commit to user
44
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Budidaya Tanaman Jagung Varietas Bisi-2
Tanaman jagung yang diusahakan petani di Kecamatan Pajangan Kabupaten Bantul biasanya dilakukan pada musim tanam ketiga Mei-
Agustus dengan pola pergiliran tanaman padi-padi-palawija. Teknik penanaman jagung varietas Bisi-2 pada dasarnya sama dengan penanaman
jagung pada umumnya. Hal yang membedakan adalah umur panen dan macam pupuk yang digunakan.Teknik penanaman jagung varietas Bisi-2 yang biasa
dilakukan petani di daerah penelitian adalah: 1.
Persiapan Lahan Persiapan lahan terdiri dari pengolahan tanah dan pemberian pupuk
dasar. Lahan tanaman jagung merupakan tanah bekas penanaman padi sehingga tanah harus diolah terlebih dulu agar lebih gembur dan sebagai
upaya memperbaiki aerasi dan drainasenya. Petani daerah setempat melakukan pencangkulan untuk membentuk bidang penanaman sekaligus
membersihkan sisa-sisa gulma atau kotoran yang ada. Kemudian dilakukan pemberian pupuk dasar, yaitu pupuk kandang, pupuk urea, dan
pupuk Phonska. Adapun dosis pupuk dasar yang biasa digunakan petani setempat untuk satu hektar lahan adalah 4500 kg pupuk kandang, 70 kg
pupuk urea, dan 100 kg pupuk Phonska. Pupuk kandang yang digunakan petani di daerah penelitian diperoleh dari kotoran ternak yang mereka
usahakan, yaitu kotoran ayam dan sapi. Pupuk kandang ditebarkan merata dan dicampur dengan tanah dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi
tanah atau menambah unsur hara dalam tanah. Pupuk urea dan pupuk Phonska diberikan setelah pembuatan lubang tanam. Campuran kedua
pupuk ini dibenamkan ke dalam tanah dengan jarak sekitar 5 cm dari lubang tanam.
2. Penanaman
Tanaman jagung berasal dari benih. Benih yang digunakan petani adalah benih jagung varietas Bisi-2 yang termasuk jagung hibrida,
commit to user 45
sehingga harus menggunakan benih baru, bukan benih dari pertanaman sebelumnya. Penanaman jagung varietas Bisi-2 diawali dengan pembuatan
lubang tanam
menugal
dengan jarak antar baris ± 70 cm dan jarak antar tanaman dalam baris ± 20 cm. Benih yang ditanam per lubangnya cukup
satu butir, tetapi ada juga petani yang menanam dua butir benih per lubang untuk mengantisipasi bila benih tidak tumbuh.
3. Pemeliharaan
Setelah jagung tumbuh kurang lebih 20 hari setelah tanam HST, dilakukan pemupukan susulan pertama dengan campuran pupuk urea dan
pupuk Phonska dengan dosis 80 kgHa pupuk urea dan 50 kgHa pupuk Phonska. Pemberian pupuk dengan cara dibenamkan ke dalam tanah pada
jarak 10 cm dari tanaman dan diusahakan tidak terkena tanaman langsung karena akan menjadikan tanaman terbakar atau mati. Pemupukan susulan
kedua dilakukan saat tanaman berumur 45 HST. Dosis pupuk untuk pemupukan susulan kedua adalah 150 kgHa pupuk urea. Pupuk phonska
hanya diberikan sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan pertama karena proses peruraiannya lambat, sedangkan pupuk urea yang merupakan pupuk
Nitrogen memiliki sifat mudah terurai dan cepat hilang sehingga harus selalu diberikan setiap kali pemupukan.
Setiap 2 minggu dilakukan pendangiran, yaitu penggemburan tanah di sekitar tanaman menggunakan cangkul atau sabit. Pendangiran ini
bertujuan untuk membersihkan tanaman dari gulma serta menjaga agar aerasi dan drainase tanah tetap baik. Pendangiran dilakukan bersamaan
dengan pembumbunan yaitu upaya untuk menimbun akar tanaman yang muncul di permukaan tanah agar tanaman tetap dapat berdiri dengan
kokoh. Tanaman jagung varietas Bisi-2 paling baik ditanam pada musim
kemarau, namun demikian, untuk mendapatkan hasil panen yang baik, tanaman ini harus cukup memperoleh air. Pengairan tanaman jagung
sebaiknya dilakukan setiap dua minggu. Pada usahatani jagung varietas Bisi-2 di daerah penelitian, pengairan dilakukan sebanyak paling tidak dua
commit to user 46
kali yaitu setiap kali pemupukan. Namun ada juga petani yang tidak melakukan pengairan secara langsung karena mereka hanya memanfaatkan
air hujan untuk mengairi lahannya tadah hujan. 4.
Pemanenan Masa tanam jagung varietas Bisi-2 adalah 103 hari sehingga setelah
tanaman mencapai umur tersebut, petani siap melakukan pemanenan. Ciri- ciri tanaman jagung yang siap panen adalah daun dan kulit tongkol
klobot
telah mengering. Tahap pemanenan pertama yang biasanya dilakukan adalah menghilangkan daun jagung yang telah mengering. Hal
ini bertujuan untuk mempermudah pemetikan jagung dan membantu proses pengeringan jagung. Panen dilakukan dengan bantuan sabit sebagai
alat untuk memotong batang tanaman jagung, kemudian buah jagung dipetik dengan tangan dalam kondisi masih ber-
klobot
, karena proses pengupasan dilakukan setelah jagung dibawa pulang.
5. Penanganan Pasca Panen
Penanganan pasca panen diawali dengan pengupasan
klobot
dan menyisakannya dibagian bonggol jagung untuk kemudian diikatkan
dengan tongkol yang lain sehingga membentuk
ombyokan
ikatan yang berisi sekitar 15 tongkol jagung. Ikatan ini kemudian dikering-anginkan
sampai kadarnya sekitar 18 dengan ciri-ciri bijinya mengkilap, sudah cukup keras dan mudah dipipil, apabila bijinya ditusuk dengan kuku ibu
jari sudah tidak meninggalkan bekas. Setelah tongkol jagung berkadar 18 kemudian dilakukan pemipilan.
Pemipilan atau pemisahan jagung dari tongkolnya dilakukan dengan bantuan alat pemipil jagung tradisional perontokparutan. Alat ini dibuat
sendiri oleh petani dari bahan kayu dan ban bekas atau besi silinder. Salah satu kelebihan jagung varietas Bisi-2 adalah proses pengeringan jagung
yang relatif cepat, terutama dalam keadaan terik matahari. Pengeringan dilakukan dengan menjemur jagung di bawah sinar matahari langsung.
Penjemuran jagung Bisi-2 hanya satu kali yaitu ketika jagung masih dalam keadaan bertongkol atau dapat juga dilakukan penjemuran ketika jagung
commit to user 47
telah dipipil. Sebagian besar petani di daerah penelitian melakukan pengeringan setelah jagung dipipil. Pengeringan dilakukan dengan
menjemur jagung dibawah sinar matahari langsung sampai kadarnya 14. Ciri jagung pipilan yang berkadar 14 adalah jika dijatukan ke lantai, biji
tersebut menimbulkan bunyi yang nyaring atau gemerisik, hal ini menandakan bahwa bijinya sudah sangat keras. Jagung yang telah dipipil
dan kering siap untuk dijual.
B. Hasil Penelitian