Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

commit to user 47 telah dipipil. Sebagian besar petani di daerah penelitian melakukan pengeringan setelah jagung dipipil. Pengeringan dilakukan dengan menjemur jagung dibawah sinar matahari langsung sampai kadarnya 14. Ciri jagung pipilan yang berkadar 14 adalah jika dijatukan ke lantai, biji tersebut menimbulkan bunyi yang nyaring atau gemerisik, hal ini menandakan bahwa bijinya sudah sangat keras. Jagung yang telah dipipil dan kering siap untuk dijual.

B. Hasil Penelitian

1. Identitas Petani Sampel Identitas petani sampel merupakan gambaran umum mengenai kondisi pribadi petani sebagai pelaku usahatani. Identitas petani sampel dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Identitas Petani Sampel Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Mei-Agustus 2010 di Kabupaten Bantul No. Identitas Petani Keterangan

1. 2.

3. 4. 5. 6. 7. Jumlah petani sampel orang Rata-rata umur th Pendidikan a. SD orang b. SLTP orang c. SLTA orang d. Akademi orang Rata-rata jumlah anggota keluarga orang Rata-rata jumlah anggota keluarga yang aktif di usahatani orang Rata-rata luas lahan garapan Ha Rata-rata pengalaman berusahatani th 30 52,50 14 7 8 1 4 2 0,12 8,03 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 4 Dari Tabel 10 dapat diketahui bahwa rata-rata umur petani jagung varietas Bisi-2 adalah 52,5 tahun, dan dari 30 responden 24 orang 80 responden termasuk dalam usia produktif 15-64 tahun. Pada usia yang demikian, petani lebih bisa berpikir rasional dan secara fisik mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam penanganan usahatani sehingga dapat mendukung kemajuan usahataninya. Berdasarkan tingkat pendidikan petani sampel terlihat bahwa petani jagung varietas Bisi-2 di Kabupaten Bantul telah memiliki kesadaran akan commit to user 48 pentingnya pendidikan meskipun sebagian besar hanya tamat Sekolah Dasar. Keseluruhan responden aktif dalam kelompok tani yang tergabung dalam kelompok tani “Tani Rukun”. Selain pendidikan formal, petani responden tersebut memperoleh pendidikan non formal dari berbagai kegiatan kelompok tani maupun penyuluhan dari PPL dan Dinas Pertanian yang rutin diadakan. Pada musim tanam Mei-Agustus 2010, Dinas Pertanian Kabupaten Bantul mengadakan program Sekolah Lapang Usahatani Jagung. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan pendamping program intensifikasi jagung yang telah dicanangkan sebelumnya. Upaya- upaya tersebut dilakukan dalam rangka keikutsertaan kelompok tani “Tani Rukun ” sebagai perwakilan Kabupaten Bantul dalam kejuaraan intensifikasi jagung tingkat nasional. Pendidikan non formal ini juga bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan petani sehingga dapat menunjang kemajuan usahataninya. Selain itu, adanya kelompok tani sangat membantu petani dalam memperoleh sarana produksi karena kelompok tani juga sebagai penyalur saprodi bagi petani. Jumlah anggota keluarga petani rata-rata adalah 4 orang. Dari 4 orang ini, hanya 2 orang yang aktif dalam usahatani. Anggota keluarga yang aktif dalam usahatani adalah ayah dan ibu, sedangkan sebagian besar anak petani bekerja sebagai buruh maupun wiraswasta di dalam dan luar kota. Sedikitnya anggota keluarga yang aktif dalam usahatani menyebabkan petani memerlukan tambahan tenaga kerja dari luar keluarga untuk melaksanakan usahataninya. Rata-rata luas lahan garapan petani adalah 0,12 Ha. Dalam satu tahun petani hanya menaman jagung satu kali yaitu pada musim tanam ketiga bulan Mei-Agustus dengan pola pergiliran tanam padi – padi – jagung. Usahatani jagung dengan varietas bisi-2 sudah dilakukan petani kurang lebih 8,03 tahun yang lalu. Petani mengenal jagung varietas Bisi-2 sekitar tahun 1998 atau tiga tahun setelah dilepasnya varietas ini pada tahun 1995. commit to user 49 2. Penggunaan Sarana Produksi dan Tenaga Kerja Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 a. Penggunaan Sarana Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 Macam dan jumlah sarana produksi yang digunakan dalam usahatani akan menentukan hasil yang diperoleh, oleh karena itu kombinasi dalam penggunaan sarana produksi harus tepat untuk memperoleh hasil yang maksimal. Pada usahatani jagung varietas Bisi-2, rata-rata sarana produksi yang digunakan dapat dilihat dari Tabel 11. Tabel 11. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi Pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Mei-Agustus 2010 di Kabupaten Bantul No. Sarana Produksi Per Usahatani Per Hektar Rekomendasi Penggunaan Per Hektar

1. 2.

3. 4. Benih kg Pupuk Kandang kg Pupuk Urea kg Pupuk Phonska kg 1,78 578,33 36,70 18,93 14,86 4.819,44 305,83 157,78 15,00 3.000,00 300,00 300,00 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 5 Berdasarkan data pada Tabel 11 sarana produksi yang digunakan dalam usahatani jagung varietas Bisi-2 antara lain benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska. Benih dibeli oleh petani dalam bentuk kemasan 1 kilogram sehingga untuk 1 usahatani petani harus menyediakan 2 bungkus benih jagung Bisi-2. Pupuk kandang yang digunakan petani berasal dari kotoran ternak yang mereka usahakan. Sedangkan pupuk urea dan Phonska yang digunakan petani adalah pupuk subsidi dari pemerintah yang disalurkan melalui kelompok tani ”Tani Rukun”. Sarana produksi benih dan pupuk phonska yang digunakan oleh petani di daerah penelitian masih kurang dari rekomendasi yang dianjurkan oleh PPL setempat. Sedangkan pupuk kandang dan pupuk urea yang digunakan petani telah melebihi rekomendasi yang dianjurkan oleh PPL. commit to user 50 b. Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 Faktor produksi tenaga kerja sangat penting dalam menunjang keberhasilan suatu usahatani. Rata-rata penggunaan tenaga kerja dalam usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kabupaten Bantul dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Mei-Agustus 2010 di Kabupaten Bantul No. Keterangan TKD HKP TKL HKP Jumlah HKP Per UT Per Ha Per UT Per Ha Per UT Per Ha

1. 2.

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Pengolahan tanah Penanaman Pemupukan Pemeliharaan Pengendalian hama dan penyakit Pengairan Pemanenan Pengangkutan Pemipilan Pengeringan 2,69 1,78 3,62 0,79 0,27 0,78 3,24 1,36 3,56 4,43 22,42 14,83 30,17 6,58 2,25 6,50 26,99 11,33 29,67 36,92 0,50 0,82 0,20 0,00 0,00 0,10 0,19 0,00 0,00 0,00 4,17 6,83 1,67 0,00 0,00 0,83 1,58 0,00 0,00 0,00 3,19 2,6 3,82 0,79 0,27 0,88 3,43 1,36 3,56 4,43 26,59 21,66 31,84 6,58 2,25 7,33 28,57 11,33 29,67 36,92 JUMLAH 22,52 187,66 1,81 15,08 24,33 202,74 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 6 Keterangan: TKD : Tenaga Kerja DalamKeluarga TKL : Tenaga Kerja Luar HKP : Hari Kerja Pria UT : Usahatani Berdasarkan Tabel 12, rata-rata penggunaan tenaga kerja pada usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kabupaten Bantul adalah sebesar 24,33 HKP per usahatani atau 202,74 HKPHa. Penggunaan tenaga kerja ini terdiri dari 187,66 HKPHa tenaga kerja dalam, dan 15,08 HKPHa tenaga kerja dari luar. Kegiatan pengeringan membutuhkan paling banyak tenaga kerja. Hal ini dikarenakan proses pengeringan dengan cara menjemur jagung pipilan membutuhkan waktu yang cukup lama. Jika hari cerah, proses pengeringan jagung pipilan hanya membutuhkan waktu 2 hari dengan lama penyinaran 8 jamhari. Namun saat MT Mei-Agustus 2010 merupakan musim hujan, sehingga proses pengeringan jagung pipilan membutuhkan waktu yang lebih commit to user 51 lama, yaitu antara 4 – 5 hari. Kegiatan pengeringan ini membutuhkan 36,92 HKPHa. Kegiatan pengolahan tanah berupa pencangkulan dilakukan oleh tenaga pria, sedangkan penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit, pengairan, pengangkutan, pemanenan, dan pengeringan dapat dilakukan baik tenaga kerja pria maupun wanita. Kegiatan pengendalian hama dan penyakit membutuhkan tenaga kerja paling sedikit karena jarang terjadi serangan hama dan penyakit. Hama yang pernah menyerang tanaman jagung Bisi-2 yang diusahakan petani adalah ulat daun, sedangkan penyakit yang pernah menyerang adalah busuk akar dan busuk batang. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara manual ketika terjadi serangan, sehingga hanya membutuhkan 2,25 HKP saja. Tenaga kerja untuk kegiatan ini dipenuhi dari tenaga kerja keluarga. 3. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 a. Biaya Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 Konsep biaya yang digunakan dalam analisis ini adalah biaya mengusahakan. 1. Biaya Sarana Produksi Macam sarana produksi serta besar biayanya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Rata-rata Biaya Sarana Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Mei-Agustus 2010 di Kabupaten Bantul No Macam Sarana Produksi Biaya Per Usahatani Rp Biaya Per Hektar Rp 1. Benih 8.916,67 74.305,56 3. Pupuk Urea 62.390,00 519.916,67 4. Pupuk Phonska 39.760,00 331.333,33 JUMLAH 111.066,67 925.555,56 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 5 Berdasarkan Tabel 13 rata-rata biaya sarana produksi pada usahatani jagung varietas Bisi-2 adalah Rp.925.555,56HaMT. commit to user 52 Biaya sarana produksi yang terbesar adalah untuk pengadaan pupuk urea sebesar Rp. 519.916,67HaMT. Biaya sarana produksi yang terkecil adalah untuk pengadaan benih sebesar Rp.74.305,26HaMT. Sarana produksi pupuk kandang tidak diperhitungkan dalam biaya sarana produksi karena pupuk kandang tersebut dihasilkan sendiri oleh petani dari kotoran ternak yang mereka usahakan, yaitu kotoran ayam dan sapi. 2. Biaya Tenaga Kerja Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani jagung varietas Bisi-2 terdiri dari tenaga kerja dari dalam keluarga dan tenaga kerja dari luar. Rata-rata biaya penggunaan tenaga kerja pada usahatani jagung varietas Bisi-2 dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Mei-Agustus 2010 di Kabupaten Bantul No. Keterangan Per Usahatani Rp Per Hektar Rp 1. Pengolahan tanah 95.700,00 797.700,00 2. Penanaman 78.000,00 649.800,00 3. Pemupukan 114.600,00 955.200,00 4. Pemeliharaan 23.700,00 197.400,00 5. Pengendalian hama dan penyakit 8.100,00 67.500,00 6. Pengairan 26.400,00 219.900,00 7. Pemanenan 102.900,00 857.100,00 8. Pengangkutan 40.800,00 339.900,00 9. Pemipilan 106.800,00 890.100,00 10. Pengeringan 132.900,00 1.107.600,00 JUMLAH 729.900,00 6.082.200,00 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 6 Upah per hari kerja pada usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kabupaten Bantul ini sebesar Rp.30.000,00 untuk tenaga kerja pria, dan Rp.25.000,00 untuk tenaga kerja wanita. Oleh karena itu commit to user 53 perbandingan tenaga kerja pria dibandingkan tenaga kerja wanita adalah 6 : 5. Total biaya tenaga kerja yang digunakan adalah sebesar Rp.6.082.200,00HaMT, kegiatan pengeringan merupakan komponen yang membutuhkan biaya paling besar yaitu rata-rata sebesar Rp.1.107.600,00HaMT untuk 36,92 HKP. Biaya tenaga kerja paling sedikit dikeluarkan untuk pemberantasan hama dan penyakit yaitu sebesar Rp.67.500,00HaMT untuk 2,25 HKP. 3. Biaya Lain-lain Komponen biaya lain-lain yang dikeluarkan petani pada usahatani jagung Bisi-2 dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Rata-rata Biaya Lain-lain pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Mei-Agustus 2010 di Kabupaten Bantul No. Macam biaya Per Usahatani Rp Per Hektar Rp 1. Biaya penyusutan alat 9.555,56 79.629,63 2. Biaya pajak tanah 1.613,33 13.444,44 3. Biaya selamatan 13.333,33 111.111,11 4. Biaya angkut panen 5.235,33 43.627,71 JUMLAH 29.737,55 247.812,89 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 9 Biaya lain-lain yang dikeluarkan petani adalah sebesar Rp.247.812,89HaMT. Biaya lain-lain ini terdiri dari biaya penyusutan alat Rp.79.629,63HaMT dengan alat yang digunakan berupa cangkul dan sabit, pajak tanah Rp.13.444,44HaMT. Biaya selamatan Rp.111.111,11HaMT, biaya pengangkutan hasil panen Rp.79.861,11HaMT, yaitu biaya yang dikeluarkan petani untuk membeli bensin untuk sepeda motor yang digunakan sebagai alat pengangkutan. 4. Biaya Total Biaya total yang dikeluarkan dalam usahatani jagung varietas Bisi-2 dapat dilihat pada Tabel 16. commit to user 54 Tabel 16. Rata-rata Biaya Total Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Mei-Agustus 2010 di Kabupaten Bantul No. Macam biaya Per Usahatani Rp Per Hektar Rp 1. Biaya Saprodi 111.066,67 925.555,56 2. Biaya Tenaga Kerja 729.900,00 6.082.200,00 3. Biaya Lain-lain 29.737,55 247.812,89 JUMLAH 870.704,22 7.255.568,45 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 9 Biaya usahatani jagung varietas Bisi-2 secara garis besar terdiri dari biaya pengadaan sarana produksi yaitu sebesar Rp. 925.555,56HaMT, biaya untuk membayar upah tenaga kerja Rp.6.082.200,00HaMT, dan pengeluaran untuk biaya lain-lain sebesar Rp. 247.812,89HaMT. Jadi, biaya total yang dikeluarkan petani dalam mengusahakan jagung varietas Bisi-2 adalah sebesar Rp.7.255.568,45HaMT. b. Penerimaan Total Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 Penerimaan total merupakan hasil perkalian dari produksi usahatani dengan harga per satuan. Rata-rata penerimaan total usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kabupaten Bantul dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Rata-rata Penerimaan Total Usahatani Jagung Varietas Bisi- 2 MT Mei-Agustus 2010 di Kabupaten Bantul No. Keterangan Per Usahatani Per Hektar 1. Produksi kg 815,00 6.791,67 2. Harga Produksi Rpkg 2.500,00 2.500,00 3. Penerimaan Rp 2.037.500,00 16.979.166,67 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 10 Produksi jagung yang diperoleh petani adalah 6.791,67 kgHa, dengan harga jagung per kilogramnya Rp.2.500,00, sehingga diperoleh penerimaan total petani pada usahatani jagung varietas Bisi-2 sebesar Rp.16.979.166,67HaMT. commit to user 55 c. Pendapatan Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 Rata-rata pendapatan petani dari hasil usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kabupaten Bantul dapat dilihat dari Tabel 18. Tabel 18. Rata-rata Pendapatan Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Mei-Agustus 2010 di Kabupaten Bantul No. Keterangan Per Usahatani Rp Per Hektar Rp 1. Penerimaan usahatani 2.037.500,00 16.979.166,67 2. Biaya usahatani 870.704,22 7.255.568,45 3. Pendapatan usahatani 1.166.795,78 9.723.598,22 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 10 Rata-rata penerimaan usahatani jagung varietas Bisi-2 sebesar Rp.16.979.166,67HaMT dengan biaya sebesar Rp. 7.255.568,45Ha MT sehingga diperoleh rata-rata pendapatan usahatani jagung varietas Bisi-2 sebesar Rp. 9.723.598,22HaMT.

C. Analisis Regresi Fungsi Produksi Cobb-Douglas