[puluh] menjadi [muluh], pada data 20. [payah] menjadi [maya], pada data 23. [putri] menjadi [muuliii], pada data 25. [sepuluh] menjadi [emuluu], pada data
28. [bapak] menjadi [maa.maa].
4.2.1.2 Bunyi Apiko Dental
Bunyi apiko dental adalah bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan ujung lidah apeks dan gigi dentum. Bunyi yang termasuk apiko dental adalah Bunyi
[t] dan [d]. Bunyi apiko dental plosif bersuara [d] akan selalu bertukar menjadi bunyi lamino alveolar nasal bersuara [n]. Contohnya pada data 7. [duduk]
menjadi [nu..huk], pada data 22. [sudah] menjadi [uuu..naaa], pada data 29. [tidur] menjadi [hii..null]. Bunyi apiko dental plosif tidak bersuara [t] akan selalu
berrtukar menjadi bunyi faringal afrikatif tidak bersuara [h]. Contohnya pada data 8. [tiga] menjadi [hiii..haaaa], pada data 24. [tiga] menjadi [hiaa], pada data
29. [tidur] menjadi [hii..nuul] bunyi apiko dental plosif tidak bersuara [t] juga akan selalu bertukar dengan bunyi lamino alveolar nasal bersuara [n]. Contohnya
pada data 9. [tujuh] menjadi [nuju], pada data 9. [tahun] menjadi [naun], pada data 20. [tidur] menjadi [nidur].
4.2.1.3 Bunyi Lamino Alveolar
Bunyi lamino alveolar adalah bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan ujung lidah apeks dan gusi alveolum atas. Adapun yang termasuk bunyi
lamino alveolar adalah [s]. [z], [l], [r] ,[n] yang termasuk bunyi bersuara adalah [z], [l], [r], [n]. Bunyi lamino alveolar lateral bersuara [l] akan selalu bertukar
menjadi bunyi faringal tidak bersuara [h]. Contohnya pada data 1. [lima] menjadi [hi..ma], pada data 3. [lima] menjadi [hii..maa], pada data 4. [lima]
Universitas Sumatera Utara
menjadi [hii..ma], pada data 24. [lima] menjadi [hii..ma]. Bunyi lamino alveolar lateral bersuara [l] juga selalu bertukar menjadi bunyi lamino alveolar nasal
bersuara [n]. Contohnya pada data 17. [lima] menjadi [nima], pada data 18. [lima] menjadi [nima].
Bunyi lamino alveolar frikatif tidak bersuara [s] selalu bertukar menjadi bunyi lamino alveolar nasal bersuara [n]. Contohnya pada data 13. [suka]
menjadi [nuka], pada data 14. [nasi] menjadi [nani], pada data 15. [insya allah] menjadi [inna..ala], pada data 21. [ngaisah] menjadi [aa..iina]. Bunyi
lamino alveolar frikatif tidak bersuara [s] selalu bertukar dengan bunyi lamino alveolar nasal bersuara [n] karena kedua bunyi tersebut masih berada pada satu
daerah artikulasi yaitu sama-sama berada pada daerah alveolar. Bunyi lamino alveolar tril bersuara [r] akan selalu bertukar menjadi bunyi
lamino alveolar lateral bersuara [l]. Contohnya pada data 16. [kadir] menjadi [ngadil], pada data 23. [putri] menjadi [muu..liii], pada data 25. [hari] menjadi
[alii], pada data 29. tidur menjadi [hii..nul]. Bunyi lamino alveolar tril bersuara [r] juga bertukar dengan bunyi lamino alveolar nasal bersuara [n]. Contohnya
pada data 11. [hari] menjadi [ani]. Bunyi lamino alveolar tril bersuara [r] akan selalu bertukar dengan bunyi [l] dan [n] karena kedua bunyi konsonan tersebut
masih satu daerah artikulasi yaitu sama-sama berada di daerah alveolar.
4.2.1.4 Bunyi Lamino Palatal