Deskripsi Data Data Observasi

1. Deskripsi Data

Pipit adalah anak ke 5 dari 7 bersaudara. Karena kondisi keuangan di dalam keluarga, Pipit hanya bisa mengecap pendidikan sampai ke jenjang SD saja. Pipit menikah muda. Di usianya yang masih muda, 18 tahun, Pipit sudah harus meninggalkan keluarganya dan memulai kehidupan yang baru bersama suaminya. Pipit bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Pekerjaannya adalah menyuci dan menyetrika, kemudian pulang ke rumah pada siang atau sore hari. Selain itu, Pipit juga mencari tambahan uang dari keahliannya untuk mengusuk mengurut orang- orang yang meminta jasanya. Suaminya tidak memiliki pekerjaan tetap. Ia mau mengerjakan pekerjaan apa saja yang bisa ia kerjakan. Pipit memiliki 3 orang anak. Putra pertama bernama Ari, yang saat ini sudah menduduki kelas 3 SMP. Putra kedua bernama Wibi, sedangkan putra ketiga bernama Sandi, yang berusia 8 tahun dan belum bersekolah. Wibi adalah putra Pipit yang sudah meninggal dunia 9 tahun yang lalu karena penyakit kanker mata. Setelah dilakukan pengobatan ke beberapa tempat, penyakit tersebut tidak dapat disembuhkan, dan akhirnya Wibi meninggal dunia.

2. Data Observasi

Pipit memiliki tubuh yang tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus, dengan berat badannya sekitar 50 kg dan tinggi badan sekitar 145 cm. Pipit berkulit putih bersih dan memiliki rambut sebahu. Ia tinggal di rumah yang setengahnya berdinding tembok, dan setengahnya lagi terbuat dari papan. Rumah ini hanya memiliki satu jendela di ruang tamu, dan sering tertutupi dengan jemuran kain yang terbuat dari bahan aluminium, sehingga rumah itu terasa Universitas Sumatera Utara pengap dan udara hanya masuk melalui pintu depan. Rumah Pipit hanya berjarak sekitar 8 meter dengan rumah kakak-kakaknya. Wawancara yang pertama dan kedua dilakukan di rumah Pipit. Pada wawancara yang pertama, Pipit memakai kaus berkerah berwarna hitam dan celana pendek putih, sehingga terkesan santai. Pipit menyambut peneliti dengan begitu bersahabat, bahkan sampai menyuguhkan makanan ringan dan minuman segar selama wawancara berlangsung. Pipit menjawab semua pertanyaan dengan mudah meskipun di beberapa saat Pipit tidak sanggup menahan air matanya ketika menceritakan tentang Wibi. Selama menceritakan bagaimana kejadian saat Wibi meninggal, Pipit terus-menerus memandangi foto Wibi yang juga ditunjukkan kepada peneliti. Di awal wawancara, Pipit mengaku bahwa ia sebenarnya tidak ingin ditanyakan tentang kematian anaknya, tetapi kalau cerita itu bisa membantu orang lain, ia akan menceritakannya dengan senang hati. Selama wawancara berlangsung, putra ketiga Pipit Sandi beberapa kali menyela percakapan dengan meminta minum atau makanan kepada ibunya. Sesekali Pipit harus keluar rumah menjemput Sandi karena tetangganya melaporkan bahwa putranya mengganggu anak tetangga. Hal ini membuat peneliti harus mengulang pertanyaan dan meminta Pipit menjelaskan kembali. Pada wawancara kedua, Pipit memakai kaus berkerah berwarna ungu dan celana pendek putih. Pipit mengaku baru pulang dari rumah majikannya dan sedang menyiapkan makan siang untuk keluarganya, sehingga peneliti harus menunggu hingga makan siang selesai. Wawancara dilakukan di ruang tamu, dan selama wawancara berlangsung, putra pertama Pipit Ari dan Sandi ikut duduk di sebelah ibunya namun tidak mengganggu proses pengambilan data. Wawancara Universitas Sumatera Utara sesekali terhenti karena Sandi sempat mencoba mengambil alat perekam yang diletakkan di antara peneliti dan Pipit. Diakui Pipit, Sandi memang sangat senang jika ada tamu yang datang ke rumahnya, sehingga Sandi akan mencoba mencari perhatian pada setiap tamu yang datang. Akibatnya, Pipit sering terganggu ketika akan menjawab pertanyaan karena harus menghentikan ulah Sandi, sehingga jawaban sering diberikan secara berulang-ulang. Rumah Pipit yang bersebelahan dan sangat rapat dengan rumah-rumah tetangganya mengakibatkan Pipit sering berkomunikasi dengan para tetangganya dengan suara yang keras, dan mereka sering mengobrol dari rumah ke rumah tanpa bertatap muka. Hal ini membuat wawancara harus dihentikan sementara karena Pipit harus menanggapi apa yang dikatakan oleh tetangganya, tetapi wawancara dapat dilanjutkan kembali dan bisa diatasi dengan mengulang pertanyaan. Pipit cukup kooperatif selama pengambilan data. Setiap pertanyaan dijawab dengan panjang lebar dan jelas serta detail. Bahkan terkadang Pipit memberikan uraian yang panjang tanpa ditanya oleh peneliti.

3. Data Wawancara