a. Bunyi tinggi, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara posisi lidah meninggi
mendakati langit-langit keras. Caranya rahang bawah merapat dengan rahang atas. Misalnya,[i] pada [kita], [u] pada [hantu].
b. Bunyi agak tinggi sedang, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara posisi
lidah meninggi, sehingga agak mendekati langit-langit keras. Caranya, rahang bawah agak merapat ke rahang atas. Misalnya, [e] pada kata [lele], [o] pada [soto].
c. Bunyi rendah, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara posisi lidah merendah
sehingga menjauh dari langit-langit keras. Caranya, rahang bawah diturunkan sejauh- jauhnya dari rahang atas. Misalnya, [a] pada [bata], [a] pada [armada].
Dilihat dari maju mundurnya lidah, bunyi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a. Bunyi depan, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara bagian depan lidah ntuk
dinaikkan. Misalnya, [i], [e] b.
Bunyi tengah, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara lidah merata tidak ada bagian lidah yang dinaikkan. Misalnya, [
ₔ]
, [a]. c.
Bunyi belakang, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara bagian belakang lidah dinaikkan. Misalnya, [u], [o].
Dilihat dari bentuk bibir, bunyi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: a.
Bunyi bulat, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara posisi bibir berbentuk bulat. Misalnya, [u], [o].
b. Bunyi tidak bulat, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara posisi bibir merata
atau tidak bulat. Misalnya, [i], [e], [a].
2.2.5 Bunyi Konsonan Bahasa Indonesia
Universitas Sumatera Utara
Bunyi konsonan adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru mendapatkan hambatan atau halangan. Jumlah bunyi konsonan ada dua
puluh satu yaitu [ b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z ].
Diagram Konsonan
Daerah artikulasi
Cara artikulasi
Bila bial
La bio
den tal
Apiko dental
Lamino alveolar
Lamino palatal
Dorso velar
faringal Glo- tal
Plosif tb b
p b
t d
k g
?
Afrikatif tb b
c j
h
Frikatif tb b
f v
s z
x
Lateral b l
Tril b r
Nasal b b
m n
ᵑ
Semivokal b b
w y
Verhaar 2008:48.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan daerah artikulasinya bunyi konsonan meliputi: a.
Bunyi Bilabial adalah bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan bibir labium bawah dan bibir labium atas. Caranya, bibir bawah menyentuh bibir atas.
b. Bunyi labio dental adalah bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan bibir bawah
labium dan gigi dentum atas. Caranya, bibir bawah menyentuh gigi atas. c.
Bunyi apiko dental adalah bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan ujung lidah apeks dan gigi dentum atas. Caranya, ujung lidah sebagai artikulator
menyentuh gigi atas titik artikulasi. d.
Bunyi Lamino alveolar adalah bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan ujung lidah apeks dan gusi alveolum atas. Caranya, ujung lidang sebagai titik
artikulasi menyentuh gusi atas. e.
Bunyi lamino palatal adalah bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan pangkal lidah lamina dan langit-langit keras palatum. Caranya, tengah lidah sebagai
artikulator menyentuh langit-langit keras. f.
Bunyi dorso velar adalah bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan pangkal lidah dorsum dan anak tekak uvula. Caranya, pangkal lidah sebagai artikulator
menyentuh anak tekak. g.
Bunyi faringal adalah bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan pangkal lidah dorsum dan langit-langit lunak velum. Caranya, pangkal lidah sebagai
artikulator menyentuh langit-langit lunak. h.
Bunyi glotal adalah bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan lubang atau celah glotis. Caranya, pita suara merapat sedemikian rupa sehingga menutup glotis.
Menurut Chaer 1994:118 cara artikulasi bunyi konsonan meliputi:
Universitas Sumatera Utara
a. Bunyi plosif hambat atau letupan adalah artikulator menutup sepenuhnya
aliran udara sehingga udara terhambat di tempat penutupan tersebut. Kemudian penutupan itu dibuka secara tiba-tiba sehingga menyebabkan letupan, yang
termasuk konsonan letupan antara lain bunyi [p, b, t, d, k, g]. b.
Bunyi afrikatif paduan adalah artikulator aktif menghambat sepenuhnya aliran udara lalu membentuk celah sempit dengan artikulator pasif. Contoh
bunyi konsonan afrikatif yaitu [c, j, h]. c.
Bunyi frikatif geseran adalah artikulator aktif mendekati artikulator pasif, dengan membentuk celah sempit sehingga udara yang lewat mendapat
gangguan di celah tersebut . Contoh bunyi konsonan frikatif geseran yaitu bunyi [f], [s], [z].
d. Bunyi lateral sampingan adalah artikulator aktif menghambat aliran udara
pada bagian tengah mulut lalu membiarkan udara keluar melalui samping lidah. Contoh bunyi lateral yaitu [l].
e. Bunyi tril getaran adalah artikulator aktif melakukan kontak beruntun
dengan artikulator pasif sehingga getaran bunyi terjadi secara berulang-ulang. Contoh bunyi tril yaitu [r].
f. Bunyi nasal sengauan adalah artikulator menghambat sepenuhnya aliran
udara melalui mulut, tetapi membiarkannya keluar melalui rongga hidung dengan bebas. Contoh bunyi nasal yaitu [m], [n], [
ᵑ]. g.
Bunyi semi vokal hampiran atau aproksiman adalah artikulator aktif dan pasif membentuk ruang yang mendekati posisi terbuka seperti dalam
pembentukan vokal. Contoh bunyi semi vokal yaitu [w] dan [y].
Universitas Sumatera Utara
Fonologi merupakan bagian dari linguistik yang mengkaji bunyi. Gangguan berbahasa juga dapat dianalisis dengan kajian fonologi, analisis
gangguan berbahasa dapat dikaji dari segi bunyi yang dihasilkan seorang yang mengalami gangguan berbahasa akibat stroke.
2.3 Tinjauan Pustaka