Mengajukan Hak Asertif memiliki konsekuensi atas apa yang telah diungkapkan. Jadi, asertif Model Pertukaran Sosial.

Ratih Sufra Rizkani : Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Asertif Perawat dalam Membina Hubungan Interpersonal di Ruang Rawat Inap Mawar Nusa Indah RSUD. dr. Djoelham Binjai, 2010. penilaian; permintaan harus berakhir dengan persetujuan atau dengan pemahaman mengapa tidak dapat atau tidak boleh disetujui. Jangan mengakhiri permintaan sebelum titik ini tercapai.

d. Mengajukan Hak

. Dalam masyarakat kita, tidak ada manusia yang mempunyai hak untuk mengambil keuntungan orang lain; tiap manusia memilki hak untuk berbicara. Perbedaan dalam kekuasaan antara dua individu tidak merubah hak-hak dasar ini, meskipun kadang-kadang pihak yang kurang berkuasa harus mengingatkan hal ini kepada pihak yang lebih berkuasa. Unsur kunci dari pengajuan hak ini hampir sama dengan dengan unsur kunci dari permintaan pertolongan; menyatakan masalah, membuat permintaan khusus untuk perbaikan atau perubahan, dan bertahan sampai seseorang telah mengkomunikasikan sebuah hal dengan efektif. Sebagai contoh: “Saya mengerti bahwa kadang-kadang anda memerlukan saya untuk bekerja pada jam yang lebih siang daripada biasanya. Saya tidak suka bila anda hanya sekedar mengharapkan hal ini dan tidak membicarakannya dengan saya. Bila anda memberi tahu lebih dulu, saya yakin bahwa pada umumnya saya akan bisa memenuhi permintaan anda.”

e. Ungkapan Perasaan.

Meskipun perasaan sering muncul dan tampak dari perilaku non verbal, orang mungkin tidak mengetahui perasaan orang lain kecuali jika perasaan itu diungkapkan melalui kata-kata. Seorang rekan kerja tidak menyadari bahwa ia telah membuat marah temannya, dan si teman mungkin tidak melihat bahwa menertawakan tulisan tangan teman sebelahnya dapat menyakiti hati penulisnya. Ratih Sufra Rizkani : Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Asertif Perawat dalam Membina Hubungan Interpersonal di Ruang Rawat Inap Mawar Nusa Indah RSUD. dr. Djoelham Binjai, 2010. Sebagian sikap dari menjadi asertif adalah mengungkapkan emosi, seperti marah dan kasih sayang. “Saya menghargai perkataan anda” merupakan cara yang lebih asertif untuk menanggapi ungkapan terima kasih daripada berkata “ah, itu tidak ada artinya” atau “itu sudah menjadi pekerjaan saya”, yang akan mengecilkan arti si pengirim maupun penerima pesan terma kasih tersebut Monica, 1998. Menurut Liaw 2007 orang dengan tipe asertif lebih mengedepankan kesamaan yang dimiliki oleh semua orang. Mereka lebih menerapkan sifat inklusif dan akomodatif daripada eksklusif.

2.2.4 Prinsip-prinsip Asertif

Berko dan rekan-rekannya 1985 mengidentifikasi bahwa asertif mengandung prinsip-prinsip seperti berikut : a. Asertif bukanlah cara untuk mengubah perilaku orang lain, melainkan hanya cara mengubah reaksi diri sendiri atas perilaku orang lain. b. Asertif adalah menjelaskan apa yang kita inginkan karena orang lain bukanlah orang yang harus bertanggungjawab untuk membaca pikiran kita. c. Asertif adalah hal yang menegaskan bahwa kebiasaan bukanlah alasan untuk melakukan sesuatu. d. Asertif bukanlah cara untuk membahagiakan orang lain, tetapi juga bukan untuk menyakiti orang lain. Ratih Sufra Rizkani : Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Asertif Perawat dalam Membina Hubungan Interpersonal di Ruang Rawat Inap Mawar Nusa Indah RSUD. dr. Djoelham Binjai, 2010. e. Penolakan adalah hal yang wajar terjadi dalam suatu hubungan. Jadi, terimalah hal tersebut. f. Asertif bukanlah cara untuk membiarkan diri menjadi korban. g. Asertif adalah cara yang menunjukkan bahwa kekhawatiran tidak akan mengubah suatu keadaan. h. Asertif adalah berusaha melakukan hal yang terbaik yang dapat dilakukan, dan bukan cara untuk membuat orang lain harus menyukai kita. i. Asertif bukanlah kekerasan.

j. Asertif memiliki konsekuensi atas apa yang telah diungkapkan. Jadi, asertif

berarti siap menerima konsekuensi dari apa yang telah diucapkan Tubbs Moss, 2005.

2.3. Konsep Hubungan Interpersonal

2.3.1. Teori-Teori Hubungan Interpersonal.

Dengan mengikuti ikhtisar dari Coleman dan Hammen, maka ada empat buah model dari teori hubungan interpersonal.

a. Model Pertukaran Sosial.

Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Thibault dan Kelley 1959, dalam Rakhmat 2005, dua orang pemuka Ratih Sufra Rizkani : Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Asertif Perawat dalam Membina Hubungan Interpersonal di Ruang Rawat Inap Mawar Nusa Indah RSUD. dr. Djoelham Binjai, 2010. utama dari model ini, meyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut: “Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya ”. Ganjaran yang dimaksud di sini adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan, misalnya uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Sedangkan biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan, misalnya waktu, usaha, konflik, kecemasan, keruntuhan harga diri, dan kondisi-kondisi lain yang dapat menghabiskan sumber kekayaan individu atau efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biaya pun berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat di dalamnya Rakhmat, 2005.

b. Model Peranan.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

2 5 113

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH Hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan perilaku perawat dalam pengelolaan sampah medis di ruang rawat inap RSUD Sukoharjo.

0 5 17

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENGELOLAAN Hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan perilaku perawat dalam pengelolaan sampah medis di ruang rawat inap RSUD Sukoharjo.

0 6 13

PENDAHULUAN Hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan perilaku perawat dalam pengelolaan sampah medis di ruang rawat inap RSUD Sukoharjo.

0 3 7

DAFTAR PUSTAKA Hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan perilaku perawat dalam pengelolaan sampah medis di ruang rawat inap RSUD Sukoharjo.

0 13 4

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM DENGAN PERILAKU KOMPRES DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA.

0 1 7

HUBUNGAN ANTARA ETIKA PELAYANAN PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP Hubungan Antara Etika Pelayanan Perawat Dengan Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD dr. Moewardi Surakarta.

0 0 16

HUBUNGAN PERILAKU BULLYING DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD PROF. DR. MA. HANAFIAH, SM BATUSANGKAR.

0 6 11

Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Tim Perawat Pelaksana Dalam Pendokumentasian Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Dr.RM.Djoelham Binjai Tahun 2017

0 0 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD JOMBANG TAHUN 2013 Nita Arisanti Y STIKES Insan Cendekia Medika Jombang ABSTRAK - HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI RUANG INSTALASI

0 0 10