Ratih Sufra Rizkani : Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Asertif Perawat dalam Membina Hubungan Interpersonal di Ruang Rawat Inap Mawar Nusa Indah RSUD. dr. Djoelham Binjai, 2010.
utama dari model ini, meyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut: “Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap
individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan
biaya ”. Ganjaran yang dimaksud di sini adalah setiap akibat yang dinilai positif
yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan, misalnya uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Sedangkan biaya adalah akibat
yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan, misalnya waktu, usaha, konflik, kecemasan, keruntuhan harga diri, dan kondisi-kondisi lain yang dapat
menghabiskan sumber kekayaan individu atau efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biaya pun berubah-ubah sesuai dengan waktu
dan orang yang terlibat di dalamnya Rakhmat, 2005.
b. Model Peranan.
Model peranan melihat hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu
bertindak sesuai dengan ekspektasi peranan role expectation, dan tuntutan peranan role demands, memiliki keterampilan role skills, dan terhindar dari
konflik peranan dan kerancuan peranan.
Ekspektasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas, dan hal yang berkaitan dengan posisi tertentu dalam kelompok, contohnya guru diharapkan
berperan sebagai pendidik yang bermoral dan menjadi contoh yang baik bagi murid-muridnya, dan sebagainya, sedangkan tuntutan peranan adalah desakan
Ratih Sufra Rizkani : Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Asertif Perawat dalam Membina Hubungan Interpersonal di Ruang Rawat Inap Mawar Nusa Indah RSUD. dr. Djoelham Binjai, 2010.
sosial yang memaksa individu untuk memenuhi peranan yang telah dibebankan kepadanya. Desakan sosial dapat berwujud sebagai sanksi sosial dan dikenakan
bila individu menyimpang dari peranannya.
Keterampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu; kadang-kadang disebut juga kompetensi sosial social competense. Keterampilan
kognitif menunjukkan kemampuan individu untuk mempersepsi apa yang diharapkan orang lain dari dirinya. Keterampilan tindakan menunjukkan
kemampuan melaksanakan peranan sesuai dengan harapan-harapan ini.
Konflik peranan terjadi bila individu tidak sanggup mempertemukan berbagai tuntutan peranan yang kontradiktif, misalnya seorang bapak yang
berperan juga sebagai polisi untuk menangani perkara anaknya atau bila individu merasa bahwa ekspektasi peranan tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya
dan konsep diri yag dimilikinya. Agak dekat dengan konflik peranan adalah kerancuan peranan, ini terjadi jika individu berhadapan dengan situasi ketika
ekspetasi peranan tidak jelas baginya Rakhmat, 2005.
c. Model Permainan
.
Model ini berasal dari psikater Berne 1964,1972 yang menceritakannya dalam buku Games People Play. Analisisnya dikenal sebagai analisa
transaksional. Dalam hubungan interpersonal kita menampilkan salah satu aspek kepribadian kita orang tua, orang dewasa, anak, dan orang lain membalasnya
dengan salah satu aspek tersebut juga. Misalnya satu hari saya sakit; saya demam
Ratih Sufra Rizkani : Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Asertif Perawat dalam Membina Hubungan Interpersonal di Ruang Rawat Inap Mawar Nusa Indah RSUD. dr. Djoelham Binjai, 2010.
dan ingin meminta perhatian istri pada penderitaan saya ini kepribadian anak. Istri saya menyadari rasa sakit saya, dan ia mau merawat saya seperti seorang ibu
ini kepribadian orang tua. Hubungan interpersonal saya akan berlangsung baik. Transaksi yang terjadi bersifat komplementer. Bila istri saya tidak begitu
menghiraukan penyakit saya dan memberi saran, ”Pergilah ke dokter. Aku sudah bilang engkau kecapaian,” yang terjadi adalah transaksi silang anak dibalas
dengan orang dewasa Rakhmat, 2005.
d. Model Interaksional.