Status Menikah dengan 3 orang anak Nama Orang Tua Yani Mohamad Ayah Hj. Sumiati Ibu Riwayat Pendidikan - SD Telaga Gorontalo Tahun 1977 - SMP Negeri Telaga Gorontalo Tahun 1981 - SMA Negeri Pembangunan Gorontalo Tahun 1984 Pengalaman Organisasi - Ketua BNK Kota Bekasi - Paskibraka - Pramuka - Karang Taruna Pengalaman Pekerjaan - Komisaris M2 Group - Direktur PT. Catur Putra Mandiri - Direktur PT. Daya Cipta - Anggota DPRD Kota Bekasi Tahun 1999 – 2003 Jabatan Sekarang - Wakil Walikota Bekasi 49