BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Kualitatif
Mengingat tujuan dari penelitian ini adalah melihat pengalaman- pengalaman subjektif individu ketika mengalami grief karena kematian anak,
maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif memungkinkan individu memfokuskan atensi dan mengungkapkan
variasi pengalaman yang dijalaninya Patton, dalam Poerwandari 2001. Menurut Patton dalam Afiatin, 1997 metode kualitatif memungkinkan
peneliti untuk meneliti isu terpilih, kasus-kasus atau kejadian secara mendalam dan detail, dan fakta berupa kumpulan data yang tidak dibatasi oleh kategori yang
ditetapkan sebelumnya. Kelebihan metode kualitatif adalah prosedur yang khusus menghasilkan data yang detail dan kaya tentang individu dan kasus-kasusnya.
Kelebihan lainnya adalah menghasilkan data yang mendalam dan detail serta penggambaran yang hati-hati tentang situasi, kejadian-kejadian, orang-orang,
interaksi dan perilaku yang teramati. Penelitian dengan pendekatan kualitatif memberi kesempatan kepada
peneliti untuk mengungkap hal-hal yang tersimpan dalam pikiran partisipan, perasaan dan keyakinan-keyakinan partisipan yang sulit diungkapkan dengan
pendekatan kuantitatif.
Universitas Sumatera Utara
B. Metode Pengumpulan Data
Tipe-tipe pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian dan sifat objek yang diteliti.
Wawancara, observasi, diskusi kelompok terfokus, analisis terhadap karya, analisis dokumen, analisis catatan pribadi, studi kasus, studi riwayat hidup adalah
jenis pengumpulan data dalam penelitian kualitatif Poerwandari, 2001. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
wawancara, yaitu wawancara mendalam in-depth interviewing. Wawancara mendalam merupakan satu bentuk wawancara, yang
dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap peristiwa yang dialami dan dirasakan oleh partisipan penelitian. Wawancara
mendalam memberikan kesempatan yang maksimal untuk menggali “background life” seseorang sehingga peneliti mendapatkan gambaran dan dinamika yang
hendak diteliti. Wawancara mendalam juga dilakukan untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu sesuai
dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut. Hal ini merupakan keunggulan pendekatan kualitatif Banister dkk,
dalam Poerwandari 2001. Dengan demikian, wawancara mendalam akan memungkinkan peneliti
untuk mengungkap semua aspek-aspek yang ingin diungkap dalam penelitian ini dengan detail.
Selama wawancara dilakukan, peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai panduan agar hal-hal yang ingin diketahui tidak ada yang
terlewat dan penelitian tetap pada jalur yang direncanakan sesuai kerangka teori.
Universitas Sumatera Utara
Meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan untuk menanyakan sesuatu di luar pedoman untuk menambah keakuratan data penelitian.
Teknik wawancara yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknik funnelling oleh Smith dalam Poerwandari, 2001 yaitu memulai dari pertanyaan-
pertanyaan yang umum yang semakin lama semakin khusus. Selama wawancara, peneliti juga melakukan observasi sebagai alat
tambahan yang dilakukan pada saat wawancara berlangsung untuk melihat reaksi partisipan, antara lain: ekspresi wajah, gerakan tubuh, intonasi suara, melihat
bagaimana reaksi partisipan ketika peneliti meminta kesediaannya untuk diwawancarai, bagaimana sikap partisipan terhadap peneliti, bagaimana sikap dan
reaksi partisipan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, bagaimana keadaan partisipan pada saat wawancara, hal-hal yang sering dilakukan partisipan
dalam proses wawancara. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan data tambahan selama wawancara berlangsung.
Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek
dalam fenomena tersebut Poerwandari, 2001. Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari,
aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian
yang diamati tersebut. Deskripsi harus akurat, faktual sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai tetek bengek yang tidak relevan Poerwandari, 2001.
C. Responden Penelitian 1. Karakteristik responden penelitian