Ratih Sufra Rizkani : Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Asertif Perawat dalam Membina Hubungan Interpersonal di Ruang Rawat Inap Mawar Nusa Indah RSUD. dr. Djoelham Binjai, 2010.
irama, seringkali hal ini merupakan tanda dari rasa tidak nyaman atau kecemasan; karena keselarasan dan kecemasan merupakan reaksi-reaksi eksklusif yang saling
menguntungkan, maka menjadi selaras dapat membantu mengurangi kecemasan.
e. Ungkapan Tubuh.
Seperti halnya ungkapan wajah, cara seseorang berdiri, duduk, atau bergerak sebenarnya menyampaikan sekumpulan sikap yang kompleks. Seseorang
yang duduk membungkuk dapat dilihat sebagai marah, tidak berminat, atau ketakutan. Tangan menyilang dapat memberikan pesan bahwa seseorang berhati-
hati, bersiaga, atau tidak menerima. Tangan di pinggang dapat menunjukkan perlawanan, perilaku merendahkan, sedangkan postur yang kaku seperti kayu
dapat menunjukkan ketakutan. Orang yang asertif dalam ungkapan tubuhnya akan tampak santai tetapi tidak membungkuk, berdiri tegak tanpa menjadi kaku, dan
menggunakan tangan serta bahu untuk menekankan pembicaraan mereka tanpa menjadi terlalu memaksa atau kasar.
f. Jarak.
Seberapa jauh seseorang berdiri dari orang lain ketika berinteraksi akan berbeda-beda dalam setiap kebudayaan dan setiap orang. Istilah “gelembung”
telah diterapkan untuk batas tidak kasat mata yang digunakan oleh seeorang untuk melindungi dirinya dari intrusi gangguan gelembung ludah orang lain Sommer,
1996 dalam Monica,1998. Di Eropa Selatan misalnya, orang akan melihat betapa dekat jarak berdiri orang-orang ketika mereka sedang terlibat dalam pembicaraan.
Sedangkan akan wajar bagi orang Amerika untuk bergerak menjauh agar mereka merasa lebih nyaman, dengan kata lain untuk melindungi “gelembung” mereka.
Ratih Sufra Rizkani : Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Asertif Perawat dalam Membina Hubungan Interpersonal di Ruang Rawat Inap Mawar Nusa Indah RSUD. dr. Djoelham Binjai, 2010.
Orang yang asertif, dalam jarak mereka dari orang lain, akan berdiri cukup dekat sehingga tidak banyak yang dapat lewat di antara mereka misalnya, tubuh orang
lain, tetapi juga tidak terlalu dekat, sehingga “memecahkan” gelembung atau semburan ludah mereka.
Pada tahun-tahun terakhir ini banyak buku yang mengulas “bahasa tubuh”, yang semuanya berkesimpulan bahwa tubuh kita dapat melakukan banyak
komunikasi, baik disadari maupun tidak. “Apapun yang kita lakukan dengan tubuh kita akan menimbulkan kesan pada orang lain mengenai diri kita. Yang
terpenting, buatlah anda tertarik pada orang lain dengan percakapan itu. Bagaimanapun, tubuh kita itu jujur. Tubuh kita cenderung mengkomunikasikan
apa yang sebenarnya kita rasakan. Bila anda merasa senang, bahagia dan penuh perhatian, secara otomatis, tubuh anda pun akan menyampaikan perasan tersebut
Calhoun Acocella, 1995. Selain itu, Monica 1998 menjelaskan unsur-unsur verbal sikap asertif,
yaitu :
a. Mengatakan tidak