Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada

commit to user 60

2. Pengujian Asumsi Klasik Model yang Baru

Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan terhadap asumsi klasik maka dilakukan pengujian untuk mendeteksi ada tidaknya Multikolinearitas, Autokorelasi dan Heteroskedastisitas. a. Multikolinearitas Uji Multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai matriks pearson correlation . Bila matriks pearson correlation tidak ada yang bernilai lebih dari 0,8 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas. Berdasarkan hasil analisis regresi SPSS pada Lampiran 14 dapat dilihat bahwa tidak terdapat matriks yang bernilai lebih dari 0,8. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam model. b. Autokorelasi Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Menurut Sulaiman 2002, untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi digunakan angka D-W Durbin-Watson. Berdasarkan hasil analisis yang ditunjukan pada lampiran 14 diperoleh nilai D-W sebesar 1,828. Karena nilai D-W yang diperoleh terletak diantara 1,65 DW 2,35, berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. c. Heteroskedastisitas Menurut Priyatno 2009, uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola sebaran titik-titik pada diagram scatterplot . Berdasarkan diagram scatterplot dapat diketahui bahwa titik-titik yang ada dalam diagram menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu, berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model yang digunakan.

D. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada

Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 Dalam pengelolaan usahatani petani perlu mengetahui sudah efisien atau belum usahataninya. Efisiensi ekonomi tertinggi akan menunjukkan commit to user 61 bahwa produksi yang dihasilkan dalam suatu usahatani sudah mencapai keuntungan yang maksimal. Efisiensi ekonomi juga dapat menjadi pedoman petani dalam mengalokasikan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usahataninya. Berdasarkan jumlah koefisien regresi dari semua faktor produksi yang berpengaruh nyata pada usahatani jagung varietas Bisi-2 diperoleh nilai sebesar 1,546. Nilai tersebut menunjukkan bahwa elastisitas produksi Ep usahatani jagung varietas Bisi-2 sebesar 1,546 atau Ep 1 sehingga usahatani berada pada tahapan produksi I. Untuk mengetahui tercapainya efisiensi ekonomi tertinggi digunakan konsep memaksimumkan keuntungan dengan pendekatan keuntungan maksimum profit maximization dimana efisiensi ekonomi tertinggi terjadi jika nilai produk marginal sama dengan harga dari masing-masing faktor produksi tersebut NPMxi = Pxi. Nilai perbandingan produk marginal dengan harga dari masing-masing faktor produksi dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Mei-Agustus 2010 di Kabupaten Bantul Faktor Produksi xi bi PFMxi NPMxi Pxi NPMxi Pxi Tenaga Kerja X 2 Pupuk Kandang X 4 Pupuk Phonska X 6 24,33 578,33 18,93 0,947 0,355 0,244 31,722 0,500 10,505 79.305,0 1.250,0 26.262,5 30.000 500 2.100 2,64 2,50 12,51 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 15 Berdasarkan Tabel 22 diketahui bahwa perbandingan nilai produk marginal faktor produksi dengan harga faktor produksi berupa faktor produksi tenaga kerja sebesar 2,64; 2,50 untuk faktor produksi pupuk kandang dan untuk faktor produksi pupuk Phonska sebesar 12,51 sehingga: 1 6 6 4 4 2 2    P x NP Mx P x NP Mx P x NP Mx Nilai efisiensi ekonomi tenaga kerja, pupuk kandang dan pupuk Phonska lebih dari satu, artinya kombinasi penggunaan faktor produksi yang berupa tenaga kerja, pupuk kandang dan pupuk Phonska pada usahatani commit to user 62 jagung varietas Bisi-2 di Kabupaten Bantul belum mencapai tingkat efisiensi ekonomi tertinggi.

E. Pembahasan