BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Bunyi ujaran yang dihasilkan penderita stroke terkesan tidak jelas dan terputus-putus. Menurut Blumstein ada empat secara umum gangguan bunyi
ujaran yang sering muncul dalam ujaran penderita stroke yaitu gangguan subtitusi pertukaran bunyi ujaran, pelesapan bunyi ujaran, penambahan bunyi ujaran, dan
gangguan berbahasa metatetis salah urut bunyi ujaran. Ujaran penderita secara keseluruhan mengalami gangguan di awal kata, di tengah kata dan juga di akhir
kata. Dari ketiga informan yang diteliti gangguan bunyi ujaran yang sering muncul adalah gangguan berbahasa subtitusi, pelesapan bunyi ujaran , gangguan
penambahan bunyi ujaran dan metatetis. Khususnya pada gangguan penambahan bunyi ujaran dan metatesis ada dijumpai tetapi sedikit ditemukan hanya satu kata
saja pada data 30. [Hemmaat] dan pada data 10. [ana..nasa]. Bunyi ujaran penderita yang selalu mengalami gangguan adalah bunyi [b],
[p], [m] [, [t], [d], [s], [l], [r], [n], [j], [y], [k], [g], [ ᵑ], [h], sedangkan untuk bunyi
ujaran [w], [z], [x], [f], [q] tidak ditemukan dalam ujaran ke tiga informan yang diteliti. Bunyi yang selalu bertukar adalah [nima], bunyi yang selalu lesap adalah
[nuju], bunyi yang selalu bertambah [hemmaat], bunyi yang selalu salah urut adalah [ana nasa]. Bunyi ujaran vokal dapat diujarkan penderita dengan sangat
jelas dan tidak mengalami gangguan.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa skripsi yang berjudul “Gangguan Bunyi Ujaran pada Penderita Stroke
Afasia Broca Kajian Neurolinguistik” masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Peneliti juga mengharapkan masukan dari
pembaca yang sifatnya membangun skripsi ini agar menjadi lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Semoga Penelitian ini dapat memberikan manfaat serta
menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi pembaca khususnya bagi penulis tentang gangguan berbahasa akibat gangguan pada otak sehingga mengakibatkan
stroke. Otak manusia memiliki peranan yang paling terpenting dalam
mengujarkan bunyi bahasa, berpikir serta mengontrol anggota tubuh sehingga manusia tersebut mampu berinteraksi baik dengan masyrakat yang berada di
sekitarnya. Apabila otak sudah mangalami gangguan maka akan menimbulkan masalah pada ujaran dan memahami hal ini tergantung pada otak mana yang
mengalami gangguan. Untuk itu, marilah kita menjaga otak kita dengan sebaik mungkin agar kita dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA